Haru menyelimuti, hening. Suami istri itu bersyukur tiada henti. Tuhan maha baik, dalam situasi sulit seperti ini masih ada orang baik rela memberi tanpa pamrih apa-apa.
" Semoga rejeki ibu yang memberi barang-barang ini melimpah ya mas, berkah."
"Aamiin."
Sang suami tidak melanjutkan pergi narik ojol lagi. Hari itu ingin betul dia bersujud pada sang pencipta. Mempersembahkan sujud sukur usai shalat. Menggumamkan hamdalah, untuk nikmat yang baru saja dia terima.
Sebuah pelajaran berharga saya dapatkan dari customer ojol tadi. Pada masa pandemi covid-19 ini, cara sedekah yang dia pilih sungguh cerdas. Online. Tidak bertemu langsung tapi tepat sasaran.
Ini yang bisa menjadi inspirasi bagi orang lain saat ini. Sedekah online, zakat online bisa dilakukan oleh semua orang. Seperti yang dilakukan customer ojol tadi.
Teknisnya bisa dipilih pengguna. Yang penting sampai kepada mustahiq. Yang berhak.Â
Misal, meminta jasa ojol untuk membelanjakan, lalu menyampaikan kepada yang berhak. Beri dia daftar nama minta kirim padanya, minta juga kirim gambar sesudah eksekusi, untuk bukti. Toh akad ijab qabul langsung untuk penyaluran zakat tidak perlu mutlak dilakukan. Cukup niat, dan memberitahukan kepada penerima bahwa itu adalah zakat.
Atau bisa pula percayakan kepada Badan Amil zakat dan sedekah. Lebih simpel dan praktis. Cukup transfer uang. Tentu dalam hal ini pilih lembaga yang capable. Terpercaya.
Apa yang dilakukan ibu pemesan ojol tadi, Â merupakan satu langkah sederhana sebetulnya. Ambil gawai, telpon beri list belanja, transfer, tersalur sudah kepada yang berhak. Tepat sasaran. Mudah bukan? Semua orang bisa melakukan.
Tetap stay at home, tanpa keluar rumah. Kewajiban zakat bisa ditunaikan. Sunnah sedekah di bulan penuh berkah ini dapat pula diraih. Jadi apalagi yang menjadi penghalang kita mengeluarkan sebagian harta untuk mereka yang membutuhkan? Online, bisa menjadi pilihan. Mudah bukan?
Ditulis Anis Hidayatie, untuk Kompasiana