Mohon tunggu...
Anis Contess
Anis Contess Mohon Tunggu... Guru - Penulis, guru

aniesday18@gmail.com. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Mari tebar cinta dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Panggil Aku "Mas"

30 Januari 2019   06:18 Diperbarui: 30 Januari 2019   07:56 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

" Hujan ini dek, tak apa aku sendiri, kan kutungu hingga hujan reda. Ada beranda nyaman di teras swalayan. Aku bisa habiskan waktuku di sana, sambil makan kudapan dan teh panas. Jangan khawatir ya?"

Jawabannya tak membuat rasa khawatirku surut. Segera kupesan taxi on line. Aku tak ingin basah juga karena hujan. Kubawa mantel hujan besar. Siapa tahu dia nanti bersedia kubonceng. Ini akan menyenangkan. Sedikit pikiran nakal mulai hadir di otak lelakiku.

Tak sampai sepuluh menit tlah sampai aku di hadapan wanita dewasa yang kupanggil kakak itu. Kulihat dua tangannya sedang memegang gelas plastik berisi minuman panas. Tentu itu adalah teh yang dibelinya di swalayan ini.

 Nampak bibirnya tak henti meniup teh panas itu. Memikat hatiku. Pemandangan ini telah memantik keinginan lain dari hatiku. Aku tak ingin hanya menjadi adek. Aku ingin memiliki bibir yang dipakai meniup itu.  Pun wajah teduh yang terheran menatapku datang.

" Loh, kau datang?" Takjub dia menyaksikanku muncul di hadapannya.

" Aku tak suka dipanggil kau." Bisikku setengah mendekatkan wajah padanya. Reflek mukanya mengelak kaget. Satu kursi kuseret, duduk tepat di dekatnya.

Terkesiap rona mukanya. Diletakkan gelas panas yang sedari tadi dipegangnya. Dua bola matanya menyiratkan keheranan.
" Kok? Kenapa, tak mengapa bukan memanggil  'kau' ? Ada masalah?"

" Jelas masalah,  mana ada istri memanggil suaminya dengan sebutan 'Kau'. Aku tak suka."


" Istri? Hehehe aku bukan istrimu kan?" Tergelak dia mendengar perkataanku.


" Iya istri. Panggil aku 'Mas' saja ya? Sebentar lagi kau akan menjadi istriku."
Berondongku dengan penjelasan yang membuat bibirnya terbuka. Terpana, tak ada kata- kata.

Ajakanku menikah tak dijawabnya. Heran, padahal aku tahu dia juga menyimpan rasa suka padaku. Apa ini terlalu cepat? Tapi bukankah katanya dia tak mau menjalin hubungan sembarangan? Cuma kencan dan pacaran?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun