Mohon tunggu...
Anis Contess
Anis Contess Mohon Tunggu... Guru - Penulis, guru

aniesday18@gmail.com. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Mari tebar cinta dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Asiknya Susur Sungai Welang di Akhir Pekan

27 Oktober 2019   20:11 Diperbarui: 27 Oktober 2019   20:23 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diberitahu ada lokasi wisata asik dengan menaiki perahu menuju perbatasan antara sungai dan laut selat Madura membuat saya sangat tertarik. Pagi itu saya diberitahu untuk segera datang, senyampang air sungai masih belum surut. Masih mudah dilewati perahu, sebab makin tinggi matahari biasanya air dingin mulai dangkal.

Berangkat dengan rasa penasaran, datang ke rumah ketua BPD desa, Bunda Pipit, dusun Dung Pasar Tambak Rejo yang rumahnya dekat dengan aliran sungai Welang. Disambut ceria, suaminya telah siap menjadi pengantar jalan- jalan akhir pekan susur sungai welang. 

Anis Hidayatie (doc.pri )
Anis Hidayatie (doc.pri )
Cekatan mengemudikan perahu, lelaki tegap itu mengagumkan saya. Dengan gagah dia membawa saya dan istrinya serta dua anak kecil tetangga bunda pipit dan seorang teman saya yang terlibat dalam pembuatan buku wisata daerah ini menyusuri sungai Welang. 

Tumbuhan pisang di kanan kiri sungai awalnya banyak saya temukan sebelum akhirnya bersua dengan jajaran rimbun pohon bakau. Sejuk mata ini memandang, senangnya, ada rasa sensasi tersendiri memandang hamparan air dan tetumbuhan di hadapan. 

Belum lagi satwa penghuninya. Burung bangau yang bertengger di dahan bakau, atau yang terlihat berkejaran di angkasa pun yang sedang minum di sungai, menumbuhkan rasa damai di hati ini. 

Hamparan pohon pisang|Anis Hidayatie (doc.pri )
Hamparan pohon pisang|Anis Hidayatie (doc.pri )
Sesuatu yang berbeda saya rasakan di sana. Seru, seperti sedang berpetualang. Ah jadi ingat film Indiana Jones yang dibintangi Michael Douglas dan Kathleen Turner  jaman saya kuliah dulu. Ada sungai, ada perahu. Meski tidak ada harta karun yang sedang diburu.

Ternyata ada satu lokasi wisata yang sedang menanti di ujung muara sungai Welang ini. Pulau Lusi namanya. Konon merupakan bentukan dari luberan lumpur Lapindo Sidoarjo beberapa tahun lalu. Sebuah pulau yang dihuni oleh sepasang suami istri penjaga saja. Ditugaskan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Anis Hidayatie (doc.pri )
Anis Hidayatie (doc.pri )
Pulau itu ternyata menjadi tujuan wisata dari beberapa daerah yang memanfaatkan sungai sebagai obyek wisata. Yang saya lihat saat itu ada perahu bermesin, ada speed boat juga yang bersandar di dermaga kecil pulau Lusy. Sesuatu yang sebetulnya menimbulkan gesekan tersendiri antara penjaga pulau, petani tambak dan pelaku wisata.

Perahu bermesin itu ternyata menimbulkan polusi air, kecepatannya mempengaruhi ombak serta kelangsungan budidaya ikan petani tambak setempat dan yang dikeluhkan penjaga adalah masalah pemeliharaan pulau Lusy. Terutama menyangkut kebersihan. Sesuatu yang klise saya temukan di banyak tempat wisata di Indonesia.

Masuk pulau Lusy ini tidak dikenakan retribusi apapun. Karena memang keberadaannya tidak untuk umum. Tetapi tidak melarang orang untuk sekedar datang mampir melihat lihat kondisi di dalam pulau Lusy. 

Keadaan ini tentu tidak menguntungkan bagi kelestarian lingkungan di pulau tersebut. Kurangnya fasilitas kebersihan semacam tempat sampah atau fasilitas publik seperti keberadaan toilet umum tentu menimbulkan masalah tersendiri. Masyarakat kita masih suka membuang sampah sembarangan dan juga ( maaf ) buang air sembarangan pula. 

Hal ini diakui oleh sang penjaga pulau. Harapannya ada perhatian dari orang yang datang atau pengelola wisata yang memanfaatkan pulau Lusy sebagai destinasi wisata. Paling tidak memberi bantuan tempat sampah atau Finansial untuk merawat fasilitas itu.

Dalam pandangan saya harapan penjaga itu tidaklah muluk. Tak ada karcis, tanpa retribusi hanya menjaga dan memberikan izin saja. Apa susahnya pemanfaat wisata memberikan sesuatu untuk menjaga pulau Lusy ini? Toh untuk dimanfaatkan banyak orang, kita juga. Agar lestari keberadaan ekosistemnya, juga terjaga dari kerusakan, bersih dan selalu nyaman dikunjungi. 

Anis Hidayatie (doc.pri )
Anis Hidayatie (doc.pri )
Matahari makin tinggi, khawatir debit air sungai berkurang, saya dan rombongan berpamitan. Melintasi kembali muara, kembali melewati sungai Welang. Disambut sapa beberapa perahu pengangkut kupang. 

Ada pula yang mulai mencuci kupang di pinggir sungai. Seru, pemandangan langka yang baru pertama kali saya temui. Inspirasi segar untuk saya tulis dalam buku. Bahwa menyusuri sungai, menyaksikan kegiatan kehidupan masyarakat sekitar sungai sungguh menarik untuk dinikmati, dicermati.

Anis Hidayatie (doc.pri )
Anis Hidayatie (doc.pri )
 Destinasi tersembunyi yang tak pernah saya bayangkan sebelumnya. Hingga tercetuslah ide membuat judul buku saya bersama Ojin, kawan saya dari  HPI Himpunan Pariwisata Indonesia,  yakni Pesona Wisata Tersembunyi Desa Tambak Rejo Kraton Pasuruan. Susur sungai Welang akhir pekan saya sungguh mengasyikkan.

Anis Hidayatie, Sumpil 28/10/2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun