Mohon tunggu...
anie puji
anie puji Mohon Tunggu... Guru - Mengembangkan hobby menulis, berbagi informasi dan pengetahuan lewat kompasiana

Aktifitas sebagai guru, hobby menulis sejak kecil, suka menulis di media sosial juga

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Jomlo Abadi Salah Siapa?

10 Februari 2021   22:18 Diperbarui: 10 Februari 2021   22:24 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tugas mak comblang berlanjut hingga aku kuliah. Lagi-lagi aku punya sahabat cantik yang slalu bersama naik sepeda onthel ke kampus. Meski sudah mahasiswa aku tetep polos ga dandan, ga kepikiran gimana menarik perhatian cowok. Prisipku, aku harus berhasil jadi sarjana, aku tak mau mengenal cinta. 

Bahkan ketika pernah suatu kali sahabat penaku kirim fotonya, aku bingung tuk menyipannya. Padahal si cowok sahabatku sudah berkeluarga. dan aku minta tuk kirim foto lagi tapi yang bersama istrinya. Hobby koresponden membuatku dikenal semua staff Tata usaha di kampus lantaran seringnya menerima surat, terutama si cowok yang kirim foto. Beliau namanya Maman Permana, asli Bandung, lulusan ABA jurusan bahasa inggris. kerja di perusahaan pesawat terbang punya pak Habibi. 

Inilah sekelumit perjalanan masa muda, punya banyak sahabat pria maupun wanita namun berjalannya sang waktu usia semakin tua masih tetap menjomblo jua. Salahkah aku? Aku tak merasa melakukan kesalahan, tapi banyak orang sering menyalahkan dalam kesendirianku. Kamu sich, terlalu selektif, kamu sich terlalu cuek, nunggu apalagi sich ... Begitulah ucapan yang sering dilontarkan. Bagi orang yang senasib denganku, ucapan tersebut bisa jadi membuat mereka frustasi, dan menutup diri menjauhi teman-teman dan tak mau beraktifias keluar demi menghindari pertanyaan yang sangat menyakitkan hati. 

Tapi tidak dengan diriku. Bagiku pertanyaan merreka adalah wujud kepeduliannya terhadapku, aku tak perlu sakit hati atau marah. Karena jodoh adalah rahasia Illahi, maka Allah sedang mempersiapkan yang terbaik untuk masa depanku nanti. Hari demi hari kuisi dengan berbagai aktifitas yang bermanfaat. Bahkan pernah diminta sahabat tuk mengabdi di bumi Borneo, jauh dari sanak saudara  dengan gaji pas-pasan tinggal di tepi hutan. Semua kujalani dengan happy, banyak pengalaman berharga mengukir prestasi mencerdaskan anak negeri.

Semoga kisahku ini bermanfaat menjadi cermin dan motifasi diri dan tak mudah frustasi, sesulit apapun kondisi. Karena setiap ujian ada hikamah besar , Allah sedang merencakan hadiah untuk kita orang yang pandai bersyukur ...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun