Melewatkan perjalanan malam hari membuat suasana kereta api sunyi, jarang terdengar perbincangan seperti bila melakukan perjalanan siang. Anak anak banyak tlah tertidur, demikian pula orang dewasa, yang masih bangun lebih sibuk dengan gawainya.Â
Halnya saya, keinginan menulis tertunda gegara mata yang mulai sepat, akhirnya gawai saya matikan sembari mengisi baterai menggunakan aliran listrik yang tersedia di tiap area tempat duduk.
Hampir terlewatkan Stasiun Kereta Api yang saya tuju, untung seorang penumpang lelaki di sebelah saya, membangunkan saya untuk mengambil gawai yang sedang saya isi. Secara dia terhalang kabel gawai saya. Terbangun tentu saja, mengetahui bahwa saya harus turun dari kereta setelah dia menyebutkan nama stasiun Blimbing.Â
Tiket gratis menyenangkan memang, tapi kalau harus mengalami nasib tidak turun di tempat tujuan, ini bakal menyedihkan.Maka, saya bergegas turun, melewati pintu keluar, penumpang yang berhambur turun, satu persatu telah hilang dari pandangan, ada yang dijemput saudaranya, atau naik kendaraan online yang mereka pesan. Saya masih menanti sulung saya menjemput, maka duduk di bantaran taman menjadi pilihan.Â
Tempat duduk yang biasanya saya pergunakan menunggu di pintu masuk telah tertuyup rapat. Penanda ini kereta terakhir yang lewat. Waktunya istirahat.
Suka dan duka suasana mudik
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI