Persepsi masyarakat terhadap perawat dipengaruhi oleh sikap dan kinerja pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh perawat. Kurangnya penerapan nilai-nilai-nilai profesionalisme, etika, dan moral dalam keperawatan merupakan salah satu penyebab kurangnya kepuasan masyarakat terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan.Â
Oleh karena itu, dapat muncul pandangan bahwa sebagian besar perawat tidak melakukan tugasnya dengan baik dan masyarakat memandang perawat hanya bekerja sebagai "pembantu dokter" saja.
Praktik dan pelayanan keperawatan berpaku kepada nilai-nilai profesionalisme, etika, dan moral yang di mana seluruh nilai tersebut saling berkesinambungan dan tecermin dalam kode etik perawat.Â
Hubungan nilai-nilai tersebut dapat dilihat dari nilai-nilai profesionalisme yang dapat membantu perawat dalam memenuhi dan menjalani standar etika serta mempertahankan kewajiban moral dalam rangka mengikuti standar organisasi dan tidak melanggar prinsip-prinsip etika (Kouatly et al., 2021, dalam Gassas & Salem, 2022).Â
Selain itu, Weis & Schank (2009, dalam Poorchangizi et al., 2019) bahwa kode etik menjelaskan terkait praktik profesi keperawatan, kualitas perawatan profesional, dan norma-norma profesional. Perlu dipahami juga bahwa setiap profesi tenaga kesehatan berpegang teguh kepada nilai-nilai etik, termasuk perawat.
 Etika dalam setiap profesi diuraikan dalam kode etik yang berdasar kepada martabat dan hak manusia (yang memiliki sikap menerima) dan kepercayaan dari profesi (Lintang, 2021).Â
Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa kode etik setiap profesi tenaga kesehatan berbeda-beda, namun tetap bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan pasien dan perkembangan profesinya. Dengan demikian, perawat memiliki beberapa pedoman dan peran yang berbeda dengan dokter sehingga sebutan peran perawat sebagai "pembantu dokter" sangatlah tidak tepat untuk digunakan.
Faktor yang mempengaruhi kurangnya sikap profesional seorang perawat dapat berupa faktor internal dan eksternal, seperti usia, pendidikan, pengalaman, nilai-nilai individu, dan iklim kerja. Berdasarkan usia, semakin bertambah usia, maka semakin tinggi pula nilai-nilai profesional seseorang (Poorchangizi et al., 2019; Arries, 2020, dalam Gassas & Salem, 2022).Â
Maka dari itu, dapat dipahami bahwa perawat muda berpotensi menjunjung nilai profesional yang kurang dibandingkan perawat seniornya. Lalu, tingkat pendidikan perawat juga dapat mampu mengubah tingkat nilai-nilai profesional (Gassas & Salem, 2022).Â
Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Ghonem & Abdrabou (2021, dalam Gassas & Salem, 2022), menunjukkan perbedaan nilai-nilai perawat dengan tingkat pendidikannya di mana perawat dengan tingkat pendidikan sarjana menunjukkan tingkat nilai yang lebih tinggi dibandingkan yang berpendidikan diploma.Â
Oleh karena itu, perawat yang bekerja di rumah sakit dengan tingkat pendidikan diploma rentan untuk tidak menunjukkan sikap profesional dalam menjalankan kerjanya. Selain itu, pengalaman kerja perawat juga berpengaruh besar terhadap pembentukan dan pengembangan nilai-nilai profesional.Â
Berdasarkan studi yang dilakukan, perawat dengan pengalaman bertahun-tahun menunjukkan nilai-nilai profesional yang lebih kuat (Erkus & Dinc, 2018; Poorchangizi et al., 2017; Monroe, 2019, dalam Gassas & Salem, 2022). Untuk nilai-nilai individu, dapat berpengaruh secara signifikan dalam perkembangan nilai-nilai profesionalisme karena merupakan pandangan dasar seseorang mengenai apa yang dapat diterima, moral, hak, dan hal yang baik diserta pandangan terkait ketertarikan, aspirasi, dan keinginan seseorang (Rokeach, 1973, dalam Gassas & Salem, 2022).Â
Sementara itu, iklim kerja dapat mempengaruhi profesionalisme perawat di mana iklim yang positif dapat meningkatkan kepatuhan seseorang terhadap prinsip-prinsip etika dan komitmen organisasional (Khazani et al, 2013, dalam Tehranineshat, 2020).
