Mohon tunggu...
Ani Christina
Ani Christina Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Proposal Hidup Pemuda, Calon Pemimpin Masa Depan

6 Maret 2019   09:08 Diperbarui: 6 Maret 2019   09:21 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Siswa juga mendapat kesempatan seluas-luasnya bagi anak untuk bersikap dengan penuh tanggung jawab dengan tugas atau peran 'kemasyarakatan" yang dikenalkan dalam bentuk miniatur pemerintahan di asrama tempat tinggal dengan adanya komponen jabatan camat, walikota, gubernur dengan tugasnya masing-masing. 

Siswa juga dikondisikan pengambilan keputusan-keputusan besar dalam hidupnya. Salah satu program pengambilan keputusan besar yang ditetapkan bagi siswa berusia 15 tahun di kelas X SMA adalah menulis proposal hidup.

Menulis Masa Depan Pemuda

Proposal Hidup Siswa adalah sebuah program bagi siswa untuk menuliskan rencana hidupnya ke depan, yang ditulis tanpa intervensi orangtua sekalipun, mereka harus memutuskan hidup mereka akan dibawa kemana. 

Terdapat beberapa bagian dalam penulisan proposal hidup ini yaitu penetapan jati diri, penjabaran peran-peran kehidupan, penyusunan peta perjalanan hidup, rencana aktivitas jangka 5 tahun, dan rencana belajar mandiri selama di SMA. Semua proses penulisan didasarkan pada kebutuhan dan keinginan siswa,  utamanya penentuan aktivitas di masa depan.

Saya tidak pernah menyangka bahwa mereka yang barusan saja tamat SMP akan bisa diajak bekerja keras menuliskan hal-hal mendasar tentang kehidupan. Pergolakan pertama tentunya tentang penetapan jati diri. 

Saat teman-teman seusia mereka masih disibukkan dengan proses pencarian jati diri, suka aksi coba ini-itu, hobi cari perhatian publik,  siswa-siswa di sini dikondisikan untuk segera mengambil keputusan tentang apa sesungguhnya jati diri mereka, siapakah diri mereka, apa potensi diri mereka, dan apa tantangan-tanatangan hidup ke depan yang harus mereka hadapi. Saya pun tidak menyangka bahwa mereka bisa bersungguh-sungguh mdalam menulis proposal hidup tersebut. 

Jika saya mengutip judul-judul proposal hidup mereka, merinding rasanya. One Muslim Who Change The World Through Diplomation, Art Master in The Future, A Muslim Doctor Who Revolusionize World, The Succesor of Ibnu Sina, International IT Expert, Young Tech-preneur, Young Muslim Politician, Young Muslim Leader of Indonesian Police. 

Semakin takjub ketika saya membaca peta perjalanan hidup mereka, ada yang menulis target usia 37 tahun sebagai orang terkaya di Indonesia dengan bisnis yang dikembangkan, ada yang menuliskan memulai karir politik saat usia 30 tahun dan sudah menjadi presiden saat berusia 45 tahun, ada yang menuliskan bahwa saat usia 38 tahun dia telah menjadi seorang dokter spesialis yang sekaligus imam besar di masjid besar, ada yang berambisi membangun sekolah dan rumah sakit mulai usia 28 tahun. 

Hal sederhana yang dituliskan oleh para siswa adalah kapan mereka akan menikah dan membangun keluarga. Hal ini menandakan sebuah kesadaran bahwa semua siswa, yang memang hanya laki-laki saja, telah memikirkan persiapan peran besar untuk siap menjadi kepala keluarga, siap menjadi suami dan ayah bagi terbentuknya generasi hebat selanjutnya. 

Pendekatan belajar mandiri, yang kami sosialisasikan dengan istilah popular self directed learning ternyata melahirkan penentuan sikap mandiri. Saya membaca bahwa ketika SMA ini ada yang menuliskan target sudah bisa menjadi imam dan khotib Jum'at, sebuah aktivitas yang biasanya hanya diserahkan pada orangtua. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun