"Aku tidak pernah meminta me time. Aku lebih baik mengerjakan sesuatu yang misterius seperti makan mie instant secara sembunyi-sembunyi dari mereka."
Ceritanya hari ini kepalaku sakit. Lihat kasur terbentang rapi dan bantal bertumpuk di atasnya, bagaikan melihat gulungan kapas yang empuk. Untuk beberapa detik pikiranku terbang membayangkan kenyamanan yang terbayang jika aku bisa tidur di atasnya. Â Hehehe...Â
Akhirnya dengan segala macam pertimbangan, gak apa apa sesekali menunda pekerjaan rumah hingga aku bisa merasakan  kembali badanku sehat.Â
Mumpung anak-anak nonton kartun kesayangan mereka, aku mencoba memejamkan mata. Rasanya nyaman sekali. Namun sayang sekali, hanya dalam beberapa menit, si sulung pun membangunkanku, dia bilang sudah ingin sarapan. Dalam hati, benar juga dan akhirnya aku bangun membuatkan sarapan untuk mereka berdua.Â
Rasanya kepala ini masih berat rasanya. Aku mencoba untuk merebahkan lagi badan di atas kasur. Dan terjadi lagi hal yang sama, si Bungsu kali ini dia membangunkan sambil berteriak "Mah".
Sontak mataku terbuka, jantungku berdebar dan terperanjat bangun. Astagfirulloh dalam hati. Lalu si bungsu menarik tanganku dan menyuruhku duduk di depan TV untuk menonton TV bersamanya.Â
Rasanya sudah tidak bisa lagi tidur jika begini. Akhirnya ku putuskan untuk melakukan pekerjaan rumah secara lambat saja.Karna suami sudah pergi berangkat kerja, jadi aku bisa melakukan pekerjaan rumah dengan sangat santai. Â
Sambil melakukan pekerjaan rumah, terpikir ingin bisa me time, seperti orang orang kebanyakan bisa pergi liburan, pergi belanja, tanpa rengekan, tanpa teriakan, tanpa harus masak, lihat panci, katel, cucian, dan setrikaan menumpuk.Â
Sampai suatu ketika, aku merengek pada suami ingin merasakan me time alias hoyong tiis ceuli herang panon. Hehehehehe... Suami mengizinkan aku pergi belanja ke sebuah pusat perbelanjaan di daerah dekat rumah kami.  Tapi tidak mengizinkanku pergi sendiri, artinya diantar suami dan anak anak dititipkan ke eyangnya dulu.Â
Sesampainya di tempat perbelanjaan pikiranku terasa aneh. Entah apa yang ingin kubeli, atau ketempat ini untuk apa, aku pun tidak tahu. Suami akhirnya mengajakku ke restaurant kesukaan kami.Â