Mohon tunggu...
Cahyani Yusep
Cahyani Yusep Mohon Tunggu... Wiraswasta - Ani

Sederhana dan suka mempelajari hal hal yang baru

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Paku Keramat

29 April 2020   08:06 Diperbarui: 29 April 2020   08:16 5715
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri. (Material menggunakan pewarna makanan merah tua)

"Putri gak akan kemana mana lagi. Soalnya dia udah gak bisa kemana mana. "

Aku kaget dan hendak menemui Putri. Pintu kamarnya terkunci dan aku dobrak. Tiba-tiba aku berhasil mendobrak kamarnya. 

Putri tergeletak dengan kaki yang terpaku ke lantai. Dia meringis kesakitan. 

"Des, pergi Des lari... " Jawabnya. 

"Nggak Putri, aku gak akan tinggalin kamu. "

Paku ini sulit dicabut. Putri berdarah-darah semakin banyak. Bu Rahma datang dengan membawa paku yang lain. 

"Kamu, udah gak mau nurut ya. Keluar kosan buat makan aja. Kalau ngekos itu tidur. Bukan keluyuran. " Pelan, tatapannya tajam, dan menakutkan. 

Terdengar suara Zahra dan seseorang menaiki tangga. Ternyata benar saja Dia datang bersama Ayahnya. 

Seketika itu Ayahnya langsung membacakan Ayat Suci Al-Qur'an, dan Bu Rahma pun melawan dengan teriakan demi teriakan. 

Zahra membantuku untuk mengangkat Putri. Walau Putri dalam keadaan berdarah, Putri masih kuat untuk berusaha juga. 

Akhirnya Bu Rahma, pingsan. Putri, aku, dan Zahra diantar ayahnya ke rumah sakit. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun