Kawasan SCBD terlihat dapat memenuhi aspek – aspek tersebut, ditambah dengan perluasan trotoar di Jalan Sudirman dan Thamrin di tahun 2016 telah memberikan efek dengan semakin banyaknya pejalan kaki yang diberikan kemudahan karena tidak lagi harus berjalan kaki dengan perasaan waspada karena akan memperebutkan jalan dengan kendaraan bermotor yang berlalu – lalang.
Bahkan saat ini trotoar di kawasan Dukuh Atas dan sekitarnya dijadikan sebagai tempat untuk berkumpul bagi remaja – remaja asal daerah penyangga Ibu Kota DKI Jakarta.
Akses zebra cross yang menggunakan Pedestrian Light Controlled Crossing atau Pelican Crossing membuat masyarakat semakin dimudahkan ketika menyebrang, karena mampu untuk mengontrol lalu lintas kendaraan dengan menekan tombol pada lampu lalu lintas sebelum menyebrang.
Namun mengapa remaja–remaja tersebut rela menempuh jarak yang cukup jauh dari domisilinya hanya untuk sekedar berjalan – jalan di trotoar Ibu Kota Jakarta?
Kebutuhan manusia dalam mengekspresikan dirinya tidak hanya pada di rumah atau tempat tinggal (disebut dengan First Place) dan kantor atau sekolah yang dimaknai sebagai tempat kerja (disebut dengan Second Place).
Namun, itu juga membutuhkan tempat ketiga (Third Place). Pada awal tahun 1980 an di Amerika pertama kali muncul akibat dari perkembangan revolusi industri yang memisahkan antara pemukiman dan kawasan kerja namun tidak tersedianya kawasan rekreasi.
Muncul Tempat Ketiga (Third Place) sebagai langkah dalam menjembatani kehidupan dalam rumah dan aktivitas kerja dengan kegiatan informal (Jaya, 2018).
Kawasan SCBD dan sekitarnya dimaknai sebagai Third Place oleh remaja Gen Z, selain itu mereka juga dapat mengekspresikan eksistensinya dengan mode fesyen yang dikenakan saat berkumpul dengan teman sebayanya di lokasi tersebut.
Disamping itu “pride” atau kebanggaan dengan bepergian dan berkumpul di kawasan elit Jakarta masih menjadi stigma yang kuat bagi remaja Gen Z itu, dibandingkan dengan berkumpul di alun – alun atau tempat wisata daerahnya asalnya sendiri.
Maka tidak salah jika remaja Gen Z dari daerah pinggiran Jakarta berbondong – bondong datang ke kawasan SCBD dan sekitarnya hanya untuk sekedar menghabiskan waktu disaat hari libur.
Hanya diperlukan arahan dan himbauan yang lebih ketat lagi dalam menjaga kebersihan kawasan akibat dari sampah – sampah sisa makanan, agar pemandangan dan kebersihan kawasan SCBD tetap terjaga.
_______________