Apa yang ada di benak anda ketika membaca singkatan PMI?
Palang Merah Indonesia? Yups, itu pula yang melintasi benak kala pertama diajukan pada saya 3 abjad itu oleh Laeli Putri, koordinator tim Alpha PMI-KRPI Hongkong Macau Indonesia.
Kenyataan memberi tahu hal lain ketika saya menanyakan arti singkatan PMI dalam hal ini. PMI adalah Pekerja Migrant Indonesia, kata lain dari TKW atau TKI yang selama ini telah populer di masyarakat Indonesia.
PMI Pahlawan Devisa
Menurut Laeli Tim Alpha PMI HONG KONG itu sayap dari KRPI -Konfederasi Rakyat Pekerja Indonesia, Â sebuah aliansi komunitas Pekerja migran Indonesia di Hong Kong dan Macau. 2 Negara yang warga Indonesia banyak bekerja di sana. Bahkan Laeli sendiri, hingga kini juga masih di Hong Kong. Menjadi PMI, pahlawan devisa bagi negara kita.
Sempat video call membuat saya mengenal sedikit karakternya. Perempuan tangguh yang rela memikirkan orang banyak demi membantu keluar dari kesulitan. Padahal dia sendiri orang sibuk. Saya ngobrol dengannya sambil tangannya tak henti mengerjakan sesuatu. Multi tasking, beres pekerjaan cakap pula berbincang.
Sebagai PMI, dia ingin kawan seiringnya tak kembali lagi ke negara sasaran sesudah kontrak habis. Mempunyai usaha setidaknya yang bisa menopang hidup ketika pulang ke tanah air.
"Kalau balik sebagai pengusaha atau wisatawan tak mengapa, tapi jangan pula menjadi buruh lagi," lanjut perempuan lajang yang menyebut diri sebagai jembatan ini.
Berkomunikasi dan terhubung dengan banyak orang dan institusi membuatnya berkesempatan melakukan banyak hal untuk tujuannya itu. Antara lain membuka pangsa pasar seluas-luasnya dengan pelaku UMKM yang ada di Indonesia untuk ekspor ke WNI yang menjadi PMI.
Ini dilakukan sebagai ruang belajar bagi kawannya PMI agar mempunyai visi menjadi pengusaha nanti. Berhubungan dengan pelaku UMKM di tanah air akan menumbuhkan inspirasi dan motivasi pada PMI untuk berbuat, melakukan sesuatu, merintis usaha sejak dini. Bahkan sebelum pulang ke negera asal, Indonesia.
"Banyak barang Indonesia yang beredar di negara PMI, kami membeli, mendatangkan langsung dari pelaku UMKM Indonesia," jelas Laeli.
"Memupus kerinduan pada tanah air juga memberi peluang UMKM Indonesia ekspor barang-barang produksi mereka," imbuhnya.
Tentang barang dari Indonesia ini Laeli menyebut telah bekerjasa sama dengan LPNU, Lembaga Perekonomian Nahdzatul Ulama salah satunya, lewat Kang Aziz. Pioner ekspor 53 item jajanan Blitar yang berhasil menembus pasar luar negeri. Sebagaimana diberitakan jatimsatunews.online Maret lalu.
Gayung bersambut, kerja sama ekspor produk umkm dari Indonesia terus berlanjut. Sudah beberapa kali pengiriman. No claim, no return, cash and carry.
Tentang hal ini saya menyaksikan dengan mata kepala sendiri. Lelaki bernama Abdul Aziz ini tidak hanya omong doang. Produk UMKM daerah selain Blitar yang saya haturkan padanya diapresiasi. Dia bersedia menjadi kurator atas produk umkm yang akan dikirim ke negara sasaran.
Keinginan yang sama, menggeliatkan perekonomian Indonesia membuat 2 orang ini rela meluangkan waktu dan tenaga. Tanpa biaya.
"Hanya saja nanti kalau sudah sukses ekspor saya minta ngisi sedekah untuk Lazisnu Lembaga Amil Zakat Infaq Sodaqoh milik NU."
Laeli sendiri pure volunteer, tidak ada dia minta bayaran atas kegiatan yang dia lakukan.
"Asal semua berjalan lancar cukup sudah. Keinginan utama saya hanya satu. Berbuat agar PMI mandiri ketika di tanah air. Sukses jadi orang. Tak kembali lagi."
Tentang keinginan Laeli ini Kang Aziz senada.
