Mahasiswa teknik sipil mendukung penerapan teknologi yang berkelanjutan seperti sistem drainase hijau, pengelolaan limbah yang efisien, dan penggunaan energi terbarukan. Solusi ini tidak hanya mendukung konsep keberlanjutan, tetapi juga mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
3. Kolaborasi dengan Masyarakat Lokal
     Melibatkan masyarakat lokal dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek dapat membantu mengurangi potensi dampak sosial negatif. Mahasiswa teknik sipil juga perlu mengadvokasi pentingnya kolaborasi ini agar pembangunan IKN benar-benar menjadi proyek inklusif yang menguntungkan masyarakat Kalimantan Timur.
Kesimpulan :
     Mahasiswa teknik sipil memandang bahwa pembangunan IKN merupakan proyek besar yang penuh tantangan dan peluang dengan dampak yang harus dipertimbangkan secara cermat. Sebagai calon insinyur, mahasiswa teknik sipil diharapkan mampu melihat proyek ini dari sudut pandang keilmuan dan tidak hanya fokus pada ambisi, tetapi juga pada tanggung jawab sosial, kelayakan teknis, dan keberlanjutan lingkungan.
     Kritik dan masukan dari mahasiswa teknik sipil bukanlah bentuk penolakan, melainkan refleksi kritis untuk memperbaiki konsep dan pelaksanaan proyek ini. Dengan keterlibatan mahasiswa, diharapkan pembangunan IKN dapat terwujud menjadi kota yang tidak hanya megah dan modern, tetapi juga ramah lingkungan, inklusif, dan berkelanjutan bagi generasi mendatang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H