Mohon tunggu...
Anis Contess
Anis Contess Mohon Tunggu... Guru - Penulis, guru

aniesday18@gmail.com. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Mari tebar cinta dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Ke Pantai Pasir Hitam Sambelia Lombok, Ada yang Mirip Dewa Bujana

24 Desember 2019   03:19 Diperbarui: 24 Desember 2019   05:42 767
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ziko,  ceria dengan pose di atas karang

"Luar biasa indah!",  itu yang selalu saya dan teman- teman katakan begitu mengetahui hasil bidakan kamera pada salah satu sudut view di pantai Sembalun Lombok Timur. 

" Bak  lukisan,  seperti taman eden." tutur dokter Edo.  Salah satu peserta  perjalanan  kami dalam tour literasi di lombok timur ini.  

Cambah,  ziko,  dokter Edo,  Ari,  pak Leo,  foto diatas salah satu karang
Cambah,  ziko,  dokter Edo,  Ari,  pak Leo,  foto diatas salah satu karang

Sepakat,  tak ada keraguan  tentang hal itu.  Lokasi ini minus bule memang, tidak seperti di pantai lain di pulau Lombok yang terkenal, pantai ini sepi meskipun saat liburan seperti ini.  Namun sajian keindahannya mampu membuat saya dan teman-teman betah berlama-lama. 

Hanya beberapa penjaja makanan dan pengunjung lokal yang datang. Lengang,  saya bisa menyapu seluruh pemandangan murni.  Tanpa satu tubuh manusia pun menghiasi. 

Anis Hidayatie, doc pri
Anis Hidayatie, doc pri
 Pantai dengan pasir lembut berwarna hitam,  seolah ada magnetnya.  Debur ombak yang tenang mengundang   berenang. Gugusan karang nan menjulang memikat pandang. Deretan pepohonan besar dengan akar yang eksotis memenuhi daerah peebatasan dengan bibir pantai.  Belum lagi sungai kecil dengan air bening dan batu kali yang halus,  menambah pesona pantai di Sambelia  ini.  

Bermain air di sungai air tawar yang ujung akhirnya bersinggungan langsung dengan air laut
Bermain air di sungai air tawar yang ujung akhirnya bersinggungan langsung dengan air laut

"Masya Allah," tak henti saya bergumam demikian mendapati keindahan ciptaan Tuhan yang terhampar jelas di hadapan ini.  

Batu kali yang halus,  nikmat diduduki
Batu kali yang halus,  nikmat diduduki

Seolah ingin menikmati seluruh sajian,  tak  segera beranjak kami dari tempat itu.  Bukit kurangnya sungguh menggoda untuk dijadikan sport foto. Ziko,  perempuan dari Gema alam yang mendampingi berulang kali memekikkan kata "Instagramable! " sambil tertawa ceria. 

Ziko,  ceria dengan pose di atas karang
Ziko,  ceria dengan pose di atas karang

Padahal Ziko asli dari daratan Lombok ini,  tapi seperti baru pertama kali saja polahnya.  Berlari kesana kemari,  naik turun karang,  berpose di berbagai tempat. Tak ada lelah.  " Demi foto ini, " tuturnya ketika saya olok akibat kelakuan hebohnya. 

Saya maklum,  biasanya dia menjadi relawan ketika bencana datang.  Seperti  gempa beberapa waktu lalu.  Manalah sempat menikmati rekreasi apalagi berfoto  foto seperti saat ini.  Pasti yang ada dalam pikiran dan prioritas kegiatan  adalah membantu korban.  Memikirkan orang lain saja.  Bukan bersenang-senang seperti sekarang  ini. 

Berfoto dengan anak - anak Batu Jong
Berfoto dengan anak - anak Batu Jong

Perjalanan kami kali ini sebetulnya juga bukan untuk pelesiran.  Ada misi literasi yang kami emban. Mbak Leya mengajak saya  kampanye ke daerah- daerah yang dulu terdampak gempa di Lombok Timur. Batu Jong, itu nama dusun pertama  yang kami singgahi pada Senen,  23 Desember 2019 kemarin.  Sebelum akhirnya mobil diarahkan Pak Leo parkir di pantai indah Sembalun.  

Leya, telaten membimbing ibu-ibu membaca
Leya, telaten membimbing ibu-ibu membaca

Untuk makan siang, itu tujuan utama pak Leo memarkir kendaraan di pinggir sana. Perut yang berbunyi karena sedari pagi belum terisi nasi membuat kami lahap menyantap makanan.  Bahwa ada pantai indah yang dia pilihkan untuk tempat kami makan tak jauh dari lokasi,  ini adalah bonus perjalanan ini.  Karunia Tuhan yang tak henti saya sukuri.

Pose di atas jembatan  sungai kecil menuju pantai, ada yang mirip Dewa Bujana loh
Pose di atas jembatan  sungai kecil menuju pantai, ada yang mirip Dewa Bujana loh

Suasana damai begitu kental saya rasakan, sempat tidur dan rebahan. Bahkan Mbak Leya bisa pula merekam gambar ditingkah gemericik air sungai yang mengalir,  natural, suara alam yang sesungguhnya. 

Karena kerasan, mereka tunaikan solat dzuhur ditempat ini pula. Tidak beranjak mencari musholla di daerah terdekat. Ingin berpuas menikmati elok ciptaan Tuhan lebih lama,  itu alasan utama. 

Anis Hidayatie, Dokpri
Anis Hidayatie, Dokpri
Saya menyaksikannya amazing, Ketaatan dan rasa syukur berpadu sempurna.  Bukan pekik kata semata, diwujudkan dalam sujud pada sang pencipta.  Di atas pelepah kelapa,  di hamparan rumput mereka tunaikan kewajiban shalat. 

Pendamping kami penduduk setempat,  tentu tak bisa menjamak shalat.  Maka shalat pada yang ditentukan menjadi keharusan. Subhanallah, pemandangannya,  orang orangnya.  Sungguh mengagumkan saya. 

Hari beranjak sore, sepertinya lebih dari 2 jam kami berada di pantai Sambelia ini.  Cukup lama untuk sekadar memanjakan mata dan rasa di sela jadwal perjalanan yang padat.  Ada agenda acara lagi di piski utama dekat gunung Rinjani.

 Kami harus pulang, untuk persiapan acara berikutnya. Disamping khawatir pula hujan datang, karena mendung menggantung telah mengisyaratkan hadirnya sang hujan. 

Di atas mobil pick up
Di atas mobil pick up

Betul saja, tepat di lokasi posko.  Hujan rintik mulai datang.  Kami yang berada di atas mobil pickup bergegas  turun.  Alhamdulillah, tiba  di posko tanpa kehujanan.  Tak perlu merasakan basah kuyup,  cukup sedikit sapuan air dari langit saja.  Sejuk,  segar.  Sesegar perasaan bahagia yang kami rasakan.  

Anis Hidayatie, dok. Pri
Anis Hidayatie, dok. Pri
Tertarik?  Yuk datang ke Pantai Sambelia.  Tapi jangan cari yang mirip Dewa Bujana ya.  Itu kebetulan  saja. Hehe

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun