Mohon tunggu...
Anis Contess
Anis Contess Mohon Tunggu... Guru - Penulis, guru

aniesday18@gmail.com. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Mari tebar cinta dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Perempuan dalam Perselingkuhan

15 September 2020   13:33 Diperbarui: 15 September 2020   18:49 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ditinggal kadung sayang, diteruskan milik orang, pasti isi kepala dipenuhi cemburu pada istri lelaki selingkuhan. Karena tentu saja si lelaki bakal chit-chat dengan istrinya saat kencan. Mengirim beragam alasan supaya aman melanjutkan perkencanan. Selanjutnya perempuan selingkuhan itu pun jadi merasa ingin tahu betul akan perkembangan hubungan sang lelaki dengan istri sahnya.

Merasa bahagia ketika si lelaki berkata tidak bahagia dengan istri, lebih bahagia dengan kamu, perempuan selingkuhan. Jiah bikin baper ini mah. Padahal, tahukah kamu? Jika ini otak bulus lelaki saja supaya kamu relah diapa apain olehnya.

Kalau lelaki itu serius mencintai tentu dia akan ajukan pinangan pernikahan beneran. Jangan sirri ya, karena itu sama saja dengan menyembunyikan kamu. Lelaki yang serius bakal bangga punya istri dan mengenalkan pada siapa saja.

Lhadalah, kok membicarakan pernikahan. Yalah, kalau mau aman ya harus menikah meskipun dipoligami. Daripada numpuk dosa. Tapi apa iya bisa rela berbagi cinta? Kalau tidak. Sudahi saja. Jangan lanjutkan, meskipun I can't Live if living it without you, kata Air Suply jaman dahulu.

Perempuan hebat tidak akan terpuruk karena cinta. Dia mandiri, segudang pekerjaan cukup untuk mengalihkan perhatian. Sibukkan diri. Fokus bekerja, ukir prestasi. Abaikan lelaki yang hanya menjadikanmu sebagai selingkuhan. Jangan beri peluang dia mendekati lagi.

Susahnya ini sulit terjadi karena peluang pertemuan yang besar. Hanya satu jalan, perkuat tekad. Untuk tak lagi menjalin hubungan. Lakukan pekerjaan sesuai tupoksi, buka hati lebar-lebar untuk menerima hal lain di luar namanya.

Buat dirimu bahagia. Berikan me time, manjakan diri. Hangout bersama teman wanita atau yang terbaik adalah introspeksi. Lebih mendekat pada sang pencipta, Tuhan. Pencipta rasa cinta.

Menangislah. Tumpahkan sedih susah padaNya. Lalu buat list, mudharat dan maslahat, untung rugi bila kompromi dengan wabah perselingkuhan. Buat tulisan besar di dada dan dan kepala. "Aku bisa hidup tanpamu".

Stop melayani lagi. Memikirkan itu wajar, tapi segera alihkan perhatian. Buat karya untuk terapi, misal berpuisi, menulis cerpen atau esai gundah hati. Seperti yang sedang saya lakukan saat ini. Hlah kok. Haha

Ditulis Anis Hidayatie, untuk Kompasiana
Ngroto, 15/9/2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun