"Tidak bu, tidak ada rasa apa-apa. Hambar."
Deg, seketika dada ini berdentam hebat. Mungkinkah anakku terserang virus Covid itu? Kutenangkan diri agar ritual makan tak terganggu.
"Habiskan dulu saja makanmu, siapa tahu hidungmu pilek."
"Enggak bu, ini aku juga tak bisa merasakan asin dan pedas."
Setenang-tenangnya diri masih gusar pula kurasakan. Ada apa dengannya, virus itu bisa saja mengenainya secara tempat kerjanya nun jauh di luar kota.
Kuyakinkan diriku dulu merasa baik-baik saja. Lahap kuhabiskan nasi goreng buatanku sambil mengunyah lebih lama, menilai yang kurasakan.
Aku tanpa gejala. Lidah dan penciumanku berfungsi normal. Berarti yang tak beres jagoanku. Maka kuminta segera menelpon kantor.
"Sayang, kau minta ijinlah hari ini. Katakan gejala yang kau rasakan."
"Kalau positif bagaimana bu?"
"Tenanglah sayang, banyak yang sembuh bukan, Ibu akan lakukan yang terbaik buatmu."
Hari ini jagoanku di rumah. Aku belum tahu yang harus kulakukan. Koko, aku harus menghubunginya.