Mohon tunggu...
Anindita Dyah Sekarpuri
Anindita Dyah Sekarpuri Mohon Tunggu... Dosen - Perempuan Pembelajar

Widyaiswara dan Pengajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan featured

Senarai Perjalanan Hari Keluarga, Hari Kita Semua

29 Juni 2020   15:05 Diperbarui: 30 Juni 2021   07:43 1056
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagian mereka bekerja sebagai tenaga medis di RSUP (sekarang Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo-RSCM).  PKBI inilah yang ke depan menjadi cikal bakal lembaga yang bergerak di bidang keluarga berencana di Indonesia.

Para pelopor itu tergugah untuk berbuat  karena keinginannya untuk memanusiakan perempuan Indonesia. Kala itu, faktanya,  perempuan terperangkap dalam jebakan: hamil-melahirkan-mengasuh anak dalam jumlah banyak di tengah kemiskinannya.

Dalam bahasa kekinian, jebakan itu dikenal dengan istilah 4T. Terlalu muda untuk hamil dan melahirkan; Terlalu tua untuk hamil dan melahirkan; Terlalu dekat jarak kehamilan: dan Terlalu banyak anak.

Kelahiran tak terkendali bisa menyebabkan beragam dampak. Mulai dari gangguan  kesehatan ibu & anak, sosial-politik, hingga pertahanan-keamanan.

Menyadari dampak itu, Presiden Soeharto, yang kala itu belum lama dikukuhkan sebagai Presiden RI kedua, bangkit dengan membawa komitmen baru. Program pengendalian pertumbuhan penduduk menjadi salah satu garda terdepan pembangunan nasional.

Keseriusan Presiden itu di antaranya ditandai dengan ditekennya Deklarasi Kependudukan Dunia pada 1968 oleh Presiden Soeharto. Sejak itu, tonggak sejarah baru  program Keluarga Berencana (KB) ditancapkan dan mulai dibumikan secara serius dan terbuka.

Didahului dengan pembentukan  Lembaga Keluarga Berencana Nasional (LKBN). Pembinaan dan pengawasan lembaga ini berada di bawah tanggung jawab Menteri Kesejahteraan Rakyat.

Kurang lebih dua tahun kemudian, tepatnya pada 1970, pemerintah baru secara resmi mencanangkan KB sebagai program nasional. Cakupannya masih sebatas provinsi di Pulau Jawa dan Bali.

Provinsi-provinsi tersebut merupakan wilayah padat penduduk. Bersamaan dengan itu, pemerintah sekaligus meresmikan pembentukan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional yang populer dikenal dengan akronim BKKBN. Badan ini diketuai dr. Soewardjono Soerjaningrat yang sekaligus sebagai Menteri Kesehatan.

Dengan tagline "Panca Warga", program KB terus bergulir dengan pasti.  Tahun 1974, program  mulai merambah 10 provinsi berpenduduk padat di luar Jawa dan Bali.

Puncaknya pada 1979/1980, program KB menjangkau seluruh penjuru tanah air. Tagline  yang diusung adalah "2 Anak Cukup". Penetapan tagline tersebut dilakukan untuk mencapai tujuan kuantitatif maupun kualitatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun