Tidak ada penumpang, mengandalkan orang pesan membelanjakan untuk diantar ke tempat yang bersangkutan. Itu yang berlaku bagi kebanyakan driver ojol saat ini.
Seperti yang terjadi di daerah saya Malang Raya, Kabupaten Malang, Batu dan Kota Malang. Apalagi ketika PSBB diberlakukan serentak sejak hari Minggu praktis tidak ada kegiatan antar jemput penumpang.
Kondisi ini makin membuat driver gamang. Tidak ada penumpang apa yang bisa dilakukan?
Dapur harus tetap mengepul, tidak ada sumber pemasukan memusingkan kepala, apalagi dalam keadaan melaksanakan puasa Ramadhan seperti sekarang ini. Tetap bekerja, mungkin akan ada orang yang minta dibelanjakan. Itu yang ada di benak driver ojol area Batu, Ali Mustofa asal desa Pandesari Pujon- Malang ini.
Harapannya terkabul. Satu chat masuk, menghubungi langsung via telepon. Memberikan daftar belanjaan. Beras, minyak, gula, dan seterusnya. Meminta dibelanjakan ke sebuah swalayan.
Lega menyelimuti hatinya, setelah sekian jam penantian, akhirnya ada juga yang memakai jasa ojeg onlinne nya. Bayangan mendapat penghasilan menyimpulkan senyum di bibirnya.
Bergegas dia menuju swalayan. Membelanjakan barang pesanan, sesuai list yang diberikan. Usai memilih barang, sang customer diberitahu.
"Ibu barang sudah saya belikan, tinggal pembayaran. Bagaimana?"
"Tolong berikan telepon ini ke kasir ya?"
Gawai berpindah, terdengar kasir menyebutkan nomor rekening ke ibu yang memesan tadi.
"Sudah pak, belanjaan sudah dibayar oleh sang ibu pemesan." Kata kasir memberitahukan.
Barang belanjaan dibawa ke luar swalayan. Menelpon pelanggan yang tadi memesan.
"Ibu, barang siap antar, saya kirim ke manakah?"
"Oh, terima kasih bapak, barang itu titip diantarkan ke istri bapak di rumah ya. Ini pemberian dari saya, semoga bermanfaat."
Terpaku, air bening mengalir perlahan,"Ibu benar itu untuk saya? Tidak harus saya kirimkan?"
"Untuk istri bapak, diterima ya?"
Serak suaranya menjawab,"Terima kasih."
Telepon ibu customer ditutup. Hati sang driver diliputi haru dan bahagia. Segera dia pulang ke rumah. Ingin memberikan barang itu untuk istri tercintanya. Yang memang sedang membutuhkan barang itu semua untuk kelangsungan dapurnya.
Sang istri mendapati keheranan ketika suaminya pulang. Mengapa cepat pulang, ada apa. Merupa berondongan pertanyaan akan kedatangannya yang begitu cepat ke rumah.
"Ada kiriman buatmu."
"Dari siapa?"
" Customer, dia berikan barang-barang ini untukmu."Jawab sang suami yang driver ojol sembari menceritakan kronologis kejadian.
Haru menyelimuti, hening. Suami istri itu bersyukur tiada henti. Tuhan maha baik, dalam situasi sulit seperti ini masih ada orang baik rela memberi tanpa pamrih apa-apa.
" Semoga rejeki ibu yang memberi barang-barang ini melimpah ya mas, berkah."
"Aamiin."
Sang suami tidak melanjutkan pergi narik ojol lagi. Hari itu ingin betul dia bersujud pada sang pencipta. Mempersembahkan sujud sukur usai shalat. Menggumamkan hamdalah, untuk nikmat yang baru saja dia terima.
Sebuah pelajaran berharga saya dapatkan dari customer ojol tadi. Pada masa pandemi covid-19 ini, cara sedekah yang dia pilih sungguh cerdas. Online. Tidak bertemu langsung tapi tepat sasaran.
Ini yang bisa menjadi inspirasi bagi orang lain saat ini. Sedekah online, zakat online bisa dilakukan oleh semua orang. Seperti yang dilakukan customer ojol tadi.
Teknisnya bisa dipilih pengguna. Yang penting sampai kepada mustahiq. Yang berhak.Â
Misal, meminta jasa ojol untuk membelanjakan, lalu menyampaikan kepada yang berhak. Beri dia daftar nama minta kirim padanya, minta juga kirim gambar sesudah eksekusi, untuk bukti. Toh akad ijab qabul langsung untuk penyaluran zakat tidak perlu mutlak dilakukan. Cukup niat, dan memberitahukan kepada penerima bahwa itu adalah zakat.
Atau bisa pula percayakan kepada Badan Amil zakat dan sedekah. Lebih simpel dan praktis. Cukup transfer uang. Tentu dalam hal ini pilih lembaga yang capable. Terpercaya.
Apa yang dilakukan ibu pemesan ojol tadi, Â merupakan satu langkah sederhana sebetulnya. Ambil gawai, telpon beri list belanja, transfer, tersalur sudah kepada yang berhak. Tepat sasaran. Mudah bukan? Semua orang bisa melakukan.
Tetap stay at home, tanpa keluar rumah. Kewajiban zakat bisa ditunaikan. Sunnah sedekah di bulan penuh berkah ini dapat pula diraih. Jadi apalagi yang menjadi penghalang kita mengeluarkan sebagian harta untuk mereka yang membutuhkan? Online, bisa menjadi pilihan. Mudah bukan?
Ditulis Anis Hidayatie, untuk Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H