Selain FoMo, false consciousness atau kesadaran palsu merupakan salah satu dampak dari proses kapitalisme. Karl marx menyebutnya sebagai ketidakmampuan untuk mengenali ketidaksetaraan, penindasan dan eksploitasi dalam masyarakat kapitalis. Artinya, kesadaran palsu adalah bentuk manipulasi kaum kapitalis untuk tidak menyadari bahwa sebenarnya sedang berada dalam eksploitasi kapitalisme.
Marx melihat kesadaran palsu sebagai produk dari sistem sosial ekonomi yang tidak setara yang dikendalikan oleh kaum borjuis terhadap kaum proletar, yaitu dengan memberikan upah minimum kepada para pekerja demi keuntungan yang sebesar-besarnya kepada para pemilik modal.
Sedangkan dalam kehidupan sehari-hari, kita juga dihantui oleh kesadaran palsu yang merupakan produk dari kapitalis ini. Propaganda kaum kapitalis untuk mendorong masyarakat menjadi lebih hedon dalam menghabiskan uang untuk pesta pernikahan juga tergolong sebagai false consciousness. Karena bias terhadap kebutuhan dan keinginan.
Banyak contoh lainnya, seperti perayaan hari valentine yang identik dengan coklat, bunga, makan malam mewah nan romantis. Bukankah itu semua hanya tentang kapitalisme?
Di era kekuasaan media, produksi citra sebuah brand oleh mesin kapitalis membabi buta tanpa henti. Sebaiknya kita lebih bijak dalam mengambil setiap keputusan yang akan diambil. Sebagai new mom, lagi-lagi saya dibuat bingung oleh produk yang menggambarkan seolah-olah bayi baru lahir diwajibkan menggunakan sebagai macam produk skincare. Padahal jaman dulu, bayi hanya menggunakan minyak telon dan bedak. Namun berbeda dengan era sekarang ini. Begitu banyak produk yang biasanya dipakai oleh orang dewasa, kini ada untuk bayi. Dan sosial media membuat seolah hal itu penting dan harus dipakaikan kepada bayi.
Karenanya, saya harus lebih banyak meluangkan waktu untuk lebih selektif untuk memilah mana yang benar-benar kebutuhan primer atau hanya mengikuti hasrat FoMO dan berakhir dengan false consciousness.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H