Mohon tunggu...
Anindya C
Anindya C Mohon Tunggu... Mahasiswa - Bukan menulis karena menarik, melainkan menarik karena ditulis

Tulisan representasi diri.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Yuk, Bangga Berbahasa Indonesia!

15 Februari 2023   09:19 Diperbarui: 15 Februari 2023   09:34 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber dokumen Twitter ivanl

Bahasa, representasi bangsa. Bahasa Indonesia identitas warganya.

Apa aspek pertama yang membedakan suatu bangsa? Bahasa, pandangan pertama orang ketika berbicara suatu negara ialah bahasanya.

"Oh Thailand, yang setiap nada beda maknanya itu, ya? Arab?! Mendengar warganya berbicara seperti sedang mengaji, padahal itu sebuah obrolan ringan."

Bukan makanan, tarian, ataupun kesenian yang menjadi sorotan pertama orang-orang terhadap suatu negara, melainkan bahasa apa yang mereka gunakan.

Namun, hal itu pula yang justru menyatukan antara satu bangsa dengan bangsa yang lain. Wajar, bahasa merupakan alat komunikasi paling umum digunakan.

Entah orang asing yang belajar bahasa dari negara tersebut, atau justru dengan menggunakan bahasa internasional.

Bicara soal bahasa internasional, penyebarannya erat kaitannya dengan globalisasi. Globalisasi mengarah pada seolah menjadi satu dunia, tanpa perbedaan jarak dan waktu.

Kemajuan itulah yang menjadikan kemudahan dalam belajar berbahasa asing secara otodidak. Tak perlu pusing-pusing mencari tempat les, atau mencari orang asing yang ingin kita pelajari bahasanya lalu datang ke sana dan bertatap muka secara langsung.

Asalkan internet lancar dan kemauan kuat, pasti akan mahir juga.

Di dunia ini, setidaknya terdapat 7.099 bahasa yang terdaftar secara resmi menurut data artikel Sekretariat Kabinet Republik Indonesia.

Sedangkan, enam di antaranya merupakan bahasa internasional, bahasa-bahasa tersebut ialah Bahasa Inggris, Bahasa Prancis, Bahasa Arab, Bahasa Jerman, Bahasa Spanyol, dan Bahasa Portugis.

Belum lagi menjamurnya bahasa asing dari negara Asia lainnya yang mungkin saja, suatu saat akan dikategorikan sebagai Bahasa Internasional.

Hampir semua sependapat jika berbicara soal bahasa paling famous di dunia ialah Bahasa Inggris. Bahasa yang berasal dari Britania Raya sejak 1500 tahun lalu ini banyak dijadikan sebagai bahasa resmi utama negara-negara di dunia atau setidaknya menjadi salah satu dari bahasa resmi suatu negara.

Menurut data yang didapat, alasannya ialah Bahasa Inggris telah ada sejak lama dan penjajahan oleh Bangsa Eropa yang membuatnya tersebar dan menjamur.

Tak terkecuali sejumlah negara pada Kawasan Asia Tenggara, Bahasa Inggris menyerbu negara-negara rumpun melayu tersebut. Mengambil contoh Singapur dan Malaysia, negara bekas jajahan Inggris tersebut menjadikan Bahasa Melayu sebagai bahasa resmi mereka.

Namun, dalam interview kepada pejalan kaki di salah satu kota di Singapur yang dilakukan oleh salah satu youtuber, banyak dari warganya tidak nyambung menjawab pertanyaan berbahasa melayu. Secara spontan, mereka menjawab dengan menggunakan Bahasa Inggris.

Memang, Bahasa Inggris juga merupakan bahasa resmi di negaranya, tapi bukankah mereka seharusnya mengingat rumpun mereka berasal. 

"Zaman globalisasi begini kalau tidak mahir Bahasa Asing apalagi Bahasa Inggris bisa repot!" Siapa yang bilang untuk jangan berbahasa asing, bukan menutup diri untuk berbahasa selain bahasa resminya, kok!

Bicaralah dengan bahasa tersebut, tapi jangan lupakan bahasa sendiri. Silakan kuasai puluhan bahkan ratusan bahasa tapi jangan lupa bahasa mana kita berasal.

Menilik soal bahasa resmi negara Indonesia, yaitu Bahasa Indonesia, kita patut berbangga. Setidaknya, ketika kita nyasar dan ingin bertanya arah, sembarang orang yang kita tanyai cocok bila berbicara menggunakan Bahasa Indonesia. Artinya, mereka tidak bingung dengan bahasa resmi mereka sendiri.

Belum tentu ketika dua orang yang sedang berdiskusi, mereka berasal dari daerah yang sama. Walau logat melekat, tapi mereka angguk-angguk juga kalau mendengar penutur Bahasa Indonesia dan menjawab dengan baik bila ditanya.

Makanya mengherankan waktu ada gagasan mengenai kebijakan bagi petinggi dari negara Indonesia menggunakan Bahasa Indonesia saat berpidato secara internasional, justru banyak yang memprotes.

Loh, bukannya bagus mengenalkan bahasa anggun kita dalam kancah internasional?

Sekali lagi, bukan berarti close minded karena menghalang-halangi berbahasa asing, hanya saja jangan dilupakan asal muasal dahulu saat kecil mulai bicara.

Tidak peduli mau Bahasa Indonesia versi gaul, versi jaksel yang dicampur dengan sentuhan Inggris, atau Bahasa Indonesia medok, asalkan paham bahwa bahasa resmi dan dasarnya ialah Bahasa Indonesia.

Bicara soal negara paru-paru dunia ini, Indonesia merupakan negara yang 'baik' pada bahasanya. Terdapat beberapa alasan mengapa demikian, antara lain ;

Warga Indonesia Senang Melihat Artis Luar Negeri yang Berkunjung ke Indonesia untuk Mengatakan, "Aku cinta Indonesia",

Sorakan penonton artis dan petinggi asing yang mengatakan itu menandakan bahwa mereka senang bahasa mereka dikenal dan dituturkan oleh idola mereka.

Orang asing yang terkenal itu pun berusaha membuat penonton terpukau dengan kemahirannya mengatakan secuil Bahasa Indonesia dengan logat mereka yang kental.

Sorak akan semakin ramai bila orang asing yang terkenal itu tentu mengatakan ungkapan-ungkapan lain.

Kalau terus dilakukan bagi siapapun yang berkunjung, siapa tahu ungkapan tersebut akan terus melekat bagi mereka sehingga bisa dikenalkan pada lebih banyak orang asing lagi.

Bahasa Indonesia Sarana Orang Asing untuk Terkenal,

Tak jarang ditemukan di media sosial, youtuber dan pemengaruh yang jago dalam berbahasa Indonesia.

Karenanya, ia memiliki pengikut yang banyak dan membuat konten bagaimana ia berbicara Bahasa Indonesia dengan warga sekitar. Terlebih kalau mahir bahasa daerah sekitar, warga akan semakin takjub dan merasa bahwa bahasanya dihargai oleh orang asing.

Meskipun terbilang pansos, tapi baik juga demi mengenalkan bahasa kita kepada orang asing. Karena sesungguhnya, kemudahan tinggal di Indonesia akan lebih terasa bila mahir berbahasa Indonesia.

Berbeda dengan beberapa negara luar yang dalam kesehariannya menggunakan bahasa internasional.

Tes Bahasa Indonesia Menjadi Syarat Kelulusan.

Penggunaan serta penulisan Bahasa Indonesia yang baik dijadikan sebagai syarat kelulusan suatu profesi.

Hal tersebut berarti sebesar itu perhatian warga terhadap bahasanya. Mau tak mau, siapa saja yang ingin lulus harus pandai dasar-dasar Bahasa Indonesia.

Paling tidak, sedari kecil mereka diajarkan mengenai bahasa resmi mereka, kemudian melekat hingga mereka dewasa.

Negara Tetangga Lebih Suka Berbahasa Indonesia

Pada akhir 2022, ramai di Twitter oleh satu cuitan yang menyatakan bahwa banyak pemuda Malaysia yang berbahasa Indonesia. Dampak menjamurnya tren yang dilakukan seleb Indonesia pada media sosial, konten berbahasa Indonesia sering muncul pada sosial media pemuda di sana.

Diketahui fakta tersebut berasal dari Facebook para orang tua yang berbincang dalam kolom komentar postingan Facebook mengenai anak mereka saat berbicara Bahasa Indonesia alih-alih Bahasa Melayu.

"Aku mau pipis." Satu contoh bahasa sehari-hari warga Indonesia yang dipakai sebagai bagian dari keseharian mereka.

Jangan mau kalah, orang luar negeri saja kontan mengatakan ungkapan dalam Bahasa Indonesia. Mana mungkin warganya sendiri malu dan menghindari bahasanya.

Mari berbangga dengan keelokan bahasa resmi, Bahasa Indonesia. Pergilah angan dan cakapmu ke manapun kau mau, tapi jangan lupa pulang pada pertama kali kau menyimbolkan semua ciptaan Tuhan.

Lebih lagi, kenalkan Bahasa Indonesia pada dunia, buktikan bahwa terbang tak lebih buruk daripada fly maupun great yang seindah kata raya.

Dengan begitu, lestarilah bahasa resmi kita, Bahasa Indonesia. Berkelana ke mana pun, bergumam pada diri sendiri tetap dalam Bahasa Indonesia.

Jadi, adakah alasan untuk tak bangga berbahasa resmi sendiri?

Yuk, sama-sama bangga berbicara bahasa resmi kita kepada siapapun dengan baik, orang akan memandang kita berharga karena menghargai Bahasa buatan leluhur kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun