"Sayang, aku keluar besok dari rumh sakit. Aku positif pulang indo 29 besok."
"Hati-hati ya." Ann menjawab singkat saja, tapi itu sudah  cukup melegakanku. Dia tidak lagi mempermasalahkan panggilan sayang yang kusematkan padanya, seperti yang biasa dia lakukan. Semoga ini pertanda dia mulai menerima cintaku.
Tanggal 29 Agustus, pukul 9.30 waktu Kansai Osaka. Korean Air membawaku terbang ke Indonesia, tanah tumpah darah yang sejak 2013 kutinggalkan. Bahagia menyelimuti, senyum ceria terus mengiringi sepanjang perjalanan.Â
Ann, selalu wajah itu yang memenuhi gambar kepalaku.Â
Pukul 12.00 siang waktu Seoul, di Indonesia tentu sudah sore ini. Maka kuchat Ann via WhatsApp." Ann, kau sedang apa?"
"Habis sholat ashar. Tadi ngliput kegiatan seminar mahasiswa di kampus UIN. Ojin sudah sholat?"
"Saya kan sedang perjalanan. Tidak ada masjid ini."
"Shalat itu tidak perlu masjid, asal ada tempat suci kita bisa shalat. Lagian Ojin laki kan? Gak ribet juga. Kalau perjalanan bisa diqashar."Â
"Apaan itu sayang."
"Meringkas. Jadi gini, kalau Ojin perjalanan dalam dua waktu duhur dan ashar. Sholatnya bisa dikumpulkan dalam satu waktu. Misal sekarang nih, waktu dhuhur, Ojin shalat dhuhur 2 rakaat, abis salam, shalat lagi untuk asar 2 rakaat. Niatkan jamak qashar." Panjang lebar Ann menjelaskan.