"Banyak barang Indonesia yang beredar di negara PMI, kami membeli, mendatangkan langsung dari pelaku UMKM Indonesia," jelas Laeli.
"Memupus kerinduan pada tanah air juga memberi peluang UMKM Indonesia ekspor barang-barang produksi mereka," imbuhnya.
Tentang barang dari Indonesia ini Laeli menyebut telah bekerjasa sama dengan LPNU, Lembaga Perekonomian Nahdzatul Ulama salah satunya, lewat Kang Aziz. Pioner ekspor 53 item jajanan Blitar yang berhasil menembus pasar luar negeri. Sebagaimana diberitakan jatimsatunews.online Maret lalu.
Gayung bersambut, kerja sama ekspor produk umkm dari Indonesia terus berlanjut. Sudah beberapa kali pengiriman. No claim, no return, cash and carry.
Tentang hal ini saya menyaksikan dengan mata kepala sendiri. Lelaki bernama Abdul Aziz ini tidak hanya omong doang. Produk UMKM daerah selain Blitar yang saya haturkan padanya diapresiasi. Dia bersedia menjadi kurator atas produk umkm yang akan dikirim ke negara sasaran.
Keinginan yang sama, menggeliatkan perekonomian Indonesia membuat 2 orang ini rela meluangkan waktu dan tenaga. Tanpa biaya.
"Hanya saja nanti kalau sudah sukses ekspor saya minta ngisi sedekah untuk Lazisnu Lembaga Amil Zakat Infaq Sodaqoh milik NU."
Laeli sendiri pure volunteer, tidak ada dia minta bayaran atas kegiatan yang dia lakukan.
"Asal semua berjalan lancar cukup sudah. Keinginan utama saya hanya satu. Berbuat agar PMI mandiri ketika di tanah air. Sukses jadi orang. Tak kembali lagi."
Tentang keinginan Laeli ini Kang Aziz senada.