"Ehm betul juga, aha! Aku akan minta sang burung untuk mengikuti sapi- sapi itu kalau dia lagi buang air besar."
"Ide bagus Nomi, besok kita laksanakan rencana ini."
Semua berjalan sesuai rencana, Kobi sudah tahu di mana letak rumah pemilik sapi, rupanya dia penduduk baru di sibi, punya 5 ekor sapi, pantas saja Nomi mengeluh banyak sekali.
Pagi sebelum pekerjaan rutin Kobi dilaksanakan dia pergi ke arah pemilik sapi dengan bantuan burung penunjuk jalan, tuannya memanggil manggil dan teroaksa mengikuti langkah Kobi.
Sesampai di rumah pemilik sapi, sang tuan Kobi memperkenalkan diri mengobrol ala orang desa, selanjutnya busa kutebak, pasti tuan Kobi sudah mengajak si pemilik sapi untuk membuang kotoran di penampungan desa. Kalau itu betul syukur lah.
Tak sabar Kobi menunggu waktu sore untuk bertemu Nomi, sampai di tepi sungi Kobi memanggil manggil.." Nomi...Nomii!"
Dan byur..munculah kepala mujaer Nomi, diikuti teman temannya yang lain membentuk barisan, aih seru lucu. Kobi pelan pelan berjalan ikut nyemplung.
" Bagaimana air sungai hari ini?"
" Sudah bersih kembali Kobi, jernih seperti semula, terimakasih ya?"
" Oh ya? Aku suka mendengarkan nya, kalau teman susah aku juga tak suka, kalau kalian gembira akupun senang, begitu kan?"
"Betul Kobi, dengan teman kita harus saling menyayangi, ayok kita mandi lagi, ha ha ha." Nomi dan kawan kawan menggelitik i punggung Kobi.
