Mohon tunggu...
Anindya Citra
Anindya Citra Mohon Tunggu... Lainnya - Cuma Rakyat Biasa

Hanya seseorang yang senang membaca dan menulis, dan (kadang-kadang) berkhayal.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Summer Vibes Episode 6. Awal Mula

26 Mei 2024   23:39 Diperbarui: 31 Mei 2024   23:05 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: [Instagram] William Singe

Freya masih memikirkan cowok yang ditemuinya tadi di toilet. Atau lebih tepatnya ditabraknya. Dia ganteng, sangat ganteng. Wajahnya cute namun tegas. Hidungnya sangat mancung dan ada bekas piercing yang dilepas. Matanya tajam, alisnya tebal, dan bibirnya indah. Tingginya rata-rata pemuda Australia namun badannya besar, sepertinya dia sering olahraga. Dan suaranya berat teratur seperti penyanyi. Dia memakai topi yang menutupi rambutnya, tapi Freya bisa melihat ada sedikit rambut pirang menyembul dari bagian belakang topinya. Dan dia memakai jaket tebal, yah... Tidak mengherankan di saat dingin seperti ini.

"Siapa ya kira-kira dia? Aku seperti pernah melihatnya. Tapi di mana..." Pikir Freya.

"Ah sudahlah, mungkin aku hanya membayangkannya saja." Lalu dia pergi tidur.

Sementara itu, William, Julian, Ricky, dan Sam bermain basket dua lawan dua. Will dengan Ricky dan Julian dengan Sam. Ricky parah namun Will bagus, dan Julian cukup bagus sedangkan Sam juga lumayan parah. Mereka sering mengatai seharusnya Sam tidak mempunyai usaha arena olahraga jika dia tidak bisa bermain olahraga. Namun Sam menjawab bahwa karena usaha ini dia jadi bersemangat untuk olahraga.

Ketika sudah cukup malam, dengan keringat keluar dari tubuh empat orang itu, mereka memutuskan rehat sejenak.

"Bagaimana perasaanmu sekarang Will? Menjadi terkenal dan macam-macam?" Tanya Sam. Mereka sedang duduk dan minum isotonik bersama-sama.

"Oh terkadang aku merindukan diriku yang dulu Sam. Kamu tau kan, aku bisa bebas kemana saja tanpa aku harus menyamar. Aku bisa menyewa lapangan dengan semua teman-temanku tanpa kamu harus mensterilkan area ini dulu selama sejam sebelumnya. Tentunya ini sangat merepotkan bagimu dan kamu bisa saja rugi karena aku." Will melemparkan botol minumannya ke tempat sampah dan Sam tertawa.

"Sudahlah, jangan berfikir seperti itu, ini adalah apa yang bisa aku lakukan untuk orang sepertimu Will. Kamu sangat membutuhkan hal ini kan. Yah, kamu punya popularitas, kamu punya uang, kamu bisa membeli segalanya. Tapi ini yang gak bisa kamu dapatkan, yaitu kebebasan. Maka aku memberinya cuma-cuma karena kamu temanku dari dulu. Kamu gak melupakanku walaupun kamu sudah terkenal seperti sekarang. Dan begitu juga kalian berdua." Sam menunjuk Julian dan Ricky.

"Yah, memang sekarang aku membatasi Will bertemu dengan semua teman-teman lamanya, karena akan sangat merepotkan juga mereka harus minta tanda tangan dan foto Will di saat kita ingin olahraga. Tidak semua orang-orang itu menginginkan Will, tentu saja. Mereka hanya menginginkan Will yang famous seperti sekarang. Mereka menginginkan cipratan popularitas dan aku gak akan membiarkan mereka seperti itu ke dia, di saat mereka menjudge usaha awal kami di SoundCloud atau di Youtube." Sanggah Julian.

"Ya, kamu benar, orang-orang ya memang sepeti itu lah." Komentar Sam. "Oh iya Will, bagaimana? Kabarnya ada model Aussie yang terang-terangan kagum padamu. Siapa itu namanya? Melissa Jane?"

Mereka bertiga tertawa: Will, Julian, dan Ricky.

"Selalu seperti itu kan. Itu imbas Sam. Dulu ketika aku kolaborasi dengan Hanna Tukki, aku juga digosipkan dengannya, padahal kami memang suka suara satu sama lain. Untung aku gak digosipin dengan Alex, Conor, dan The Collective juga. Hahaha..."

"Yah... Mereka kan laki-laki Will. Publik suka berita yang hangat dan mereka hampir selalu punya bahan. Dan lihatlah bagaimana wawancara Melissa di TV. Dia memujimu habis-habisan. Dia sudah mengontakmu?" Tanya Sam.

"Ya, dia sudah follow IG Will. Aku follback dia." Namun kali ini Julian yang menjawab.

"Kenapa kau yang follback?" Tanya Sam.

"Oh akun Will aku yang pegang selama sudah setahunan ini. Dia gak akan sempat menjawab semua penggemarnya. Dia bisa stress!" Dan mereka semua tertawa.

"Aku gak menganggapnya serius Sam. Banyak cewek di luar sana yang memujiku tapi mereka gak akan memujiku seperti itu jika aku tidak menjadi diriku yang sekarang."

Mereka semua terdiam. Dan kemudian Sam menyela.

"Yah, prinsip yang bagus sobat." Dan kemudian mereka kembali berolahraga sampai tengah malam.

Esoknya Will tidur seharian. Dia sangat malas untuk beraktivitas. Setelah olahraga sampai malam dan mengeluarkan banyak keringat, dia akhirnya bisa tidur nyenyak. Hari itu dia ingin santai, memanjakan diri, dan melakukan apa yang dia mau. Termasuk memikirkan banyak hal di atas tempat tidurnya. Julian dan Ricky juga tidak mengganggunya.

Ketika Will bangun siang hari, dia mencari mereka berdua dan ternyata mereka berdua juga sedang tidur. Maka dia kembali tidur. Esok harinya, dia terbangun kaget karena Ricky meneriakinya sambil membawa smartphonenya.

"Wake up Will! Wake up!! Kamu pikir jam berapa ini? Kita sudah ketinggalan konser!!!"

Dan Will bangun dengan sangat terkejut sampai kepalanya pening. Dia menutup matanya saat dia sadar bahwa dia sudah di Aussie dari seminggu yang lalu. Dasar kecoak Ricky. Ricky masih tertawa terbahak-bahak sambil memegang HPnya.

"It's not funny Ricky. Aku bisa kehilangan darah saking kagetnya." Will mengucek matanya dan kembali roboh ke bantal. "Dan apa itu kamera?" Dia menunjuk HP Ricky.

"Oh ini siaran langsung Instagram. Mereka ingin melihat bagaimana bintangnya sekarang setelah kembali ke Aussie. Say hello to them."

Ricky benar-benar menjengkelkan sekali. Di saat Will sedang kucel karena kemarin dia tidak mandi seharian, si Ricky malah mengadakan live Instagram.

"Oh, hallo everyone. Thank you for watching me. Tidak banyak yang aku lakukan hari-hari ini. Aku hanya ingin menjadi diriku lagi. Perjalanan setahun ini sangat melelahkan namun aku bahagia. Stay tuned di channelku karena aku akan segera punya banyak kejutan bagi kalian. Bye."

Dan Ricky mengakhirinya.

"Bagus sekali ya idemu." Sarkas Will sambil melemparkan bantal ke Ricky. Dan Ricky terbahak-bahak.

"Aku tau kalau kamu akan selalu punya jawaban atas apapun keadaanmu. Jadi lebih baik langsung aku bangunkan saja, akan terkesan real kan dari pada kita harus merencanakannya. Mereka akan tetap menyukaimu walaupun belekmu se Aussie. Wkwkwkwkwkwk..." Dia terbahak sambil pergi meninggalkan kamar Will.

"Belek??? What the...." Will segera lari ke kamar mandi dan menenggelamkan dirinya di situ.

Setelah mandi dan keramas, dia membiarkan rambutnya terurai. Rambutnya berwarna asli coklat, namun semakin lama akan semakin pirang. Jadi dia memanjangkannya, dikepang, dan ditali. Dia kelihatan cocok apapun stylenya karena dia ganteng dan keren. Susah untuk berlaku salah sih kalau sudah dari sononya cocok pakai apapun. Dia semakin kelihatan keren dengan otot yang menonjol dari lengannya, ditambah tatto Maorinya.

Siang itu dia menemui Julian dan Ricky yang sedang main PS di ruang tengah. Mereka sepertinya belum mandi juga. Heran dua anak ini...

"Hei Will. Akhirnya kamu bangun juga." Sapa Julian tanpa berkedip dari layar TV.

"Untuk apa aku bangun?" Will menjawab dengan mengambil roti panggang dari meja. Dia sangat menyukai roti. Setiap makan dia harus selalu ada roti.

"Yah... Apa kamu gak mau melihat perkembangan Rushmu?" Rush adalah original single Will yang barusan dilempar ke pasar.

"Yeah, mari kita cek sekarang." Kata Ricky dan di saat itu juga dia mengalahkan Julian. Julian mengumpat kasar sambil makan roti panggang sedangkan Ricky mengambil laptopnya di kamarnya. Will seperti tidak bersemangat.

Mereka mengecek dan Rush masih nangkring di 60 Hot Billboard 100. Will tidak terkejut karena itu.

"Aku gak akan kaget, karena aku parah dalam berakting. Kalian tau, mungkin saja lagunya enak, tapi orang-orang akan illfeel lihat aktingku. Seharusnya gak usah pakai akting ya..." Will manyun.

"Kau gila?? Ini video klip. Kamu harus bisa berakting Will. Kamu akan jadi penyanyi besar. Kamu harus biasakan itu dari sekarang!" Sanggah Julian.

"Oh My God. Aku gak bisa. Aku gak bisa luwes. Kenapa gak pake peran pengganti aja siihh?"

"Mereka menginginkanmu Will. Mereka rindu kamu. Mereka layak mendapatkan ini semua." Jawab Ricky. Apa yang dikatakan Ricky selalu bisa menentramkan hati Will. Dia sosok yang lebih dewasa dari Julian, dan lebih tidak menjengkelkan.

"Yah baiklah, tutup kembali laptopmu, dan aku ingin kita abaikan Rush sekarang. Bagaimana kalau kita main PS lagi?" Saran Will.

"Oh maaf, aku gak bisa guys." Kata Ricky sambil menutup laptopnya. "Aku ada urusan di luar. Mungkin aku akan pulang agak malam. Bye..." Lalu dia berlari ke kamarnya dan menutupnya. Mungkin akan takut ditanyai kemana perginya dia.

"Hei... Apa yang kecoak itu katakan? Mau pergi keluar katanya?? Mau kemana dia?" Tanya Julian sewot. Namun Will tidak benar-benar menghiraukan. Dia sedang memilih game yang bagus namun semua sudah dia tamatkan.

Lima belas menit kemudian Ricky keluar kamar dan pergi meninggalkan mereka dengan tas kameranya. Mungkin dia akan pergi memotret. Karena dia tipe yang tidak bisa nganggur.

"Bagaimana aku akan memainkan ini lagi? Ini sudah pernah aku tamatkan semuanya Julian." Will sudah mulai bosan main.

"Tenang tenang! Bagaimana kalau kita pergi mencari game baru? Sekalian jalan-jalan sore?" Saran Julian.

"Sounds good!"

Dan mereka segera berganti pakaian. Sepuluh menit kemudian Julian mencari Will dan dia belum siap juga. Ketika dia mengeceknya di kamar, ternyata Will sedang akan menyamar.

"Apa yang kamu lakukan? Kamu akan menyamar lagi?"

"Iyalah. Aku gak mau dikenali." Kata Will. Tapi prosesnya lama sekali sampai Julian bosan dan dia akhirnya memutuskan untuk mencari video game sendiri.

"Kamu lama sekali. Aku pergi sendiri saja."

Dan Will mengumpat keras.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun