Bukan sekali ini saja saya menulis berita musibah. Kedukaan akibat kehilangan harta benda yang membuat korban terpuruk menyedihkan. Tentang rumah reot, kebakaran, diterjang banjir, hingga terkini rumah korban kebakaran, Hayumi.
Janda tua yang hidup dengan anaknya yang janda pula dengan satu anak kecil. 2 lelaki penyangga di rumahnya, meninggal dipanggil yang kuasa.
Semua menjadi santapan sehari-hari untuk saya terdorong menulis berita di portal lokal. Hanya cukup menitik air mata untuk mereka. Dengan harapan kelanjutan berita yang telah saya buat dibaca pemangku daerah setempat atau dermawan yang tergerak membantu korban.
Beberapa berhasil memang, Hayumi rumahnya kini diperbaiki, setelah Camat didampingi forkopimca TNI dan Polri juga Dewan hingga Istri bupati datang, menyerahkan bantuan langsung. Dana perbaikan turun, berasal dari negara lewat usulan-usulan kepada dinas terkait.
Juga rumah-rumah lain dengan alur memperoleh bantuan mirip yang telah diperoleh Hayumi. Diberitahu reporter ada kejadian, lengkap gambar video dan wawancara, saya tulis redaksional, post share. Lalu ada respon, siapapun yang datang saya tulis pemberitaan. Demi memantik perhatian agar korban segera keluar dari kepedihan.
Tuduhan memanfaatkan musibah untuk mengendorse instansi, lembaga atau pejabat tertentu tak saya gubris. Biar saja disangka mendukung mereka melakukan pencitraan, yang penting  ada perhatian untuk perbaikan kondisi korban.
Menyaksikan mereka dapat musibah saja sudah membuat saya menangis apalagi mengetahui nasib miris kehidupan keseharian mereka yang rerata di bawah garis kemiskinan.Â
Ingin membantu finansial terkendala kondisi kantong saya sendiri yang untuk mengisinya harus pula mengais di jalanan. Setali tiga uang dengan kondisi saya dengan mereka untuk urusan berjuang mendapat uang. Bedanya, saya terlihat baik-baik saja karena penampilan bersih, menempati rumah layak peninggalan yang tlah berpulang. Makanya, saya tahu betul kesedihan yang mereka alami.
Menangis itu biasa, tetapi terus gerimis ini yang tak biasa. Untuk musibah yang dialami Abdul Rohim, korban rumah roboh angin kencang asal desa Karanganyar kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan Jawa Timur.
2 hari ini saya dikirimi reporter gambar dan kondisi Abdul Rohim. Sangat mengenaskan. Rumah bambu berlantai tanah yang dia tempati hancur berantakan. Tak menyisakan ruang untuk dihuni.Â