Mohon tunggu...
Anii Zahrotul
Anii Zahrotul Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Mahasiswa

Dreams around in the word

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Menjadi Interpreter Bahasa Asing

5 Desember 2019   08:30 Diperbarui: 5 Desember 2019   16:23 570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengalibahasaan televisi

Pengalibahasaan radio

Pengalibhasaan Input dan Output (mode of discourse) 

Penerjemah teks terulis kedalam wacana lisan dalam bahasa lain menurut Gile masih tergolong penerjemah, ia menyebutnya sebagai sight translation yaitu bentuk penerjemah teks tertulis dialihkan kebentuk lisan, dan translation at sight, perbedaannya ada pada bentuk input atau output wacana yang berbeda (tulis atau lisan).

KESIMPULAN

Skill dalam berbahasa sangatlah penting karena tanpa bahasa seseorang tidak akan tahu bagaimana cara berkomunikasi dengan baik dan benar. Seorang Interpreter bisa hidup dengan damai di negara manapun jika ia menguasai dengan baik bahasa yang digunakan dalam negara tersebut. Menjadi penerjemah itu gampang-gampang susah karena itu membutuhkan ahli dalam gramatikal berbahasa dari setiap bahasa yang akan dikuasi. Terlihat jelas jika ingin menjadi seorang Interpreter sangat harus komplek dan melibatkan multidisiplin ilmu, baik itu ilmu yang masih terkait dengan linguistic maupun ekstra linguistik (Havid Ardi,2013:29).

Dalam dunia Interpreter juga memiliki katagorisasi penerjemah lisan. Mengklasifikasikan penerjemah lisan bedasarkan cara pengibahasaan yaitu, pengalibahasaan secara simultan, konsekutif, berbisik dan sight translation. 

DAFTAR PUSTAKA

Wirdyamartaya, A. (1989). Seni Menerjemahkan. Yogyakarta: Kanisius.

Ardi, Havid. (2009). Kategori Penerjemah Lisan Suatu Tinjauan Ulang. KALAMISTICS vol. I Nomor1/Tahun 2009, 39-56.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun