"Ko, sepertinya anakku kena covid ini, harus bagaimana aku ko?"
"Jangan panik. Sediakan segala kebutuhan asupan untuk pertahanan tubuhnya ya. Kau juga, jaga diri, pake masker. Rajin cuci tangan. Jangan kontak dengannya."
"Iya koko."
"Sayang , kau kurung diri di kamar ya. Isolasi mandiri dahulu, ibu pesankan kebutuhan asupan dahulu. Online saja, sebisa mungkin ibu juga tak kan keluar rumah. Ibu juga akan ijin atasan untuk tidak bekerja."
"Bu, aku takut."
"Kan ada ibu sayang."
Usai sarapan dia masuk kamar. Kubereskan peralatan makan. Kali ini mencucinya tidak hanya dengan sabun, melainkan  menyiram dengan air mendidih pula.
Humas kantor anakku menelepon, menayakan kabar jagoan. Kukatakan jujur keadaannya. Dia mengerti, berjanji pula akan memberi bantuan asupan. Booster penanganan covid. Dengan saran yang membuatku bimbang bukan kepalang.
" Lapor satgas covid bu, biar ada tindakan."
Saran itu wajar dan lumrah diberikan, tapi buatku ini mengerikan. Bayangan anakku dibawa, dikarantikana tak pernah kukehendaki.
Dengan perasaan hancur kusampaikan ini pada anakku.