"Ada banyak jalan untuk menjadi pengusaha. PMI mempunyai potensi besar untuk itu, yang penting membangun mind set menjadi pengusaha dulu. Lain-lain akan kita bantu. Dari Indonesia banyak telah kami lakukan agar UMKM terus tumbuh. Pangsa dalam negeri juga besar ini asset, tinggal kita. Mau bergerak atau tidak."
Satu tujuan. Untuk geliat UMKM terus berkembang. Ini yang saya tangkap dari keterlibatan saya sebagai relawan dan penulis selama bersama keduanya. PMI menjadi pengusaha, pelaku UMKM dalam negeri sukses pula. Bisa menjadi mitra bahkan. Saling dukung.
Pejuang Rakyat Indonesia
Yang pernah saya catat dari aktivitas seorang Laeli yang PMI, dia bukan hanya membantu PMI dan UMKM di sisi peningkatan ekonomi, akan tetapi dia juga rela menjadi jembatan. Atas curhat nasib kurang baik yang menimpa sebagian rakyat Indonesia.
Di grup Whats App GO UMKM, seorang warga Jabar pernah mengeluhkan usaha dan kehidupannya dengan  seorang putra Balita yang sedang menderita sebuah penyakit. Berharap dapat bantuan tapi tak tahu harus berteriak ke mana. Dicurhatkan di grup. Sigap, kabar baik dari seorang Laeli datang.
"Selamat pagi, ijin melaporkan, Alhamdulillah ibu dan putra ini sudah di tangani dan di dampingi  kepala desa setempat serta dinas kesehatan untuk perawatan khusus Putra  mba Nur."
Bukan itu saja, malah dia mengupayakan pula bantuan dalam bentuk lain.
"Saya di tanya oleh dinas Bandung, ini bantuan berupa apa  spesifiknya yang dibutuhkan?"
Barokallah, perjuangan yang tak bisa disepelekan. Bukan teman apalagi saudara, tapi kesigapannya berbuah indah untuk salah satu rakyat Indonesia. Hanya tahu nama, juga sedikit obrolan via chat grup WA, Laeli bersedia turun tangan, berbuat sesuatu yang kadang tetangga sasaran saja tidak tahu harus berbuat apa.
Terkini, untuk geliat UMKM Indonesia, baik yang sedang menjadi PMI, yang purna maupun yang sedang berusaha menjadi pelaku di Indonesia akan ada gawe besar. Menghubungkan WNI dari berbagai negara. PMI Belanda, Paris, Hongkong, Singapore, Saudi juga PMI yang sudah purna di tanah air.
Gawe virtual, dengan harapan mampu membantu dan memecahkan problema UMKM berkembang.Â
Pemandunya 2 orang yakni Laeli Putri sendiri atas nama Tim Alpha Migrant Hongkong dan Nani Wijayanti, purna buruh Migrant Hongkong.
Rencana akan berlangsung Minggu besok, 11 Juli 2021 pukul 13.00 WIB atau pukul 14 waktu Hongkong. Dipilih Minggu karena merupakan hari libur buruh migrant di Hongkong.
Kuota 300 orang, ini adalah gelaran yang ke 11 diadakan tim Alpha  PMI Hongkong. Sejauh ini sukses membantu banyak orang. Merambah bukan hanya menyentuh umkm tetapi juga life skill lain yang bisa menjadi lahan pencaharian misal peternakan atau pertanian.
Wasana Kata
Pandemi, UMKM perlu tetap berkembang untuk dapur kehidupan. Pasar Indonesia sunyi baiklah, mari merambah pangsa saudara kita di luar negeri yang sedang berjuang menghasilkan devisa untuk negara kita. Kita suplay kebutuhan mereka akan barang-barang yang hanya ada dan berasal dari Indonesia. Kuliner, handy craft, fashion, atau apa sajalah yang memungkinkan produk dalam negeri ini bisa diterima saudara PMI kita.
Siapa tahu, efek dominonya, produk Indonesia juga diminati majikan atau orang-orang asing tempat PMI bekerja. Dengan imbas, menjadi peluang bisnis PMI pula.Â
Meski masih menjadi buruh, tak menyangkal kemungkinan pula bisa menjadi pengusaha. Pasar, link sudah terbangun, terhampar di depan mata. Tinggal mind set, semangat baja berwira usaha yang perlu digemakan tiada purna. Untuk devisa Indonesia, lebih luas untuk rakyat Indonesia. PMI bukan hanya pahlawan devisa tapi juga Pejuang Rakyat Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H