Dalam kehidupan sehari-hari, tentunya kita akan banyak berinteraksi dengan orang-orang disekeliling kita. Mulai dari pagi hingga malam.Â
Tak hanya sesama jenis kelamin, terkadang kita berinteraksi dengan orang-orang berlawanan jenis.Â
Mengapa sih pendidikan seks itu penting?Â
Penting banget. Bukankah sekarang banyak sekali kasus pemerkosaan, pelecehan, penyimpangan seks, dan kasus aborsi?Â
Menurutku di zaman yang kritis kepedulian seperti sekarang ini, sangat penting dalam mempelajari dan menyalurkan seks edukasi pada anak anak kita, yang dimulai dari diri kita sendiri sebagai orang tua.Â
Bagaimana kita mempelajarinya, yaitu dengan membatasi diri dari hubungan yang terlalu dekat dengan lawan jenis. Saling menghormati dan menjaga batasan dalam bergaul.Â
Berikut adalah hal-hal diluar kesadaran yang sebenarnya memegang peran dalam pendidikan seks:Â
1. Candaan Jorok, merendahkan perempuan atau laki-laki dengan bergurau melalui kata-kata.Â
Untuk sebagian orang, sebuah candaan menjadi nilai bagi seseorang. Orang itu kocak atau orang itu humoris. Tak jarang sekali candaan kerap dilakukan merendahkan secara tidak langsung.
Nah, Â biasanya hal-hal seperti itu kerap ditiru dan dilestarikan oleh anak anak generasi penerus. Biasanya usia sekolah SMP. Karna usia usia seperti itu sangat rentan terhadap candaan yang kurang pantas.Â
Kita sebagai orang tua patut mengetahui candaan seperti apa yang dapat merendahkan, atau yang dapat melecehkan orang lain. Sehingga jika suatu hari anak-anak kita mendengar hal tersebut, mereka tidak akan tertawa, dan terjerumus ke arah negatif dan dapat mengulang candaan itu pada orang lain lagi.Â
2. Mencium bibir anak kita yang berbeda jenis kelamin dengan kita.Â
Saat masih bayi, terkadang menjadi sebuah kebahagiaan mendapatkan seorang keturunan yang didambakan. Terkadang kita sebagai orang tuanya akan mencium kening, pipi, dan bibir si Bayi.Â
Usia 3 tahun lebih baik di hentikan dalam mencium bibirnya. Hal tersebut juga merupakan pendidikan seks. Bahwa tidak semua orang dapat dicium bibirnya. Terlebih jika si anak sudah mulai besar. Maka dia akan semakin menyerap kebiasaan yang dia terima selama ia kecil.Â
Seiring berjalan waktu, kita masih bisa mencium kening mereka, dan mengusap kepala mereka sambil mendo'akan hal-hal baik untuk mereka.Â
3. Mama dan Anak Lelakinya memiliki batasan dalam bercanda.
Usia 6tahun, anak-anak kita biasanya mengetahui banyak hal tentang organ tubuh dari laki-laki atau perempuan. Â
Membatasi anak-anak lelaki kita dalam menyentuh bagian yang menurut kita sudah tidak boleh diperlihatkan atau disentuh.Â
Anak lelaki kita akan merasa heran pada awalnya, "mengapa Mama seperti ini? " Seolah kita tidak menyayanginya lagi.Â
Tapi kita bisa menjelaskan, bahwa kita tidak nyaman jika disentuh "A" Atau "B" Saat bercanda. Rasanya tidak baik jika anak usianya menyentuh itu.Â
4. Pentingnya kemandirian.Â
Tak lupa sambil mengajarkan anak untuk mandi sendiri. Disamping lebih memandirikan anak kita, kita pun mengajarkan bahwa melihatnya dalam kondisi tidak berpakaian adalah hal yang harus segera diakhiri.Â
Harus menumbuhkan rasa malu jika mereka terlihat tanpa pakaian di depan kita, agar mereka memahami bahwa tidak semua orang boleh melihat mereka.Â
5. Adik dan Kakak punya batasan.Â
Adik dan kakak pun tak luput dari batasan. Kakak dalam melindungi adiknya, kakak dalam menyayangi adiknya. Semua memiliki batasan.Â
Tidak sekonyong-konyong karena alasan kasih sayang, mereka terlalu dekat dan sangat dekat sekali.Â
Disini yang dimaksudkan adalah jenis kelamin kakak dan adiknya berbeda.Â
Bahkan jika sama jenis pun tetap harus kita berikan pendidikan bahwa cara bergaul antar lelaki ataupun antar perempuan secara layak dan normal seperti apa. Karna semakin maraknya kasus penyimpangan seksual di zaman sekarang.Â
7. Ayah dan Ibu yang tak sembarangan saling berciuman dan bersentuhan di depan anak-anak.Â
Anak adalah peniru ulung, ketika mereka melihat 2 orang yang berlawanan jenis melakukan hal yang kurang pantas, maka mereka akan menyimpannya didalam memori mereka.Â
Dan akan mengeluarkan memori itu ketika ia dia mulai menyukai lawan jenisnya.Â
Jika terlalu sering melihat hal hal yang kurang baik diperlihatkan, maka dia akan berfikir bahwa Ayah dan Ibu pun sudah biasa melakukan hal seperti itu. Aku pun boleh klo begitu.Â
8. Mengawasi tontonan anak.Â
Mengawasi apa yang ditonton anak, baik di TV ataupun di Medsos menjadi sebuah keharusan. Karna anak-anak akan belajar dari hal-hal yang dua lihat.Â
Kita sebagai orang tua tidak bisa mempercayakan begitu saja. Karena pada dasarnya anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar.Â
9.Mengajarkan bagian tubuh yang tak boleh disentuh.Â
Memberitahukan kepada anak-anak bahwa ada bagian tubuh yang tak boleh disentuh semua orang. Dan memberitahukan bahwa anak-anak kita sangat berharga, tak semua orang boleh menyentuhnya.Â
Pada intinya, orang tua memegang peran penting dalam pendidikan seks. Semua hal berawal dari orang tuanya. Semoga dengan mengajarkan anak-anak kita tentang pendidikan seks, kita dapat mengurangi tindakan kriminal berkaitan dengan seks.Â
Semoga anak-anak kita menjadi anak-anak yang bisa menyayangi sesama dan menjaga kehormatan satu sama lain. Bergaul dengan aman, dan mengerti batasan dalam bergaul dengan baik.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H