Qodarullah, niat silaturahmi bertemu sahabat penulis yang juga kompasianer dan dosen di kampus itu, juga suaminya lawyer terkenal di kota Malang memberi sinyal ada jalan kemudahan. Dia tanya hasil pengurusan UKT semester lalu. Jawaban apa adanya saya berikan.
Terperanjat, karena tak ada hasil dia telpon sendiri rektor. Lalu dia minta saya mengurusnya lagi dengan menghubungi bagian sekretariat. Saya lakukan via chat saja. Mengikuti alur yang sudah diberitahukan. Tidak perlu datang ke kampus karena semua proses pekerjaan WFH, work from home. Makin memudahkan saya melakukan pengurusan.
Syukur pada Tuhan, pemecah segala urusan. Jalan buntu terbuka sudah. Bagian keuangan mengisyaratkan uang UKT anak saya sebetulnya sudah diproses turun sejak semester lalu. Ternyata 2 syarat yang membolehkan turun terpenuhi. Sehingga dok untuk penurunan UKT turun tanpa kendala.
Pertama, jalur prestasi. IPK selalu Cum Laude, tak pernah turun. Lewat jalur ini memang indeks prestasi komulatif harus terus naik. Tak boleh turun. Sekali turun tidak bisa mendapatkan lagi biaya prestasi.
Kedua, jalur sosial. Ternyata ada kebijakan untuk mereka yang tak punya ayah. Yang tetiba meninggal ketika sedang menempuh kuliah. Yang dinilai kurang mampu membayar biaya UKT. Inilah syarat yang otomatis terpenuhi itu. Tak ada sanggahan untuk alasan tersebut.
Kini anak saya menatap semester 7 dengan senyum tenang. Tak lagi sangat resah memikir biaya kuliah yang tentu saja makin membengkak seiring persiapan masa  kelulusan. Menyelesaikan skripsi pun tugas praktik lain. Meski untuk itu telah melewati banyak perjalanan. Salah satunya itu tadi. Berjuang lewat tulisan.  Walau awalnya tak ada niat demikian.
Karena tulisan, banyak hati digerakkan Tuhan mengulurkan bantuan. Karena tulisan, ada inspirasi berbuat sesuatu bagi yang kekurangan. Inilah takdir Tuhan. Menambah keyakinan, menulis terus, nir pamrih apa-apa. Karena Tuhanlah yang akan menentukan takdir tulisan kita akan kemana. Asal disertai niat, atas nama Tuhan, seru sekalian alam. Bismillah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H