"Liana? Jadi itu namanya?" Terdengar aneh bagi Will. Namun Fred menjawab keingin tahuan Will sebelum dia bertanya.
"Ya, Liana. Begitulah aku memanggilnya. Dia agak 'beda' kan. Dia bukan asli dari sini. Dia dari Indonesia." Jelas Fred.
"Oh I see..." Will sekarang paham.
"Lihatlah dia. Cantik khas, kulit eksotis, dan dia sangat baik dan juga humble." Fred menjelaskan dengan gaya seakan bapak sedang memamerkan anaknya. Will masih mendengarkan.
"Dia salah satu pegawai andalanku. Dia bisa bekerja dengan tanggung jawab walaupun dia masih muda dan masih mahasiswa."
"Memang dia semester berapa sekarang? Dia mahasiswi sini juga kan?" Sini yang dimaksud Will adalah kampus St. Augustine.
"Ya, dia mahasiswi sini Will. Dia sekarang semester 4, tahun keduanya. Dia bekerja padaku sudah 6 bulan ini. Dan dia gak pernah bikin masalah. Dia gak banyak bicara namun pekerjaannya selesai. Dia juga gak malu harus bekerja part time seperti ini."
"Oh... Aku juga gak akan malu kalau jadi dia." Bela Will.
"Ya, tapi kamu gak merasakan apa yang dia rasakan. Dia bukan mahasiswa asli sini. Uang sakunya pas-pasan dan dia harus memenuhi kebutuhannya di sini. Indonesia negara hangat, dan dia agak kesulitan jika musim dingin berkepanjangan seperti sekarang. Tapi sedetikpun dia tidak pernah mengeluh."
Kenapa Fred bisa begitu saja menceritakan cewek itu seakan sengaja ingin memberi Will informasi ini? Ini adalah hal yang sangat diinginkan Will. Maka dia meneruskan pertanyaannya. Cewek itu sudah pindah ke bagian kafe yang lain.
"Jurusan apa dia? Apa kamu tau?"