Mohon tunggu...
Anindya Citra
Anindya Citra Mohon Tunggu... Lainnya - Cuma Rakyat Biasa

Hanya seseorang yang senang membaca dan menulis, dan (kadang-kadang) berkhayal.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Summer Vibes Episode 11. Ide Fred

11 Juni 2024   16:06 Diperbarui: 13 Juni 2024   19:25 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: [Instagram] William Singe

"Kamu datangi dia saja di asramanya, bawakan sesuatu. Dia cukup menghargai dan mengingatmu sampai kamu kembali lagi ke sini dari Amerika. Dia orang baik, dia nggak akan melewatkan kebaikan seseorang Will." Saran Fred.

Will memikirkannya sejenak. Benar juga. Tidak ada salahnya menemui dia di asramanya.

"Tapi btw, aku nggak tau asramanya di mana."

"Ah, itu sih gampang. Kamu masih ingat kompleks asrama St. Augustine kan? Di sana dibangun cukup banyak asrama lagi sekarang. Dan sekarang mereka lebih terkondisikan. Mahasiswa dari Indonesia sekarang jadi 1 asrama. Carilah, tanyakan orang yang ada di sana." Kata Fred.

Will mempertimbangkan sejenak saran ini. Dan dia memutuskan untuk menerimanya. Cukup melihat wajah Freya saja sudah memberikan semangatnya ke Amerika untuk tiga minggu mendatang.

"Okay, aku akan ke sana." Will segera akan balik ke mobilnya ketika Fred mencegah.

"Tunggu!! Sebenarnya... Liana sudah tau apa belum kamu ini siapa?" Tanya Fred menyelidik.

Ini adalah pertanyaan Will beserta sahabatnya juga. Freya sepertinya belum tau Will siapa.

"Sepertinya dia nggak tau aku siapa. Tapi malah justru karena itu aku ingin kenal dengan dia. Dia mau berkenalan denganku bukan karena aku adalah seorang artis. Tapi aku adalah Will. Just Will." Will memberikan alasan yang bisa dipikirkannya selama ini.

"Baiklah kalau begitu. Dia polos dan baik. Dia nggak akan punya niat jelek padamu Will. Kejarlah dia." Fred menyarankan. Will mengambil kunci mobilnya dan dia memberikan beberapa lembar dolar ke tangan Fred.

"Thanks. Ambil kembaliannya." Dan Will pergi.

Fred menghembuskan nafas berat sambil tersenyum. Kisah ini akan indah. Dia yakin.

Freya dan Jessica sedang asyik membaca buku catatan mereka ketika HP Jessica berbunyi. Jessica tidak menghiraukan pada awalnya namun HPnya terus berbunyi. Akhirnya dia mengangkatnya. Rupanya telfon dari mamanya.

"Jessica?" Panggil suara di seberang.

"Iya... Ada apa? Maaf Ma aku nggak bisa bicara hal lain dulu, aku lagi sibuk." Kata Jessica sebal.

"Haduh kamu ini. Sibuk apaan sih. Palingan kamu sibuk nonton film. Iya kan? Kamu lagi di bioskop? Sama siapa? Sama Freya?" Tanya mamanya. Jessica dan Freya memang hobi nonton film.

"Enggak Ma... Ini aku sama Freya lagi belajar di asrama Freya. Besok ada kuis mata kuliah sulit." Kata Jessica.

"Ah yasudah kalau begitu, kebetulan sekali kamu di dekat apartemenmu. Kamu pulang bentar ya, cekkan apa kartu debit Mama ada padamu? Ini Mama cari-cari kok gak ada ya? Masa ketinggalan di tas kamu yang warna putih? Kan kapan hari kamu pas pulang, tasnya Mama pake. Tolong kamu cekkan ya. Kalau ada, minggu ini kamu pulang." Kata mamanya cepat di seberang.

"Hah?? Haduh Mama ini... Aku lagi sibuk Ma... Bisa nggak nanti malem aja?" Tanya Jessica.

"Nggak bisa sayang. Ini di rumah nggak ada soalnya kartunya. Kamu harus cek sekarang ya. Lima belas menit lagi, Mama telfon kamu lagi." Dan mamanya menutup telfonnya.

Jessica menggeram sambil melemparkan HPnya ke kasur Freya.

"Yaudah nggak apa-apa kamu pulang dulu Jess. Itu lebih penting kan. Nanti malam kamu bisa belajar lagi. Atau besok pagi kita berangkat agak pagian, biar bisa belajar lagi di kampus." Kata Freya. Jessica bergerak sambil membereskan buku-bukunya.

"Yaudah besok pagi aku jemput, kita berangkat bareng ke kampus." Kata Jessica masih agak sebal.

"Iya... Hati-hati di jalan." Kata Freya menghibur.

"Bye."

"Bye."

Dan Jessica keluar kamar sambil menutup pintu. Freya membereskan sisa bungkus pizza dan membuangnya di tempat sampah, membereskan gelas-gelas kotor yang tadi dipakai minum teh. Dan dia ingin rehat sejenak sambil liat TV. Dia jarang liat TV karena listriknya dibatasi. Dia lebih memilih mengalokasikan listriknya untuk alat rumah tangga yang lain seperti microwave dan magic com.

Sementara itu Jessica berjalan cepat sambil sedikit uring-uringan keluar dari kompleks asrama Indonesia. Di jalan dia melihat ada cowok memakai jaket dan topi sedang bertanya pada resepsionis di depan asrama. Kelihatan sekali jika dia mencari alamat seseorang. Setelah resepsionis menjawab, dia berjalan ke arah Jessica datang.

Dia keren dan ganteng, tinggi dan besar. Dan wajahnya sepertinya Jessica kenal. Tapi di mana ya... Seperti mirip seseorang. Ah ya sudahlah, mungkin dia pernah melihatnya di kampus saja. Maka dia masuk mobilnya dan dia pergi.

Freya baru saja menyalakan televisinya ketika ada ketukan di pintu.

"Pasti Jessica, mencari barangnya yang ketinggalan." Pikir Freya. "Tapi kenapa dia ngetuk pintu segala? Biasanya dia langsung masuk." Freya berfikir demikian sambil berjalan membuka pintu. Dan ketika dia membuka pintu, dia kaget bukan kepalang.

"Hai." Sapa Will di depan pintu sambil tersenyum.

"Oh... Hai." Jawab Freya gelagapan. Bagaimana mungkin manusia ini bisa ada di sini sekarang?

"Apakah aku mengganggu waktumu?" Tanya Will.

Freya masih tertegun namun dia memaksa diri menjawab.

"Oh... Enggak." Karena kemunculan seseorang ini juga merupakan berkah baginya dan juga pertanyaan yang tidak ada hentinya.

"Emmm... Bagaimana kamu bisa tau asramaku?" Tanya Freya lagi.

Will tersenyum sesaat dan berkata.

"Kamu nggak bilang kalau kamu cuti hari ini." Katanya.

Oh ini sudah menjelaskan semuanya. Will pastilah datang ke kafe Fred dan ingin bertemu dengannya, namun Fred berkata bahwa dia ingin cuti hari ini. Freya hanya tersenyum dan menundukkan kepalanya.

"It's okay, aku juga nggak bilang kalau akan ke kafe hari ini. Untung saja Fred menunjukkan alamatmu, jadi aku bisa ke sini. Ini, aku mau ngasihkan ini." Kata dia.

Dia memberi bungkusan yang sedari tadi di pegangnya. Freya menerimanya. Setelah diterima dia baru tau bahwa itu bungkusan Donuts. Apakah Will ingin mengingatkan kejadian mereka?

"Makanlah selagi hangat. Aku tau musim dingin kali ini sedikit panjang. Tapi aku yakin kamu bisa melaluinya dengan baik. Jangan sisakan sampai aku pulang kembali ke sini nanti ya." Katanya.

Dan Freya agak sedikit kesulitan mencerna kalimat Will dengan bau donat yang menguar di pelukannya.

"Ketika kembali ke sini? Memangnya kamu akan kemana?" Tanya Freya.

Will tersenyum dan menatapnya cukup lama. Membuat Freya jadi sedikit salah tingkah. Setelah berdiri cukup dekat seperti sekarang, Freya menyadari bahwa Will lumayan tinggi. Freya sedikit di atas bahunya. Maybe dia 180 cm.

"Aku akan ada sedikit kerjaan di Amerika. Aku akan pulang lagi sekitar 2-3 minggu lagi. Dan ketika aku pulang, aku akan mengecek apakah donat ini masih ada atau sudah habis." Dia menggoda Freya sambil tertawa.

"Okay... Aku akan habiskan ini." Kata Freya sambil tersenyum.

Dan dia berjanji dalam hati terlepas ini adalah pemberian dari orang yang belum begitu dikenalnya kecuali momen saat mereka tabrakan dua kali, dia akan menghabiskan itu karena Donuts ini sangat enak dan dia lapar.

"Baiklah kalau begitu, aku pamit dulu. Jaga diri baik-baik ya. Semoga kuis besok sukses." Dia tersenyum dan pergi.

"Thanks." Jawab Freya.

"Sama-sama." Kata Will sambil berjalan pergi.

Freya masih tidak bisa mempercayai ini. Orang asing ini menemuinya di asramanya? Hanya untuk memberinya makanan? Bahkan dia belum tau namanya siapa. Freya bagai disambar petir dan serentak dia memanggil.

"Hei!!"

Will sudah berjalan agak jauh ketika dia menoleh. Freya berlari mendekati. Cepat sekali dia berjalannya.

"Emmm... Aku minta maaf sikapku padamu kurang sopan kemarin." Kata Freya. Namun Will sudah bisa menebak ke arah mana ucapan Freya. Dia tertawa.

"Sudah lah, jangan minta maaf terus. Kita berdua mungkin saja memang ditakdirkan bertemu dengan cara yang unik seperti itu. Aku sama sekali nggak menyalahkanmu." Katanya.

Freya hanya terseyum dan berkata.

"Baiklah, aku akan lebih berhati-hati sekarang." Freya memberanikan diri berkata. "Bolehkah aku tau namamu?" Tanyanya sambil mengulurkan tangan.

Will agak terkesiap namun dia cepat mengubah mimik wajahnya. Dia agak geli sambil menjabat tangan Freya.

"William Singe. But just call me Will." kata Will. Mereka lalu melepas jabatannya.

"Okay Will. Terima kasih donatnya ya."

Dan Will tersenyum.

"Baiklah, aku balik dulu ya Freya."

Dia sudah bisa menyebut nama Freya sekarang. Freya agak geli karena aksennya masih kaku namun dia tau dia berusaha untuk bisa mengejanya dengan baik.

"Okay. Hati-hati di jalan." Dan Will pergi.

Freya kembali ke kamarnya dengan perasaan masih tidak percaya. Dia niat sekali sampai datang ke asramanya hanya untuk memberinya donat dan berkata ingin bertemu sebelum dia pergi kerja. Jadi dia sudah bekerja, dia bukan senior kuliah seperti yang dia sangka sebelumnya. Freya membayangkan ini sambil tersenyum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun