Freya terus mantengin Youtube melihat video klip Will. Dia tidak hentinya menelusuri wajah dan tubuh Will. Dia tidak menyangka sampai detik ini jika orang inilah yang kemarin berlaku sangat aneh padanya. Apa mungkin Freya terlalu berlebihan pada perlakuan Will? Apakah sebenarnya Will hanya ingin berbaik hati padanya?
Sisa malam itu,"Okay. Jangan terlalu baper kalo gitu Freya. Santai. Mari kita lihat, dia bisa berlaku apa." Dan dia menutup laptopnya.
Malam itu dia dikirimi screenshoot oleh Jessica tentang postingan di Instagram Will (karena Freya tidak punya Instagram). Di screenshoot itu, Jessica menunjukkan sepotong bagian video klip dan ada tulisan 'Mama Is Out Now'. Freya hanya membalas dengan emoticon senyum. Jessica membalas agar cepat tidur, besok mereka kuliah pagi. Dan baru kali ini Freya menyadari pentingnya melupakan itu semua dan yang dia inginkan hanyalah ingin segera cepat beristirahat.
Besok paginya, ketika sudah di kampus, Freya meminta Jessica jangan menyangkut-nyangkutkan Will lagi, biarlah waktu yang akan menjawab.
"Kita bukan siapa-siapa baginya. Terutama sekarang ketika dia sudah dikenal dunia. Wajar kalau dia tidak peduli ke kita lagi. Memangnya kita siapa?? Yeah, maybe aku terlalu terbawa perasaan. Anggap saja dia kemarin hanya sekadar berbaik hati saja." Freya tersenyum.
Jessica mengerti dan dia mengiyakan Freya. Maka mereka berjalan ke kelas. Ketika sebelum sampai di gedung jurusan mereka, dua orang yang ditemui Freya kemarin, yang ditanyai apakah single baru Jonas sudah keluar, mereka kembali duduk di tempat yang sama dan kembali menatap laptop yang sama. Mereka sangat seru berdiskusi.
Ketika lewat, sempat tertangkap telinga Freya dan Jessica kata-kata seperti...
"Kita ke sana saja nanti siang. Kita gak ada kelas kan nanti. Kita pokoknya harus ke sana." Kata salah satunya yang berambut panjang.
"Tapi bandara lumayan jauh. Siapa tau kita sudah ketinggalan dia. Siapa yang tau dia ternyata sudah datang beberapa jam sebelumnya?" Kata salah satu yang berambut pendek agak khawatir.
"Kata Anna pesawatnya landing jam dua siang nanti. Aku ingin lihat William seperti apa sekarang. Dia benar-benar keren..." Kata cewek berambut panjang sambil tersipu malu.
Serentak langkah kaki Freya berhenti. Dia menoleh ke arah dua cewek itu. Jessica juga ikut menoleh. Namun apa yang ingin dikatakan Freya sudah terwakilkan oleh Jessica.
"Eh... Maaf, kalian tadi bilang William? William Singe maksud kalian?" Tanya Jessica.
"Oh iya. Dia datang dari Amerika nanti siang. Pesawatnya landing jam 2. Aku berencana akan ke sana minta foto dan tanda tangannya. Karena dia keren banget..." Katanya lagi dengan lebih ekspresif.
"Oh okay... Thank you atas informasinya." Dan Jessica menarik Freya menjauh.
Jessica terus menarik Freya yang lemas sambil terus berkata, "Katanya dia masih agak lama di Amerika... Katanya akan bikin coveran lagu lagi..." Tapi tak dihiraukan Jessica. Sampai mereka berdua sudah sampai di kelas. Mereka memilih duduk paling belakang agar tidak banyak yang mencuri dengar.
Setelah mereka sudah duduk, Jessica seperti berpikir keras, dan dia menatap Freya dengan pandangan berapi-api.
"Kita ke sana nanti. Ke bandara." Katanya sambil menaikkan alis dan pandangan yang teguh.
Freya hanya menatapnya dengan ekspresi tak bisa percaya yang parah.
"What????" Hanya itu yang sanggup keluar dari mulut Freya.
"Ini bisa jadi pembuktianmu Freya. Kalau dia masih ingat kamu, nanti dia akan menghampirimu. Kalau gak ingat, yasudah. Kamu bisa liat sendiri nanti. Berarti kebaikannya selama ini gak berarti." Jessica berkata seakan ini sesuatu yang sangat penting.
Freya menimbang-nimbang sejenak sambil melihat Jessica. Dia sejauh ini adalah satu-satunya orang yang mengerti Freya apa adanya tanpa melebih-lebihkan atau dikurangi. Kali ini dia akan mengikuti rencana gilanya.
"Okay." Kata Freya lemah.
Dan selesai sudah diskusi kali itu. Mereka mengikuti pelajaran dengan tidak tenang. Menunggu saat siang ketika mereka akan berangkat ke bandara.
Siang itu pukul 11 mereka berangkat ke bandara.
"Jess, tapi bandara lumayan jauh. Kamu gak papa sejauh ini?" Tentunya Jessica tak masalah dengan keuangan karena dia dari keluarga berada, tapi Freya benar-benar tidak enak, karena ini adalah murni urusan dia dengan Will. Bukan dengan Jessica.
"It's okay. Kamu pikirkan saja kamu mau berkata apa jika nanti dia ingat kamu." Jessica tertawa sembari menyetir.
"Aku... Aku mungkin akan bilang maaf lagi dan menyuruh dia melupakan itu semua." Kata Freya. Dan Jessica tertawa.
"Oh My God Freya... Taruhan gak, dia akan bilang jika dia gak akan mempermasalahkan hal itu lagi." kata Jessica percaya diri.
Jam 1 mereka sudah bisa masuk area kedatangan mancanegara. Jalanan sangat macet dan nyari parkir susah. Lagian masih kurang 1 jam lagi dari jadwal kedatangan pesawat. Mereka melihat jadwal di bandara kedatangan dari Los Angeles, menunjukkan pukul 13.55 waktu setempat. Masih lama sebenarnya.
Ketika 15 menit pertama mereka di situ, sudah ada 2 orang yang datang ke dekat mereka dengan membawa kamera. Salah satunya memakai rompi papparazzi. Lima belas menit kedua datang lebih banyak wartawan lagi. Lama kelamaan semakin banyak wartawan di area itu.
"Jess... Apa mereka semua sedang menunggu Will?" Tanya Freya. Jessica hanya mengangkat bahu.
Sepuluh menit dari waktu kedatangan pesawat Will, teman-teman Freya satu kampus (walaupun tidak tau namanya tapi Freya pernah lihat), juga datang ke sana sambil ribut sekali dengan membawa bulpen serta beberapa buku, ada juga yang baju. Setelah ditanya temannya yang lain, dia menunjukkan kaos itu yang bergambar Will. Benar dugaan Freya nahwa mereka datang untuk menyambut Will.
"Oh no... Oh no... Oh no..." Kata Freya sambil menyembunyikan wajahnya saat beberapa ada yang datang menghampirinya karena pernah saling lihat di kampus.
"Hai..." Sapa salah seorang dari mereka. Freya tidak tau namanya. Dia menghindari percakapan.
"Hai. " Jessica yang membalas.
"Kalian datang untuk menunggu William Singe?" Tanyanya lagi.
Serentak Freya menjawab tidak dan Jessica menjawan iya. Cewek itu tertawa. Namun dia sepertinya terlihat lebih mempercayai Jessica.
"It's okay. Kita bisa beramai-ramai menunggu dia. Ayo kita ke sana kumpul dengan yang lain." Ajaknya sambil menunjuk teman-temannya yang lain.
"Thanks. Tapi kami mau di sini saja." Kata Freya dengan bersungut-sungut. Cewek itu agak tersinggung dan kemudian pergi. Jessica hanya menggeleng-gelengkan kepala ketika tau reaksi sahabatnya itu.
Tak lama kemudian ada pengumuman kedatangan pesawat dari Los Angeles. Freya semakin berdebar tak karuan. Semoga saja dia tidak dikenali Will. Dia sudah ingin pulang rasanya sekarang.
"Freya... Ayo kita ke sana. Nanti kita bisa liat dia. Kalau di sini sedikit tidak bisa kelihatan." Ajak Jessica.
Freya sangat tertekan. Dia hanya duduk diam dan tidak bisa bergerak.
"Gak usah Jess, disini saja..." Rayu Freya.
Namun telat, Jessica sudah menariknya hingga berdiri dan berlari menghampiri para wartawan dan cewek-cewek penggemar Will yang sekarang berderet menanti Will di gerbang kedatangan mancanegara.
Freya menarik tangan Jessica saat mereka sudah hampir dekat ke kerumunan.
"Sudah, kita di sini saja. Jangan dekat-dekat." Dan akhirnya mereka menunggu di sana.
Beberapa menit kemudian, Freya sudah tidak berani lagi menatap pintu kedatangan karena hatinya sudah campur aduk. Antara ingin bertemu Will tapi dia juga tidak berani menatap wajahnya. Perasaan itu begitu menekannya sampai dia berulang kali menarik nafas panjang untuk menenangkan degub jantungnya.
Dan terjadilah...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H