Sungguh, Â saya kagum melihat orang-orang seangkatan kakek-nenek saya dalam menyikapi hubungan dengan mantan. Â Move on menjadi keniscayaan tanpa sakit hati dan permusuhan. Â Segala sesuatu selalu diupayakan berakhir baik.
" Lek gak iso bebojoaan, yo seduluran." Kalau tak bisa jadi suami istri ya jadi saudara saja. Â Itu kalimat kunci yang melanggengkan silaturrahmi.
Itulah yang ingin saya kedepankan dalam hal ini. Â Paseduluran. Â Ruh persaudaraan yang mereka bangun demikian kuatnya. Hingga tak ada ada celah ada perselisihan atau permusuhan. Â
Teladan itu harusnya dimunculkan  lagi,  memandang mantan bukan sebagai aib yang menodai harga diri,  tetapi sebagai sebuah jalan lain silaturrahmi. Hubungan cinta boleh kandas,  dia telah menjadi mantan pacar atau mantan pasangan.  Tetapi sebagai saudara dia tetap abadi.  Tidak ada mantan saudara bukan?
Lalu kalau nyesek setengah mati bagaimana? Lakukan Self Healing. Yakni menyembuhkan luka hati oleh dirinya sendiri. Menyepakati uraian Pijarpsikologi.org yang memaparkan bahwa self healing merupakan proses untuk menyembuhkan diri dari luka batin. Metode ini dilakukan saat seseorang menyimpan luka batin yang mengganggu emosinya.
Nah, apa saja yang bisa dilakukan orang yang gagal move on tersebut? Beberapa hal yang ditawarkan pijarpsikologi.org juga saya amini. Antara lain  Yakni :
1. Me Time, berguna untuk membuat setiap orang memikirkan dirinya sendiri terlebih dahulu. Terima yang terjadi, Â bahagiakan diri sendiri.
2. Berdialog dengan Diri Sendiri , lakukan ini dengan fokus, Â syukuri apa yang kita punyai. Jangan beri celah pikiran negatif menguasai.
Â
3. Berdamai dengan Keadaan, Hati yang luka memang susah obatnya. Orang berhak marah atas masa lalu. Namun tidak perlu mengutuk hal yang telah terjadi. Jadikan guru, menjadi pribadi yang lebih baik untuk langkah kemudian.
4. Mindfulness, Cari tempat  tenang, pejamkan mata. Fokus terhadap diri sendiri dan segala pikiran yang kita miliki. Pahami pergulatan emosi yang ada di dalam diri dengan kesadaran penuh. Lakukan rutin,  pada waktu yang  anda pilih sendiri.
5. Self-compassion, pedulikan diri sendiri,  penyesalan adalah amunisi  untuk kekuatan.  Jangan larut dalam kenangan. Usah lelah hati atau gundah gulana.  Karena diri anda sungguh berharga.
6. Menulis Ekspresif, bersyukurlah anda yang berprofesi sebagai penulis, atau setidaknya punya kegemaran menulis.  Kegiatan  menuliskan emosi ini diyakini ahli, setidaknya yang tertulis di pijarpsikologi  itu dapat membantu kita untuk melihat masalah dari sudut pandang yang lain. Mengatasi sesak tak keruan yang memenuhi rongga dada.