Mohon tunggu...
Anis Contess
Anis Contess Mohon Tunggu... Guru - Penulis, guru

aniesday18@gmail.com. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Mari tebar cinta dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Cium] Sehidup Semati

17 Maret 2019   05:27 Diperbarui: 18 Maret 2019   04:30 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Laju mobil tak lagi diperhatikan, Sam larut dalam lamunan. Lampu merah di depan diterjang. 

" Sam awaas !" 

Suara tabrakan berpadu dengan teriakaku, terdengar keras. Diikuti beberapa mobil lain. Mobil Sam menabrak mobil di depan. Mobil yang lain beruntun menabrak mobil Sam yang langsung terhenti di tengah jalan.

Keras, sangat keras. Kepalaku rasanya berat, terantuk dashboard mobil. Begitupun Sam. Lupa  tadi harus mengenakan sabuk pengaman. Luka serius di bagian kepala. Dua nyawa melayang, dengan rentang jarak berdekatan. Itu dinyatakan petugas kesehatan yang menerima mereka di IGD rumah sakit terdekat.

Gawai terus bergetar. Baru berhenti ketika diambil salah seorang petugas kepolisian yang memeriksa mobil yang rusak parah di depan dan samping itu. Terdengar teriakan membahana dari gawai. " Tidak."

Sebagai jawaban ketika petugas kepolisian mengabarkan kecelakaan yang menimpaku dengan Sam, di perempatan jalan provinsi yang kami lewati. Menjadi saksi cintaku sehidup semati dengan Sam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun