Baik berarti tidak buruk, tidak jelek dan tentu saja bukan “error”, kalaupun “error” dimasukkan saja kedalam “ketidak baikan” maka itu artinya “error” bukanlah sebagai “PILIHAN”, beresss, solved.
So what getto loh ??!
Ya sudah, tinggalkan itu pembahasan yang “error”, karena “error” hanyalah milik admin Kompasiana….. ammpppyyyuuuuuuuuunnn den bagoes ngadimennnnn, huehuehue
Serempet “sikit” masalah kinerja, ahh….
Kalau masalah kinerja, tanyakan saja kepada Pak Jokowi yang ahlinya, karena menurut Pak Jokowi, kerja itu harus dicek, dikontrol, diawasi, dievaluasi, dimonitor, dan memiliki target.
Jadi kata Pak Jokowi kerja itu memerlukan itu semua, jangankan yang mega proyek, yang hanya proyek sederhana saja memerlukan itu semua, agar kinerjanya maksimal dan membuahkan hasil yang baik. Titik, cathet…
Istilah kerennya Pak Jokowi, jangan heran kalau saya mengunjungi proyek jalan tol di sumatra enam kali, karena...
jika saya mengunjungi proyek itu sebanyak enam kali, dan dapat bisikan-bisikan baik dari masyarakat dan pekerjanya, maka secara otomatis menterinya juga pasti akan mengunjungi minimal 12 kali, dan siklus berantainya maka dirjennya juga akan mengunjungi 24 kali, dst dst dst…..
Inilah kehebatannya Pak Jokowi, dan nggak usah dibandingin dengan Pak mantan (SBY) nanti malah mbuat “twitt” baru, kalau kasus hambalang itu bukan salah profesionalitas cek & kontrol, tapi itu murni karena kasus korupsi, wkwkwkwkwkwwkkkkk….. dagh mleber melebar kemana-mana dahhhhh…..
Dah tinggalkan yang “error” “error” “errorrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr”.
Mari kita main "Internet Reversi" saja.