Beredar di aneka ragam kanal  platform media online google tentang Curhatan Azriel Hermansyah. Anak kandung Krisdayanti dan Anang.
curhatan Azriel menuai pro kontra. Ada yang memuji, tak jarang yang menghujat. Menganggap Azriel tak bijak, susah muph on dari kenangan.
Ragam unggahan yang merupakan respon curhat Azriel di Instagram, setelah mendapat kiriman gambar dari kawan dekatnya saat di Kontrakan dahulu. Saat ayah ibunya bercerai, saat ibu sambungnya Ashanti mengisi ruang kosong pertumbuhannya menuju kedewasaan.Cerita biasa sebetulnya, banyak orang mengalami. Menjadi luar biasa karena yang curhat adalah orang terkenal. Efeknya,Â
Sampai ada yang menceramahi juga. Ibu kandung, yang melahirkan, itu tak tergantikan. Ibu sambung adalah hadiah Tuhan. Mestinya Azriel bersyukur pernah dilahirkan KD lalu punya ibu sambung sebaik Ashanty.
Hiruk pikuk itu saya tak ingin membahasnya. Yang ingin saya sampaikan adalah bahwa, cinta segitiga bisa dialami siapa saja, pesohor atau kaum rakyat jelita. Tidak ingin pula menghujat untuk dia yang selingkuh atau membahas perseteruan dua hati akibat hadirnya orang ketiga. Sekali lagi itu ranah masing-masing yang kita bisa kemungkinan mengalami, meski jauh di lubuk hati tak menginginkan. Kalau cinta sudah melekat, tai kucing rasa coklat.
Yang terjadi pada Azriel adalah kesulitan dia melupakan kenangan. Ditinggal orang tercinta demi orang lain itu bekas lukanya setengah mati susah hilang. Semakin dia berusaha melupakan, semakin muncul kesakitan ditinggalkan.
Nasehat koko Rud pada saya untuk meniadakan rasa ingin melupakan sakit itu ya menerima dulu keadaan.
"He's gone."
"Terima kenyataan. Telah tiada dia. Bukan untukmu lagi. Ngarep kembali percuma. Buka hatimu saja, beri ruang untuk yang lain memasuki. Agar fokus otakmu bukan namanya."
Ngomong gampang, menerapkan bukan perkara mudah, tapi harus dilakukan. Karena hidup terus berlanjut. Begitu namanya enyah karena kedatangan orang baru ada setitik benci untuk yang melukai muncul.
Walah, kapan bebas perasaan ini dari persoalan kalau kenangan masih terus dipelihara. Yang ada jadi julid dengan nasib orang yang meninggalkan. Dia bahagia, kita sebel, dia susah kita "sukurin". Padahal ya gak ngaruh juga pada hidup kita sekarang dan masa depan.