Dengan memahami dan menyadari pentingnya nilai-nilai etik dan moral yang dicerminkan dalam nilai-nilai profesionalisme dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, perawat mampu meningkatkan kinerjanya, termasuk dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien.Â
Pernyataan tersebut didukung dengan pendapat yang menyatakan bahwa implementasi nilai-nilai profesionalisme dalam praktik keperawatan dapat meningkatkan kualitas perawatan klien, kepuasan terhadap profesi perawat, retensi dalam keperawatan serta komitmen terhadap organisasi (Dehghani et al., 2015; Bang et al., 2011, dalam Poorchangizi et al., 2017).Â
Kim et al. (2015, dalam Poorchangizi et al., 2017) juga menjelaskan bahwa sumber perawat untuk meningkatkan kompetensi etiknya di lingkungan layanan kesehatan dan menghadapi masalah etik pada masa kini. Selain itu, perawat yang menjalankan kerjanya secara maksimal dalam memberikan pelayanan keperawatan yang berkualitas terjadi jika sistem pelaksanaan asuhan keperawatan yang dilakukan mendukung praktik keperawatan profesional sesuai standar (Wahyuni, 2007, dalam Prihandhani & Gandari, 2019).
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa nilai-nilai profesionalisme dalam keperawatan tidak lepas dari nilai-nilai etika dan moral. Pengetahuan dan pemahaman terhadap nilai-nilai etika, moral, dan profesionalisme tidak cukup untuk dimiliki oleh seorang perawat.Â
Kesadaran akan pentingnya nilai-nilai tersebut juga perlu ditingkatkan karena nilai-nilai tersebut sendiri mampu menunjukkan profesi perawat yang sebenarnya kepada masyarakat dan dapat menjadi solusi untuk masalah yang dihadapi oleh perawat.Â
Kurangnya kesadaran tersebut dan sistem kerja yang mendukung merupakan kunci alasan stigma negatif terhadap perawat masih ada di kalangan masyarakat. Maka dari itu, perawat maupun calon perawat profesional perlu meningkatkan citra perawat dengan mengembangkan kompetensi profesional.Â
Modifikasi lingkungan kerja perawat, meningkatkan harapan sosial dan profesional perawat untuk generasi berikutnya, mengubah daya tanggap kelembagaan fakultas, dan memperkuat in-service education juga mampu mengembangkan profesionalisme keperawatan apabila ditinjau dari faktor eksternalnya (Solomon, 2015, dikutip dalam Abate et al., 2021).
Referensi
Abate, H. K., Abate, A. T., Tezera, Z. B., Tesgera Beshah, D., Agegnehu, C. D., Getnet, M. A., Yazew, B. G., Alemu, M. T., Mekonenn, C. K., Kassahun, C. W. (2021). The magnitude of perceived professionalism and its associated factors among nurses in Public Referral Hospitals of West Amhara, Ethiopia. Nursing: Research and Reviews, 11, 21-30
https://doi.org/10.2147/NRR.S328749.
Gassas, R., & Salem, O. (2022). Factors affecting nurses' professional values: A comprehensive integrative review. Nurse Education Today, 118, 105515. https://remote-lib.ui.ac.id:2075/10.1016/j.nedt.2022.105515.
Lintang, K. (2021). Tanggung jawab hukum perawat praktik mandiri terhadap kerugian pasien. Jurnal Suara Hukum, 3(2), 300-326.
Poorchangizi, B., Borhani, F., Abbaszadeh, A., Mirzaee, M., & Farokhzadian, J. (2019). The importance of professional values from nursing students' perspective. BMC Nursing, 18(26). https://doi.org/10.1186/s12912-019-0351-1.
Poorchangizi, B., Farokhzadian, J., Abbaszadeh, A., Mirzaee, M., & Borhani, F. (2017). The importance of professional values from clinical nurses' perspective in hospitals of a medical university in Iran. BMC medical ethics, 18(1), 20. https://doi.org/10.1186/s12910-017-0178-9.
Tehranineshat, B., Torabizadeh, C., & Bijani, M. (2020). A study of the relationship between professional values and ethical climate and nurses' professional quality of life in Iran. International Journal of Nursing Sciences, 7(3), 313-319. https://doi.org/10.1016/j.ijnss.2020.06.001.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H