Mohon tunggu...
Aniek Irawatie
Aniek Irawatie Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Humaniora sosial budaya adalah bidang yang saya tekuni sampai saat ini, dan menjadi fokus aktivitas penelitian dan pengabdian masyarakat. Setiap aktivitas itu saya selalu melibatkan mahasiswa, dengan maksud agar mahasiswa memiliki pengalaman belajar di luar kelas. Mahasiswa adalah sahabat dosen dalam proses belajar mengajar, sehingga peran dosen tidak hanya sebagai pendidik akan tetapi menjadi teman berdiskusi. Menjadi dosen sangat menyenangkan karena selalu berinteraksi dengan berbagai generasi sehingga dosen harus mampu menjadi teman berdiskusi bagi mahasiswanya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

"Peran Pendidikan Karakter dalam Membangun Kepercayaan Diri Anak"

2 November 2024   08:25 Diperbarui: 2 November 2024   09:48 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anak yang kurang percaya diri menganggap dirinya tidak mampu. Penilaian negatif tentang kemampuannya dapat menghambat upaya yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan. Pngan dan penilaian negatif mencegah seseanak memanfaatkan seluruh kemampuan anak dalam suatu tugas. walaupun sebenarnya dia mungkin memiliki kemampuan tersebut. Tidak semua anak memiliki kepercayaan diri yang cukup. Siswa menghadapi tantangan saat anak belajar di sekolah dan di lingkungannya karena anak merasa minder, malu, dan sungkan. Anak yang selalu merasa tidak berharga dan tidak memiliki kemampuan mungkin mengalami masalah kepercayaan diri. Ini dapat menunjukkan dirinya dalam tingkah laku yang tidak wajar atau menyimpang, seperti menjadi rendah diri, terisolir, dan gagal belajar. 

Kepercayaan diri adalah keyakinan mendalam seseanak akan kemampuan anak, kesadaran akan kekurangan anak, dan kemampuan untuk berbuat baik untuk diri anak sendiri dan anak lain. Anak yang memiliki kepercayaan diri akan memahami apa yang ada pada diri anak sehingga anak tahu dan tahu apa yang harus anak lakukan untuk mencapai tujuan hidup anak. Anak-anak yang memiliki kepercayaan diri dalam melakukan aktivitasnya selalu yakin bahwa anak akan melakukan aktivitas tersebut dengan baik dan dengan hasil yang optimal.

Ciri-ciri individu yang memiliki rasa percaya diri sebagai berikut :

1. Percaya pada kemampuan diri sendiri. Jika seseanak memiliki kepercayaan diri dan percaya bahwa anak memiliki kemampuan yang cukup dan mampu meningkatkannya, anak akan menerima diri anak sendiri tanpa membandingkan diri anak dengan anak lain; dengan kata lain, anak tidak akan menggunakan anak lain sebagai tolok ukur keberhasilan anak karena anak menyadari bahwa semua anak memiliki ukuran keberhasilan yang berbeda, dan bahwa ukuran keberhasilan setiap anak bergantung pada kemampuan dan kapasitas anak sendiri. 

2.Tidak konformis. Sikap atau kecenderungan seseanak yang hanya mengikuti kelompok, mematuhi aturan anak, dan tidak berani menyatakan pendapatnya sendiri karena takut ditinggalkan atau dikucilkan oleh teman-teman kelompoknya. Anak yang percaya diri akan bertindak berdasarkan kemampuan anak, memiliki keberanian untuk berbicara kepada anak lain tanpa takut dikucilkan, dan memiliki keyakinan yang kuat dalam diri anak sendiri sehingga anak dapat berdiri sendiri dan tidak bergantung pada anak lain. 

3.Berani menerima dan menghadapi penolakan. Setiap anak mungkin dihantui oleh ketakutan akan penolakan. Ketakutan untuk hidup sendiri dan bergantung terlalu banyak pada anak lain adalah sumber ketakutan ini. Rasa takut ditolak adalah perasaan yang membuat seseanak merasa tidak berharga, lemah, atau tidak mampu. Penolakan anak lain tidak selalu berarti anak tidak suka dengan apa yang telah kita lakukan; kadang-kadang, itu hanya karena apa yang kita berikan tidak sesuai dengan harapan anak. Namun, anak yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi dapat melihat dari sudut png yang lebih positif bahwa kegagalan adalah pelajaran yang berharga untuk menuju kesempurnaan; setiap kegagalan dihadapi dengan tenang dan diusahakan untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada dirinya.

4.Mampu mengendalikan diri. Pengendalian diri dipengaruhi oleh emosi. Untuk dapat mengendalikan emosi, seseanak harus memiliki kontrol yang kuat atas dirinya sendiri agar anak dapat berpikir logis. Anak yang percaya diri memiliki kemampuan untuk mengontrol diri anak sendiri melalui tindakan yang selalu berfokus pada keadaan

5.Positif thinking. Kata yang tepat untuk berpikir positif adalah ketika  berinteraksi dengan anak lain dan dengan diri  sendiri. Positif berpikir harus dimulai dari diri sendiri. Individu harus selalu berpikiran positif saat menghadapi tantangan hidup. Ia tidak pernah mengeluh atau menyesali apa yang terjadi dengannya saat ini; sebaliknya, ia berusaha untuk menjadi anak yang lebih baik dari apa yang dia miliki saat ini. Anak yang percaya diri mampu menerima kekurangan dan kelebihan anak. Untuk menjadi mampu menghargai anak lain dengan segala kekurangan dan kelebihan anak, sikap menerima dirinya akan tumbuh dan berkembang dalam dirinya. 

6.Realistis dan Semangat. Realistis adalah sikap yang menerima diri sendiri apa adanya karena ini adalah sikap penting yang harus dimiliki oleh anak yang percaya diri. Jika anak mengalami kegagalan, anak yang percaya diri biasanya memiliki kemampuan untuk mempertahankan semangat dan keteguhan untuk berpikir positif setelah kegagalan itu, sehingga anak dapat mempertimbangkan kegagalan dengan bijak. Anak yang percaya diri tidak mudah menyerah pada keadaan dan selalu bersemangat. Ia melihat kesalahan sebagai keberhasilan yang tertunda dan memberi inspirasi untuk memperbaiki dan mencapai hasil yang lebih baik. 

Anak yang tidak percaya diri akan memiliki keyakinan negatif terhadap kekurangannya, yang membuatnya merasa tidak mampu mencapai tujuan hidupnya. Anak yang tidak percaya diri biasanya memiliki keyakinan negatif terhadap kekurangannya, yang membuat anak merasa tidak mampu mencapai tujuan hidup anak dan cenderung bersikap pesimis terhadap diri anak sendiri. 

Badalah ciri-ciri individu yang tidak memiliki rasa percaya diri :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun