Masalah kesehatan mental memengaruhi institusi pendidikan dan individu. Penurunan Prestasi Akademik, Mahasiswa yang mengalami depresi atau kecemasan mungkin mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi, menunda tugas, atau bahkan tidak hadir di kelas. Risiko Dropout, Jika siswa tidak menerima dukungan kesehatan mental yang memadai, tingkat dropout dapat meningkat. Kehilangan Potensi Pribadi, Mahasiswa dengan masalah kesehatan mental sering kehilangan kepercayaan diri, yang membuat sulit untuk memaksimalkan potensi mereka. Penurunan prestasi akademik adalah salah satu akibat yang paling nyata. Mahasiswa yang mengalami masalah kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, atau stres kronis seringkali mengalami kesulitan berkonsentrasi, kehilangan keinginan untuk berpartisipasi dalam kegiatan akademik, dan bahkan menarik diri dari kelas. Akibatnya, mereka mungkin kehilangan nilai, tidak menyelesaikan tugas, atau, lebih parah lagi, memilih untuk meninggalkan sekolah. Kondisi ini tidak hanya merugikan siswa secara pribadi, tetapi juga merugikan institusi pendidikan dengan meningkatnya tingkat dropout dan penurunan kualitas pendidikan.
Masalah kesehatan mental juga mempengaruhi hubungan sosial mahasiswa. Seseorang yang menderita gangguan mental, seperti depresi atau kecemasan sosial, cenderung menghindari berinteraksi dengan teman, keluarga, atau komunitas kampus. Hal ini menyebabkan mereka terisolasi, yang semakin memperburuk kesehatan mental mereka. Ini menghasilkan lingkaran setan yang sulit diputuskan.Â
Ketidakmampuan untuk membangun dan mempertahankan hubungan sosial yang positif memengaruhi kesehatan emosional mahasiswa selain mengurangi peluang mereka untuk mendapatkan dukungan sosial yang mereka butuhkan untuk mengatasi tekanan hidup. Masalah kesehatan mental mahasiswa juga sering memengaruhi kesehatan fisik mereka. Misalnya, stres berlebihan dapat menyebabkan masalah tidur, masalah makan, atau masalah kesehatan lainnya seperti sakit kepala dan masalah pencernaan.Â
Banyak mahasiswa yang mengalami tekanan mental cenderung mengabaikan persyaratan kesehatan fisik, seperti menjaga pola makan yang sehat dan berolahraga. Akibatnya, mereka memperburuk keseimbangan antara kesehatan mental dan fisik mereka. Dari segi emosional, mahasiswa dengan masalah kesehatan mental sering mengalami ketidakberdayaan, kehilangan tujuan hidup, dan rasa putus asa. Jika tidak ditangani, perasaan ini dapat menyebabkan perilaku yang lebih ekstrim, seperti melukai diri sendiri atau bahkan bunuh diri.Â
Di seluruh dunia, bunuh diri menjadi salah satu penyebab kematian paling umum di kalangan remaja dan dewasa muda. Ini menunjukkan betapa pentingnya menangani masalah kesehatan mental di kalangan mahasiswa.
Masalah kesehatan mental mahasiswa memiliki dampak ekonomi dan sosial yang lebih luas daripada hanya berdampak pada satu individu. Secara finansial, mahasiswa yang dipaksa meninggalkan sekolah karena mengalami gangguan mental tidak hanya kehilangan kesempatan akademik mereka, tetapi mereka juga menghadapi kesulitan untuk memasuki pasar kerja di masa depan.Â
Biaya perawatan kesehatan mental yang mahal dapat menjadi beban tambahan bagi mereka dan keluarga mereka, terutama jika asuransi kesehatan mereka tidak mencakup layanan ini secara memadai. Â
Institusi pendidikan tinggi menghadapi tantangan secara sosial karena meningkatnya masalah kesehatan mental di kalangan mahasiswa. Layanan konseling, pelatihan karyawan, dan program dukungan kesehatan mental lainnya memerlukan sumber daya tambahan dari universitas dan kampus. Mahasiswa dengan masalah kesehatan mental dapat merasa tidak dipahami atau didiskriminasi dalam lingkungan belajar jika dukungan ini tidak dikelola dengan baik.
Lebih jauh lagi, masalah kesehatan mental mahasiswa tidak hilang setelah mereka lulus sekolah. Hubungan pribadi, karier, dan kualitas hidup jangka panjang semua terpengaruh oleh beban emosional dan psikologis yang dibawa oleh mahasiswa yang tidak mendapatkan perawatan kesehatan mental yang cukup. Pada akhirnya, kesehatan mental mahasiswa adalah masalah yang kompleks dengan konsekuensi yang signifikan. Dibutuhkan pendekatan luas yang melibatkan individu, keluarga, komunitas kampus, dan pembuat kebijakan untuk mengurangi dampak ini.Â
Metode ini mencakup tidak hanya memberikan pengobatan kepada mahasiswa yang mengalami gangguan mental, tetapi juga mencegah gangguan dengan memberikan pendidikan kesehatan mental, membuat lingkungan yang mendukung, dan menghilangkan stigma tentang masalah ini. Jika tidak, dampak dari masalah kesehatan mental mahasiswa akan berlanjut dan menjadi masalah yang semakin sulit diatasi di masa depan.
Peran Filsafat dalam Kesehatan Mental Mahasiswa