"Hei Will. Akhirnya kamu bangun juga." Sapa Julian tanpa berkedip dari layar TV.
"Untuk apa aku bangun?" Will menjawab dengan mengambil roti panggang dari meja. Dia sangat menyukai roti. Setiap makan dia harus selalu ada roti.
"Yah... Apa kamu gak mau melihat perkembangan Rushmu?" Rush adalah original single Will yang barusan dilempar ke pasar.
"Yeah, mari kita cek sekarang." Kata Ricky dan di saat itu juga dia mengalahkan Julian. Julian mengumpat kasar sambil makan roti panggang sedangkan Ricky mengambil laptopnya di kamarnya. Will seperti tidak bersemangat.
Mereka mengecek dan Rush masih nangkring di 60 Hot Billboard 100. Will tidak terkejut karena itu.
"Aku gak akan kaget, karena aku parah dalam berakting. Kalian tau, mungkin saja lagunya enak, tapi orang-orang akan illfeel lihat aktingku. Seharusnya gak usah pakai akting ya..." Will manyun.
"Kau gila?? Ini video klip. Kamu harus bisa berakting Will. Kamu akan jadi penyanyi besar. Kamu harus biasakan itu dari sekarang!" Sanggah Julian.
"Oh My God. Aku gak bisa. Aku gak bisa luwes. Kenapa gak pake peran pengganti aja siihh?"
"Mereka menginginkanmu Will. Mereka rindu kamu. Mereka layak mendapatkan ini semua." Jawab Ricky. Apa yang dikatakan Ricky selalu bisa menentramkan hati Will. Dia sosok yang lebih dewasa dari Julian, dan lebih tidak menjengkelkan.
"Yah baiklah, tutup kembali laptopmu, dan aku ingin kita abaikan Rush sekarang. Bagaimana kalau kita main PS lagi?" Saran Will.
"Oh maaf, aku gak bisa guys." Kata Ricky sambil menutup laptopnya. "Aku ada urusan di luar. Mungkin aku akan pulang agak malam. Bye..." Lalu dia berlari ke kamarnya dan menutupnya. Mungkin akan takut ditanyai kemana perginya dia.