[caption id="attachment_170869" align="aligncenter" width="576" caption="Aksi di depan Shangri La Hotel"][/caption]
Hong Kong- Minggu, 25 Maret 2012 . Dua kali aksi di gelar oleh BMI ( Buruh Migran Indonesia ) Hong Kong yang tergabung dalam Aliansi BMI-HK cabut UUPPTKILN No. 39/2004. Sekitar 100 BMI turut dalam aksi pagi (jam 10-12) di depan Shangrilla Hotel Admiralty. Serta sekitar 1500 BMI Hong Kong merapat dalam aksi siang (jam 2-3) di depan gedung KJRI di Hong Kong di kawasan Causeway Bay, sebagai wujud kekecewaan mereka atas penolakan SBY untuk bertemu dengan perwakilan organisasi-organisasi BMI di Hong Kong.
Dalam agendanya, hari ini SBY akan meluangkan waktu secara khusus untuk bertemu dan berdialog dengan warga Negara Indonesia di Hong Kong termasuk para BMI. Tetapi dalam kenyataannya, hanya BMI ‘pilihan’ saja yang mendapatkan kesempatan itu—dengan tanda kutip, adalah KJRI Hong Kong yang menentukan siapa-siapa saja yang berkesempatan untuk mengikuti dialog tersebut. Sikap ketidak-transparannya KJRI HK ini sebenarnya juga menimbulkan beberapa pertanyaan yang mencurigakan? Apa yang perlu dikhawatirkan? Jika memang SBY sungguh-sungguh ingin memahami situasi serta keluhan, kemudian mencarikan solusi tentang permasalahan BMI yang selama ini sering terjadi di Hong Kong, bukankah seharusnya melibatkan semua kalangan untuk berdialog?. Bukan hanya pihak atau organisasi yang dianggap pro dengan kebijakan pemerintah saja bukan?
“Kami sangat kecewa kepada SBY dan KJRI Hong Kong yang sengaja tidak melibatkan seluruh perwakilan BMI di Hong Kong untuk berdialog dengan presiden dalam kunjungan kenegaraannya ke Hong Kong”. “Kami menuntut agar SBY segera menjawab persoalan persoalan yang meresahkan kami. Antara lain dampak kenaikan BBM terhadap TKI jika benar benar diterapkan. Segera menurunkan biaya keluar negeri, menghapus KTKLN, memperbaiki kualitas pelayanan konsulat di luar negeri, memberlakukan kontrak mandiri”. Jelas Sringatin, koordinasi Aliansi.
[caption id="attachment_170858" align="aligncenter" width="576" caption="Sringatin-koordinasi Aliansi. Orasi yang disampaikan menggunakan tiga bahasa. Indonesia, Inggris, Cantonese"]
Dalam kunjungan kali ini SBY meminta pengawalan yang sangat ketat dari Polisi Hong Kong karena merasa keselamatannya terancam. Terbukti dari aksi pertama yang kami lakukan di depan Shangrilla Hotel di Admiralty, tempat di mana SBY tinggal selama kunjungan kenegaraannya di Hong Kong. Di temui begitu banyaknya Polisi di setiap sudut hotel, area MTR sekitar hotel, serta ruas-ruas jalan mendekati hotel. Tempat di mana mereka melakukan pertemuan dan berdialog.
[caption id="attachment_170859" align="aligncenter" width="576" caption="Suasana depan KJRI HK"]
Yang mana, ini adalah di luar kebiasaan di mana demo-demo sering dilakukan di Hong Kong. Coba dibayangkan saja, jika dalam aksi yang kami lakukan jumlah pesertanya sekitar 100 orang, kemudian jumlah Polisi yang mengawasi aksi kami lebih banyak dari jumlah kami. Waduh, jadi lebay ach kalau keselamatan di jadikan alasannya. Kemudian muncul sebuah pertanyaan baru. Kenapa Presiden SBY mendadak sepanik itu? Dan saya rasa teman-teman yang bekerja sebagai BMI di Hong Kong sudah paham betul dengan peraturan hukum di Hong Kong. Dimana aturan hukum di sini tidak bisa ditawar-tawar. Sebagai contoh, yang terjadi belum lama ini di Hong Kong. Ketika terjadi pelecehan seksual yang masih sekedar dilontarkan (lewat perkataan, bukan sentuhan fisik-red) seorang lelaki kepada seorang wanita, maka wanita itu pun berhak menuntut pidana. Apalagi jika terjadi kekerasan secara fisik. Tetapi kenapa Presiden SBY ketakutan seperti itu?
Teriakan demi teriakan serta yel-yel di tujukan kepada SBY serta KJRI Hong Kong yang intinya berisi tuntutan mengkritisi kebijakan pemerintah serta jaminan perlindungan terhadap buruh Migran yang semakin minim.
Ada yang membuat saya dan teman-teman lainnya terheran-heran, adalah ketika ada beberapa orang yang diam-diam memotret aksi kami dari gedung atas. Bahkan ada yang sempat menggunakan kamera video untuk merekam, aksi kami. Tetapi di saat teman-teman berteriak semakin keras serta menunjuk-nunjuk ke arah mereka berada, mereka segera pergi dengan gerak langkah mundur setengah tergesa-gesa. Terlihat jelas dari kaca, di mana posisi kami berada di bawah.
[caption id="attachment_170874" align="aligncenter" width="300" caption="Mereka merekam aksi kami dari balik kaca atas"]
Sementara di tempat lain, turut membaur dengan suasana yang sangat berbeda dari apa yang kita duga-duga. Pak Dahlan Iskan yang menurut kabar berada dalam rombongan keperesidenan, turun langsung di tengah-tengah teman-teman BMI Hong Kong di Victoria Park ditemani beberapa orang staffnya. Sempat duduk dan ngobrol bersama teman-teman BMI di sebuah perpustakaan yang berada di bawah jembatan depan Indo Market di kawasan Causeway Bay – Hong Kong.
“Oh ya, tadi Pak Dahlan Iskan sempat kami pesenkan nasi pecel loh. Tapi karena nunggunya lama dan juga semakin banyak dikerubuti oleh teman-teman BMI cewek yang meminta foto bersama serta tanda tangan beliau di bukunya, beliau memilih untuk mengitari kawasan Victoria Park, melihat langsung kondisi teman-teman BMI”. Jelas Eko Poetra Patria. Salah satu BMI di Hong Kong.
[caption id="attachment_170875" align="aligncenter" width="300" caption="Pak Dahlan Iskan bersama Mas Eko di Victoria Park.Sosok KEPEMIMPINAN yang sangat dirindukan oleh BMI HK"]
Oh ya, sepulang saya dari liburan sekitar jam Sembilan malam, kemudian saya membuat status di Facebook; Ada kawan yang bertemu Pak Dahlan Iskan di Causeway Bay ya, tadi? Kira-kira apa yang disampaiakan kepada beliau ya? dan apa yang ditanyakan beliau ya? Sayang banget kan, kalau sekiranya hanya mau berfoto bareng saja?:) Kemudian teman facebook saya yang juga teman kompasianer mba Selsa Rengganis berkomentar.
>>>mb Ani, menurut berita yang aku dengar barusan di TV " TKI di Hongkong menolak bertemu dgn presidan SBY" bener ya..? xixixixixi
>>>mbaSelsa Rengganis. OMG. Berita fitnah mbak. Justeru Presiden SBY yang menolak untuk bertemu dengan BMI
>>>barusan di salah satu stasiun tv (sayang lupa TV apa) begitu mbak, makanya tadi sy bergumam rasain lo presiden gitu....
>>>tolong dicarikan linknya ya mbaSelsa Rengganis?
>>>mbakAni Ramdhanwah kayaknya nggak ada linknya tuh, soalnya berita itu hanya teleteks, mbakFera Nurainibarusan dah nungguin di dua stasiun berita itu namun rupnya sudah nggak lewat lagi teleteks yang menyatakan TKI hongkng menolak bertemu presiden...tapi daku tadi baca kok.....
Adakah teman-teman kompasianer yang kebetulan melihat siaran mengenai berita ini di Tv Indonesia? Benarkah berita yang diturunkan seperti itu? Kalaupun memang pemberitaan yang disebarluaskan oleh media di Indonesia adalah TKI HK yang menolak bertemu dengan Presiden SBY, itu adalah FITNAH. Berita yang memang sengaja dipelintirkan demi untuk sebuah pencitraan oleh mereka yang mempunyai kepentingan tertentu dalam sistem kekuasaan.
Ani--Seharusnya artikel ini publish tadi malam. Kesibukan Senin membuatnya agak telat :)
Hong Kong
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H