Mohon tunggu...
Ani Fitriany
Ani Fitriany Mohon Tunggu... Lainnya - Social Activist

Selama Hayat Dikandung Badan, Terus Berbuat Bergerak Berinovasi Dijalan Allah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Permasalahan Kesehatan Mental pada Wanita

4 Januari 2021   12:34 Diperbarui: 4 Januari 2021   12:39 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut Psychology Today, sejauh ini belum ada penelitian yang membuktikan gangguan mental lebih sering terjadi pada wanita.Gangguan mental itu sendiri banyak jenisnya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, gangguan mental terdiri dari berbagai masalah dengan gejala yang berbeda-beda.Namun, mereka umumnya dicirikan oleh beberapa kombinasi pemikiran abnormal, emosi, perilaku, dan hubungan dengan orang lain.Baik pria maupun wanita sama-sama berpotensi untuk alami gangguan mental

Menurut Dr Theresina Rina Yunita Jenis Permasalahan kesehatan mental yang biasa dialami wanita ialah :

1.Depresi

Depresi adalah gangguan kejiwaan yang membuat seseorang merasa sangat sedih hingga berada di titik terendahnya. Orang yang depresi sering merasa putus asa, kehilangan motivasi, dan tidak semangat menjalankan aktivitas sehari-hari. Menurut penelitian, wanita 75 persen lebih rentan mengalami depresi daripada priaSelain dipengaruhi oleh faktor hormonal, hal tersebut juga turut disebabkan oleh faktor lingkungan. Misalnya, tuntutan bahwa wanita bekerja juga harus menjadi ibu rumah tangga dan mengasuh anak di rumah. Depresi dapat bertambah buruk apabila tidak segera ditangani. Bahkan, tak jarang beberapa wanita merasa bahwa hidup sudah tidak ada gunanya lagi dan berujung dengan keinginan mengakhiri hidup.

2. Gangguan Cemas

Penelitian kembali mengatakan, wanita 60 persen lebih mungkin untuk mengalami kecemasan. Kondisi gangguan cemas sering ditemukan ketika wanita berusia 35--59 tahun. Menurut American Psychological Association's Journal of Abnormal Psychology, hal tersebut terjadi karena wanita cenderung memendam emosi yang dirasakan dibandingkan langsung meluapkannya.

Seseorang yang mengalami gangguan cemas akan mengalami gejala seperti khawatir berlebihan, gelisah, ketakutan, sulit berkonsentrasi dan berpikir jernih. Beberapa wanita juga menjadi sangat waspada serta sulit tertidur pada malam hari.

 3. Gangguan Stres Pascatrauma (PTSD)

PTSD merupakan gangguan jiwa yang dapat terjadi usai mengalami kejadian traumatis. Misalnya saja, setelah mengalami pelecehan seksual, perang, serangan teroris, atau kecelakaan berat.

Dibanding pria, wanita 10 persen lebih mungkin untuk mengalami gangguan stres pascatrauma atau PTSD (Post Traumatic Stress Disorder). Sebab, beberapa pemicu seperti pelecehan seksual, lebih banyak dialami oleh wanita.

Gangguan jiwa ini dapat membuat wanita sulit menjalani aktivitas normal di masyarakat. Antara lain, seperti kurangnya kebersihan pribadi, gangguan perilaku, gangguan ingatan, gangguan konsentrasi, serta gangguan kontrol impuls.

4. Baby Blues

Lebih dari 70 persen ibu yang baru melahirkan mengalami gangguan psikis berupa sindrom baby blues atau depresi pasca persalinan. Sindrom baby blues merupakan bentuk ringan perubahan mental yang dialami ibu baru melahirkan.Baby blues biasanya terjadi dalam beberapa hari hingga dua minggu setelah melahirkan. Kondisi ini disebabkan oleh perubahan drastis dari pola tidur atau aktivitas ibu setelah bayi lahir. Baby blues ditandai dengan rasa lelah, sedih yang tak jelas penyebabnya, serta stres. Meski ibu merasa lelah dan sedih, wanita yang mengalami sindrom ini masih bisa merawat anaknya dengan optimal. Jika tidak diatasi dengan baik, sindrom baby blues dapat berlanjut menjadi depresi postpartum.

5. Postpartum Depression

Postpartum depression sama seperti depresi, namun kondisi ini dapat muncul dari rentang waktu masa kehamilan hingga setahun setelah melahirkan. Tidak hanya menyerang ibu, depresi ini juga bisa dialami sang ayah ataupun orang tua adopsi yang tidak melahirkan. Satu dari tujuh populasi wanita di dunia ditemukan mengalami postpartum depression. Kondisi ini tentunya sangat mempengaruhi kesehatan mental ibu serta bayi yang dilahirkan. Ibu yang mengalami depresi akan kesulitan merawat dan menyusui bayinya. Wanita memang lebih rentan mengalami gangguan jiwa. Namun berita baiknya, keadaan ini bisa diatasi dengan beberapa cara sederhana. Misalnya, dengan meminta dukungan dari suami dan keluarga, istirahat sejenak dari hal yang memicu gangguan jiwa, melakukan hobi, cukup istirahat, serta selalu berpikiran positif. Wanita dianjurkan untuk selalu waspada dan menjaga kesehatan tubuh maupun pikirannya dengan saksama. Terapkan gaya hidup sehat sekarang jug dan berkonsultasilah kepada dokter atau psikiater jika merasa mengalami gejala yang merujuk kepada salah satu jenis gangguan jiwa di atas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun