TIRTA kepanjangan dari Tujuan, Identifikasi, rencana aksi dan tanggungjawab. Dari segi bahasa, TIRTA berarti air. Air mengalir dari hulu ke hilir. Jika kita ibaratkan murid kita adalah air, maka biarlah ia merdeka, mengalir lepas hingga ke hilir potensinya, sebagai guru memiliki tugas untuk menjaga air itu tetap mengalir, tanpa sumbatan.
Dalam hal ini ada beberapa cara yang dapat dilakukan coach dalam membantu coachee mengenali situasi (permasalahan atau tantangan) yang dihadapi coachee adalah menjalin komunikasi positif dengan coachee, memberikan pertanyaan apa yang dirasakan oleh coachee, dan mengarahkan tujuan coaching sesuai dengan situasi coachee. Dengan demikian identifikasi hambatan bisa digali lebih tepat.
Sedangkan cara coach memberi respons terhadap situasi yang dihadapi coachee adalah :
a. memberikan pertanyaan untuk mengidentifikasi situasi yang dihadapi coachee.
b. memberi pertanyaan mengapa situasi itu bisa terjadi
c. memberi apa penyebab situasi itu terjadi
d.memberi pertanyaan apa yang sudah dilakukan coachee dalam menghadapi situasi tersebut.
e. memberi pertanyaan siapa yang bisa membantu keluar dari situasi yang dihadapi.
f. apa proiritas utama yang harus dilakukan coachee.
Sebagai salah satu contoh jika ada coachee (murid) yang mengalami hambatan dalam pengembangan diri mengembangkan potensinya, maka coach (guru) dapat melakukan coaching dengan menerapkan model TIRTA yaitu :
Tujuan, yaitu membuat daftar pertanyaan apa yang ingin guru hasilkan dari pertemuan kali ini, fokus tujuan guru adalah pada hal apa, dan apa agenda yang didiskusikan.