Hasil yang dia dapatkan membuat matanya kabur.
Ada begitu banyak tulisan di sana. Ada begitu banyak link tentangnya. Freya mulai gemetar. Jantungnya berdegup keras.
Dia memilih link pertama, yaitu Wikipedia. Dia membaca biografinya di Wikipedia. Sedetik dia tidak mengira dia membaca halaman yang benar. Lalu dia beralih ke halaman gambar. Dan dia tersentak.
Dia... Dia adalah cowok yang ditemuinya empat kali itu. Dia yang kemarin membawakannya Donuts. Dia... Dia... Dia adalah penyanyi. Dia adalah artis. Dia adalah orang terkenal.
Freya seakan lemas. Ini tidak mungkin. Tidak mungkin...
Dia melihat lagi halaman gambar. Dia mulai menggigiti kukunya karena semakin panik. Dia melihat foto-foto itu. Semua foto Will di internet tidak memakai topi. Dia selalu menunjukkan rambutnya yang panjang dan dikuncir di atas. Rambut panjangnya blonde bagian atas, bergaya seperti under-cut yang sudah memanjang. Dia menyembunyikan dirinya yang cute dalam balutan gaya free kekinian. Dia ganteng apapun gayanya.
Dia menelusuri terus ke bawah. Will mempunyai piercing di hidung dan di telinga. Satu cincin kecil di hidung sebelah kanan, sedangkan sebelah kiri dia menanam permata. Telinga kirinya ada dua anting dan telinga kanan satu anting. Dia sering memakai kacamata saat live di panggung. Dan tattonya lumayan banyak. Terutama di bagian tangan. Pantas saja Freya tidak melihatnya satupun karena dia memakai bomber sampai pergelangan tangannya.
Will mempunyai tatto besar bermotif api di lengan kirinya yang atas. Dari pundak sampai siku. Kemudian masih di tangannya yang kiri, Freya seperti melihat ada anak panah dan beberapa tulisan di pergelangan tangannya. Tatto di tangan kanannya agak sedikit dan cenderung berukuran kecil-kecil. Ada seperti motif api melingkar di bawah siku kanannya, lalu tulisan lagi di nadinya, dan tulisan kecil di jari-jari tangannya. Freya tidak memperhatikan detail ini karena ketika bertemu dengan Will, dia banyak menyembunyikan pandangan. Dia terlalu ganteng. Freya tidak bisa mengontrol hatinya.
Dari Wikipedia dia tau bahwa Will mengawali karir sebagai finalis X-Factor. Selanjutnya dia tergabung di boyband yang diberi nama The Collective. Kemudian dia memilih solo karir dan bernyanyi dengan banyak penyanyi Australia. Baik penyanyi terkenal atau penyanyi indie. Aktivitasnya sampai saat ini adalah pengcover lagu, yang sukses di banyak digital platform seperti SoundCloud, Spotify, dan Youtube. Karena kesuksesannya di Youtube jugalah yang membuatnya tahun kemarin mendapatkan tur keliling dunia untuk memperkenalkan dirinya.
Dia banyak berkolaborasi dengan pengcover lagu lain dari Amerika dan dari Inggris. Dia merekam perjalanan keliling dunianya menjadi 10 episode dan mengunggahnya di channelnya di Youtube yang sekarang sudah mencapai 2,7 juta subscriber.
Freya selesai membaca Wikipedia tentang Will dan dia menutup mukanya. Semua fakta mengejutkan ini... Menghantamnya bagai meteor yang jatuh ke bumi. Bagaimana dia bisa terlibat hal seperti ini dengan orang macam Will?
Dia mencapai tingkat kepanikan puncak dalam dirinya dan dia akhirnya menelfon Jessica. Agak lama Jessica mengangkat telfonnya. Ketika diangkat suaranya mengantuk.
"Ada apa kamu telfon malam-malam?" Tanya Jessica di seberang. Freya sampai lupa bahwa dia search tentang Will sampai pukul 11 malam.
"Kamu nggak bilang bahwa orang yang aku temui itu adalah artis. Penyanyi. Padahal kamu pasti tau dia." Kata Freya menghakimi.
"Hah? Orang yang kamu temui? Siapa?" Tanya Jessica masih mengantuk dan agak sewot.
"Orang yang aku tabrak dua kali. Yang kemarin bawa donat ke aku. Will."
"Oh... Will. Kenapa emang?" Tanya Jessica santai sambil sedikit tertawa.
"Kamu pasti tau dia Jess. Dia adalah penyanyi Australia kan? Dia artis. Will. William Singe." Kata Freya bersikeras.
"William Singe? William Singe? Ya... Memang dia penyanyi Australia. Kenapa??" Tanya Jessica santai.
Freya menghembuskan nafas frustasi. Entah kenapa Jessica masih belum connect juga. Namun lambat laun dia paham.
"Tunggu!! Maksud kamu, Will yang kamu temui itu... William Singe? William Singe yang itu?? Hah??" Tanya Jessica tak percaya. Freya bisa membayangkan Jessica langsung terbangun duduk sekarang.
"Jesss... Bukannya aku sudah bilang ke kamu kalau nama lengkapnya William Singe??" Tanya Freya jengkel. "Tapi kenapa kamu nggak bilangi aku kalau dia itu artis??"
"Hei... Kamu nggak bilang nama lengkapnya dia siapa. Kamu cuma bilang Will. Just Will."
"Oh ya?? Apakah aku belum bilang nama lengkapnya?" Tanya Freya balik.
Jessica bernafas tak sabar.
"Eh... Tapi yang bener?? William Singe yang itu? Ah... Kamu pasti bercanda." Tawa Jessica.
"Aku pusing Jess sekarang. Gimana bisa aku terlibat hal kayak gini dengan orang macam dia. Harusnya dari awal aku sudah mengenali kalau dia bukan orang biasa. Maksudku, dari penampilan dia saja sudah kelihatan. Dan tadi Pak Fred frustasi ke aku karena aku belum mengenal Will yang sesungguhnya. Mangkannya aku cari info sekarang." Kilah Freya.
Jessica menghembuskam nafas di seberang. Tampak sama tidak percayanya.
"Tapi... Kalaupun benar dia adalah William Singe yang itu, bagaimana bisa seorang Will rela mengenal orang macam kita?" Tanya Jessica. "Maksudku, aku tau kamu cantik dan baik. Mungkin saja dia ingin mengenalmu lebih dari pertemuan ajaib kalian. Tapi... Apa dia nggak takut kita akan macam-macam ke dia? Dia kan artis. Apa dia juga nggak takut akan pemberitaan media?"
Freya tak bisa mencerna semua ini dengan mudah. Dia masih diliputi kekagetan. Bagaimana bisa dia berurusan dengan seorang artis macam Will...
"Aku hanya menyayangkan sikapku yang nggak baik ke dia Jess. Bagaimana bisa aku menabraknya dua kali dan nggak cukup minta maaf. Sungguh ceroboh sekali aku ini." Ratap Freya.
"Hei... Kenapa kamu masih aja menghebohkan sikapmu yang itu? Menurutku Will nggak keberatan dengan pertemuan kalian. Malah justru karena pertemuan kalian yang nggak biasa itu yang menyebabkan dia tertarik padamu. Bayangkan, dia sampai rela ke asramamu hanya untuk memberimu donat. Dan lihatlah bagaimana dia berusaha untuk nggak ketahuan." Kata Jessica.
"Oh iya, aku ingat, sebenarnya orang yang aku temui di depan asrama Indonesia kemarin adalah Will. Aku seperti mengenal dia. Tapi aku lupa di mana. Dia sedang bertanya ke resepsionis. Kelihatan jika dia belum pernah ke situ. Sekarang aku bisa tau bahwa itu Will. Dia menyamar lumayan sulit, Freya. Dia sudah hampir bisa dikenali dengan bergaya seperti itu." Kata Jessica panjang lebar meneruskan.
"Aku nggak tau Jess. Apa yang harus aku perbuat sekarang? Aku sangat malu. Kamu tau kan jika berada di posisiku? Aku malah justru semakin nggak enak kalau dia semakin baik denganku."
"Kamu ini kenapa malah khawatir? Tadi aku yang khawatir karena kamu makan pemberian orang asing. Sekarang sudah jelas tau dia siapa, kamu malah yang ganti khawatir."
"Aku bukan khawatir karena donatnya. Aku tau jika dia nggak mungkin meracuniku. Tapi aku takut dengan dia. Dia Jess..."
Jessica menarik nafas di seberang.
"Begini saja. Katanya dia ada kerjaan kan di Amerika? Kita tunggu saja. Nanti pasti akan keluar beritanya di salah satu media Australia. Nanti kita pasti tau dia sedang apa dan kapan bisa pulang. Kalau pulang, kita temui dia. Apakah dia masih ingat denganmu. Jika ingat, selesai masalah. Dia ingin berkenalan denganmu. Tapi kamu harus bisa menerima dia sebagai Will biasa. Just Will. Karena dia sudah berkorban untuk bisa mengenalmu secara biasa. Lihatlah penyamaran dia selama ini. Dan bagaimana dia bekerjasama dengan Fred. Kamu harus bisa menghargainya." Kata Jessica.
"Tapi kalau dia nggak mau mengenalku lagi?" Tanya Freya.
"Kalau begitu ya... Kita urus saja nanti. Toh kamu nggak rugi apa-apa kan."
"Tapi aku tetap harus minta maaf lagi padanya!" Sergah Freya.
"Okay okay... Kita liat nanti. Sekarang sebaiknya kamu istirahat dulu. Hatimu sedang kacau. Istirahatlah. Besok kita masih kuliah." Kata Jessica.
Maka Freya berterima kasih dan menutup telfonnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H