Mohon tunggu...
Anik Setyani Rahayu
Anik Setyani Rahayu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Lari Menyebabkan Ingin Buang Air Besar: Fenomena yang Sering Terjadi

28 September 2024   22:40 Diperbarui: 28 September 2024   22:45 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Bagi banyak orang, terutama pelari pemula, keinginan mendadak untuk buang air besar saat berlari bisa menjadi pengalaman yang mengejutkan dan tidak nyaman. Fenomena ini sebenarnya cukup umum terjadi dan ada beberapa alasan ilmiah di baliknya. Artikel ini akan menjelaskan mengapa lari seringkali memicu dorongan untuk buang air besar dan bagaimana mengatasinya.

Peningkatan Gerakan Usus (Motilitas)

Saat kita berlari, tubuh mengalami peningkatan aktivitas fisik secara signifikan. Getaran dan gerakan konstan selama berlari dapat mempercepat kontraksi otot usus besar. Hal ini dapat memicu proses pencernaan dan membuat isi perut lebih cepat bergerak melalui saluran pencernaan. Kondisi ini dikenal dengan istilah "runner's trots" atau dorongan mendesak untuk buang air besar saat berolahraga, terutama dalam olahraga berintensitas tinggi seperti lari.

Aliran Darah yang Berubah

Ketika berlari, tubuh memprioritaskan aliran darah ke otot-otot yang bekerja keras, seperti otot kaki, dan mengurangi aliran darah ke organ lain, termasuk usus. Pengurangan aliran darah ke saluran pencernaan ini dapat mempercepat pengosongan usus besar dan meningkatkan dorongan untuk buang air besar.

Efek Hormon dan Stres

Olahraga intens, terutama lari jarak jauh atau sprint, dapat memicu pelepasan hormon-hormon tertentu seperti adrenalin. Adrenalin ini membantu meningkatkan detak jantung dan energi, tetapi juga dapat merangsang sistem pencernaan, termasuk merangsang kontraksi usus besar yang dapat memicu keinginan untuk buang air besar. Selain itu, stres atau kecemasan saat berlari juga dapat memperparah dorongan ini.

Makanan Sebelum Lari

Apa yang dimakan sebelum lari bisa sangat mempengaruhi respons pencernaan. Makanan yang tinggi serat, kafein, atau makanan berlemak sebelum lari dapat meningkatkan risiko ingin buang air besar selama aktivitas fisik. Minuman energi dan suplemen yang mengandung kafein juga memiliki efek serupa, karena kafein adalah stimulan yang dapat merangsang aktivitas usus.

Cara Mengatasi Dorongan Buang Air Besar saat Lari

1. Pilih Waktu Makan yang Tepat

Hindari makan besar setidaknya 2-3 jam sebelum lari untuk memberi waktu bagi pencernaan. Pilih makanan yang mudah dicerna dan rendah serat.

2. Pemanasan Sebelum Lari

Berjalan cepat atau melakukan pemanasan ringan sebelum berlari dapat membantu merangsang pergerakan usus secara lebih terkendali, sehingga Anda bisa buang air besar sebelum memulai lari.

3. Perhatikan Asupan Kafein

Jika Anda sensitif terhadap kafein, pertimbangkan untuk mengurangi atau menghindari minuman berkafein sebelum berlari.

4. Berlatih dengan Rutin

Seiring dengan meningkatnya kebugaran tubuh dan adaptasi terhadap rutinitas lari, tubuh mungkin menjadi lebih terbiasa dengan tekanan fisik, sehingga frekuensi keinginan buang air besar selama lari bisa berkurang.

Meskipun keinginan buang air besar saat berlari bisa terasa mengganggu, hal ini adalah reaksi alami tubuh terhadap aktivitas fisik yang intens. Dengan penyesuaian pola makan, kebiasaan latihan, dan strategi pengelolaan tubuh yang tepat, Anda bisa mengurangi frekuensi dorongan tersebut dan menikmati lari tanpa gangguan. Jika masalah ini terus berlanjut atau terasa ekstrem, konsultasikan dengan profesional kesehatan untuk mendapatkan saran lebih lanjut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun