"Apa pula itu bu?"
Ribet di birokrasi kata kawan PMI itu. Kenyataan miris yang menurut Hepi benar adanya.
"Yang patah tangan saja gak bisa pulang apa lagi cuma saya yang sakit karena disiksa ringan," papar Hepi.
Dari berbagai lini dia sudah mengeluhkan nasibnya. Lapor KBRI dianggap angin lalu, BP2MI hanya tanya-tanya. Ke agen disarankan menyediakan sejumlah uang. Hepi bingung, lapor Presiden tidak tahu caranya.
Maka lewat tulisan ini saya bantu dia, menuliskan kisahnya. Siapa tahu dibaca Pak Jokowi, Presiden Republik Indonesia, simbol kehormatan bangsa.
Ada anak bangsa Indonesia di negara lain, sedang tersiksa, butuh uluran. Mohon perhatian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H