Mohon tunggu...
Ani Mariani
Ani Mariani Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Middle Eastern Studies | International Relation Analysis | Political, Economic, Religion, Social, Religion, Feminism Enthusiast | Research | Writer

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Jangan Mau Dibodohi oleh Kapitalisme

7 April 2024   13:06 Diperbarui: 7 April 2024   13:24 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Marcel Strau on Unsplash

Selain FoMo, false consciousness atau kesadaran palsu merupakan salah satu dampak dari proses kapitalisme. Karl marx menyebutnya sebagai ketidakmampuan untuk mengenali ketidaksetaraan, penindasan dan eksploitasi dalam masyarakat kapitalis. Artinya, kesadaran palsu adalah bentuk manipulasi kaum kapitalis untuk tidak menyadari bahwa sebenarnya sedang berada dalam eksploitasi kapitalisme.

Marx melihat kesadaran palsu sebagai produk dari sistem sosial ekonomi yang tidak setara yang dikendalikan oleh kaum borjuis terhadap kaum proletar, yaitu dengan memberikan upah minimum kepada para pekerja demi keuntungan yang sebesar-besarnya kepada para pemilik modal.

Sedangkan dalam kehidupan sehari-hari, kita juga dihantui oleh kesadaran palsu yang merupakan produk dari kapitalis ini. Propaganda kaum kapitalis untuk mendorong masyarakat menjadi lebih hedon dalam menghabiskan uang untuk pesta pernikahan juga tergolong sebagai false consciousness. Karena bias terhadap kebutuhan dan keinginan.

Banyak contoh lainnya, seperti perayaan hari valentine yang identik dengan coklat, bunga, makan malam mewah nan romantis. Bukankah itu semua hanya tentang kapitalisme?

Di era kekuasaan media, produksi citra sebuah brand oleh mesin kapitalis membabi buta tanpa henti. Sebaiknya kita lebih bijak dalam mengambil setiap keputusan yang akan diambil. Sebagai new mom, lagi-lagi saya dibuat bingung oleh produk yang menggambarkan seolah-olah bayi baru lahir diwajibkan menggunakan sebagai macam produk skincare. Padahal jaman dulu, bayi hanya menggunakan minyak telon dan bedak. Namun berbeda dengan era sekarang ini. Begitu banyak produk yang biasanya dipakai oleh orang dewasa, kini ada untuk bayi. Dan sosial media membuat seolah hal itu penting dan harus dipakaikan kepada bayi.

Karenanya, saya harus lebih banyak meluangkan waktu untuk lebih selektif untuk memilah mana yang benar-benar kebutuhan primer atau hanya mengikuti hasrat FoMO dan berakhir dengan false consciousness.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun