Mohon tunggu...
Anindya PuspaTanjungsari
Anindya PuspaTanjungsari Mohon Tunggu... Dosen - Mahasiswa S3 Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Surabaya

Seorang pengajar yang sedang belajar

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

AI dan Pendidikan : Revolusi Pembelajaran yang Tak Terbendung

2 Januari 2025   14:15 Diperbarui: 2 Januari 2025   14:22 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
AI dan Pendidikan: Revolusi Pembelajaran yang Tak Terbendung. (Sumber foto oleh Anindya Puspa Tanjungsari)

Chatbot berbasis AI, seperti Squirrel AI di Tiongkok, sudah menggantikan sebagian peran tutor manusia. Dengan kemampuan menjawab pertanyaan secara instan dan memberikan saran belajar, chatbot ini membuat pembelajaran lebih fleksibel dan terjangkau. Studi dari McKinsey & Company. (2020). How Education Technology Can Help Us Reimagine Learning menunjukkan bahwa chatbot pendidikan dapat mengurangi biaya pembelajaran hingga 50%, membuka akses bagi siswa di daerah terpencil.

Studi Kasus: AI di Kelas Global

Salah satu contoh sukses penerapan AI adalah program "Century Tech" di Inggris. Platform ini menggunakan AI untuk menganalisis data belajar siswa dan memberikan rekomendasi personal. Hasilnya? Guru memiliki lebih banyak waktu untuk fokus pada pembelajaran interaktif, sementara siswa merasa lebih terlibat dan termotivasi.

Di sisi lain, Khan Academy. (2023). Enhancing Online Learning with AI: Our Partnership with OpenAI. melalui kemitraan dengan OpenAI, menggunakan chatbot berbasis GPT untuk mendukung pembelajaran online. Teknologi ini tidak hanya membantu menjawab pertanyaan siswa, tetapi juga mengajarkan keterampilan berpikir kritis dengan cara yang menarik.

Tantangan dan Masa Depan

Meski menjanjikan, penggunaan AI dalam pendidikan juga menghadapi tantangan. Salah satunya adalah kesenjangan akses teknologi. Tidak semua sekolah atau siswa memiliki infrastruktur memadai untuk memanfaatkan teknologi ini. Selain itu, muncul kekhawatiran tentang privasi data siswa dan potensi ketergantungan berlebihan pada teknologi.

Namun, dengan kebijakan yang tepat, AI dapat menjadi alat yang inklusif. Pemerintah dan lembaga pendidikan perlu berinvestasi dalam infrastruktur digital dan memastikan pelatihan bagi guru untuk menggunakan teknologi ini secara efektif.

Penutup

AI bukan hanya alat; ia adalah mitra dalam menciptakan pendidikan yang lebih inklusif, adaptif, dan relevan. Seiring berkembangnya teknologi, kita perlu bertanya: bagaimana kita bisa memanfaatkan AI untuk tidak hanya mengajar, tetapi juga membangun karakter dan nilai? Mari kita bersama-sama memanfaatkan revolusi ini demi masa depan yang lebih cerah.

Sebagai pembaca, apa pandangan Anda tentang AI dalam pendidikan? Apakah Anda siap menerima perubahan ini? Jika Anda seorang guru, siswa, atau orang tua, mulailah mengeksplorasi bagaimana teknologi ini dapat membantu proses belajar mengajar Anda. Masa depan pendidikan ada di tangan kita --- dan di pikiran cerdas mesin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun