"Let him go!"
"Iya koko."
Tentang Azriel saya tak ingin menghakiminya. Ada di tangan Anang, Azriel akan menjalani proses kehidupan lebih dewasa. Ini hanya masalah melalui saja. Anang telah mengalami banyak hal, menyelesaikan persoalan dengan tampan. Hingga hubungannya dengan mantan terus membaik. Tidak berseteru meski ada jaga jarak. Dia akan membimbing Azriel untuk jadi the real man.
Pelajarannya, cinta segitiga bukan persoalan 3 orang saja anda, dia dan dia. Tetapi buah hati juga kalau sedang dalam ikatan perkawinan. Kasus Azriel bisa jadi contoh. Bersikap biasa pada yang meninggalkan itu tak mudah. Meski bukan benci namun luka itu membekas dalam.
Cinta, bila ini jadi alasan untuk meninggalkan seseorang atau merebut milik orang baiknya dipikirkan berulang. Timbang betul berapa persen kebaikan yang akan didapat, berapa resiko yang akan diterima.
Kalau siap, tak apa lakukan. Tapi jangan mengeluh mengaduh bila keputusanmu salah. Itu bagian dari tanggung jawab membuat keputusan.
Atau jika menerima akibat tak mengenakkan ya jangan sewot pula. Terima dengan lapang dada sebagai bagian dari keputusan yang dibuat.
Misal kayak si Azriel nih. Itu kalau saya jadi KD, bakal nyesek setengah mati. Anak tetaplah anak, inginnya hubungan terus baik tanpa retak. Akan tetapi, mengingat yang pernah terjadi, semua harus diterima. Inilah penggalan resiko dari kisah cinta segitiga yang harus diterima.
Melangkahlah dengan pertimbangan. Kadang ketergesaan berbuah memperburuk keadaan. Tenang, pikirkan, putuskan. Meneruskan atau meninggalkan sama-sama akan beresiko kehilangan. Ya, kehilangan orang yang sedang dicintai. Entah pasangan atau orang ketiga.
Jadi, kalau anda sedang terlibat cinta segitiga bersiaplah. Ada banyak kejadian tak mengenakkan yang akan dihadapi namun harus diterima. Sudah siap?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H