Mohon tunggu...
Anik Setyani Rahayu
Anik Setyani Rahayu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Nasi Boran: Kuliner Khas Lamongan yang Unik dan Penuh Rasa

20 September 2024   11:30 Diperbarui: 20 September 2024   12:15 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu daya tarik Nasi Boran adalah harganya yang relatif terjangkau, bahkan bagi masyarakat lokal. Dengan berbagai lauk dan tambahan sambal khas, satu porsi Nasi Boran biasanya dijual dengan harga yang bervariasi, namun tetap ramah di kantong. Ini membuatnya menjadi pilihan sarapan atau makan malam yang populer di Lamongan, terutama bagi pekerja dan pelajar.

Eksistensi di Era Modern

Meski banyak kuliner tradisional yang mulai tergerus oleh zaman dan sulit ditemukan, Nasi Boran tetap bertahan di tengah serbuan makanan cepat saji modern. Hal ini dikarenakan cita rasanya yang unik dan keberadaan penjual-penjual yang setia menjaga tradisi.

Di era modern, beberapa pedagang Nasi Boran mulai memanfaatkan platform digital untuk memasarkan produk mereka. Ada yang menjual Nasi Boran melalui layanan pesan antar online, atau mempromosikannya melalui media sosial. Namun, sebagian besar penjual masih mempertahankan cara tradisional menjajakan dagangan mereka dengan berkeliling atau berjualan di pasar.

Nasi Boran adalah salah satu kuliner khas Lamongan yang mencerminkan keanekaragaman rasa dan budaya kuliner Indonesia. Dengan cita rasa pedas gurih dari sambal boran, bumbu khas, dan lauk pauk yang bervariasi, Nasi Boran bukan hanya memuaskan perut, tetapi juga menjadi bagian dari tradisi dan sejarah kuliner lokal.

Bagi pecinta kuliner tradisional, mencicipi Nasi Boran adalah pengalaman yang tak boleh dilewatkan saat berkunjung ke Lamongan. Makanan ini tidak hanya menggugah selera, tetapi juga menyimpan cerita tentang kehidupan pedagang kaki lima dan tradisi kuliner yang terus hidup di tengah masyarakat Lamongan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun