Mohon tunggu...
Anis Contess
Anis Contess Mohon Tunggu... Guru - Penulis, guru

aniesday18@gmail.com. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Mari tebar cinta dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Di Balik Rekor Muri Kapak Algojo dan Perawan Vestal, Kompasianer Widz Stoops dan Rudy Gunawan Layak Mendapatkan Nobel Literasi

6 Oktober 2024   09:39 Diperbarui: 6 Oktober 2024   09:46 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar depan dan belakang novel, doc.pri

Senyum hangat Mbak Widz, bersedia memeluk saya (doc.pri)
Senyum hangat Mbak Widz, bersedia memeluk saya (doc.pri)
"Waktu itu saya berpikir wah asik juga bikin novel keroyokan seperti punya mbak Lilik. Waktu itu mbak Lilik bikin cerita, dengan ending menggantung yang bisa dilanjutkan penulis lain, ini inspirasi," ucap wanita biasa dipanggil Mbak Widz ini.

Dilontarkan pada Kompasianer asal Pekanbaru Warkasa, founder web blog Secangkir Kopi Bersama atau Eskaber. Sehingga dibuatlah event menulis novel bareng, keroyokan hingga mencapai 33 penulis. Bhinneka tunggal Ika, berbeda latar belakang dan profesi penulis namun dengan satu tujuan, menulis untuk novel Kapak Algojo dan Perawan Vestal hingga ending, selesai. Berbeda-beda tetapi tetap satu jua.

"Ide ini dari mbak Widz, yang kami sebut Ratu Event, Eskaber melaksanakan sesuai arahan Mbak Widz," tutur Dini, salah satu penulis dengan nama belakang sama dengan Warkasa 1919.

Beda dari event yang di challengekan oleh Lilik Fatima Azzahra adalah event direncanakan dikemas serius. Ada editor yang mengawal ketersambungan cerita dan memoles materi lebih berkualitas. 

"Saya hubungi Khrisna Pabhicara, Alhamdulillah bersedia menjadi editor, maka mulailah pengumpulan materi itu," tutur Widz Stoops saat acara launching pemecahan rekor MURI Novel Kapak Algojo dan Perawan Vestal di Sahasra Coffee, Senyawa+ Space, Jl. Raden Saleh Raya No.46A, Cikini, Menteng, Central Jakarta City, Jakarta.

Dihadiri para penulis dari berbagai belahan Indonesia saya mendapatkan pula kesempatan presentasi, menceritakan bagaimana proses menulis novel dengan giliran bab 15 di halaman 144 berjudul Doa di Ujung Nyawa.

Saya Menyaksikan Mas Han presentasi (doc.pri)
Saya Menyaksikan Mas Han presentasi (doc.pri)
Saya menikmati menulis novel ini, beruntung dapat giliran sesudah Ayah Tuah, menjadi tidak ada kesulitan karena saya terbiasa melanjutkan tantangan menulis Ayah, terakhir cerpen Percakapan-percakapan yang tertinggal. Bab yang saya tulis sarat adegan perkelahian, ini karena Segara diculik dan berusaha melepaskan diri di dalam mobil penculik. Naskah yang saya kirim ke Khrisna mendapat editan di beberapa bagian, terutama di kalimat makian.

Itu kira kira yang saya ucapkan di hadapan kawan-kawan penulis lain. Sebelum itu menandatangani replika cover buku berukuran besar yang juga ditandatangani semua penulis.

img-20241004-145258-6701f6f4ed64150f915f4252.jpg
img-20241004-145258-6701f6f4ed64150f915f4252.jpg
Bahagia, tanda tangan penanda saya ikut jadi bagian kegiatan literasi ini.( Doc.pri)

Suasana penuh kehangatan, tak ada sekat profesi dan jabatan, apalagi agama atau suku atau etnis, kami berbaur. Berbagi kebahagiaan saja, membincangkan betapa asiknya menulis bersama.

Bareng bareng foto bersama (doc.pri)
Bareng bareng foto bersama (doc.pri)
Inilah ruh yang saya maknai sebagai menulis dengan rasa kekeluargaan. Merasa sebagai sebuah keluarga walau tidak tercantum dalam Kartu Keluarga. 

Kue buku congratulation, tercantum nama nama penulis , bak Kartu Keluarga (doc.pri)
Kue buku congratulation, tercantum nama nama penulis , bak Kartu Keluarga (doc.pri)
Saya bahagia bisa bertemu, berjabat tangan dengan Kompasianer lain, berpelukan, bercipika cipiki, potong kue bareng, foto bareng. Duhai, inilah indah kebersamaan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun