Film menjadi produk seni sebagai sarana penyaji hiburan, dengan mempertontonkan berbagai jenis unsur penghuibur yang ditujukan kepada masyarakat. Selain sebagai produk hiburan, terdapat pula berbagai nilai kehidupan pada film, yang bisa saja ditujukan kepada para penontonnya, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Melalui berbagai adegan dalam film, para penonton mungkin akan menyadari terkait berbagai konsep dalam film, merupakan hasil kreasi dari berbagai pengalaman para pembuat filmnya di dunia nyata. Film merupakan karya yang terbentuk dari hasil pemikiran dan eksekusi beberapa pihak seperti sutradara, penulis skenario, dan juga seluruh kru yang turut membantu produksi dari suatu karya film.
Salah satu sasaran dalam pembuatan sebuah film yaitu, agar karya dan pesan dari film tersebut dapat ditonton dan diterima oleh khalayak luas. Khalayak dapat disebut juga sebagai penerima, target, pembaca, pendengar, pemirsa, audiens, atau decoder. Khalayak merupakan salah satu unsur proses komunikasi yang disajikan dalam sebuah media. Hubungan yang terjadi antara media dengan khalayak sangat menarik untuk dikaji dan menjadi topik pembahasan, karena akan terjadi pembahasan yang cukup luas apabila membahas tentang penerimaan khalayak terhadap media yang disajikan. Apalagi jika membahas jalan cerita sebuah film. Penerimaan ini juga akan mempengaruhi sisi psikologis penontonnya, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Gary Solomom, Ph.D., psikolog dari College of Southern Nevada mengungkapkan bahwa menonton film memiliki manfaat terapeutik yang biasa disebut sebagai sinematerapi bagi penontonnya. Sinematerapi atau cinematherapy adalah proses pemanfaatan film layar lebar atau televisi untuk tujuan terapi kesehatan. Menurut Gary, saat menonton film sendirian di rumah, seseorang bisa menangis, menjerit, dan merenung tanpa mengkhawatirkan pendapat dan penilaian orang lain. Film juga dapat membuat penontonnya untuk tenggelam dalam cerita dan menjadi satu dengan karakter, sehingga mendalami pesan yang terkandung dalam cerita suatu film tersebut. Hal ini dapat membantu proses terapi dan mendapatkan inspirasi positif untuk pengembangan diri.
Berbicara terkait pengembangan diri, tentunya tidak lepas dari faktor internal dan eksternal seseorang. Seseorang dapat berkembang atau tidak, bisa dilihat dari lingkungan dan siapa saja yang pernah atau sering berinteraksi dengannya. Salah satunya lingkungan yang sering berinteraksi dengan suatu individu, ialah keluarga. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat, terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul. Keluarga juga merupakan kelompok yang diharapkan dapat selalu selalu menerima kekurangan dan kelebihan orang-orang di dalamnya, juga baik dan buruknya anggota dalam keluarga tersebut. Garis besarnya ialah anggota keluarga tersebut selalu diarahkan dengan baik dan yang buruk diperbaiki tanpa harus menghakimi.
Salah satu film yang menyinggung tentang perkembangan diri dan keluarga adalah film yang berjudul Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini. Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini merupakan film bergenre drama yang cukup dapat menggoyahkan psikologi penontonnya. Menceritakan tentang kehidupan sehari-hari sebuah keluarga yang memiliki rahasia besar. Anggota keluarga tersebut yaitu Angkasa, Aurora, dan Awan, yang harus menghadapi trauma terbesar dalam keluarga mereka. Hal inilah yang menjadi alasan peneliti untuk membahas tentang penerimaan para penonton film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini. Alasan peneliti mengambil judul Resepsi Mahasiswa Psikologi Terhadap Pola Interaksi Dalam Keluarga dalam film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini, karena peneliti berkeyakinan belum ada penelitian yang mengangkat penelitian dengan objek material dan objek formal serupa. Peneliti juga tertarik dengan pandangan para mahasiswa psikologi dari beberapa institusi terkait pola interaksi dalam keluarga yang terdapat dalam film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini.
Encoding
Film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (2019) menceritakan tentang suatu keluarga yang terlihat baik-baik saja, namun ternyata terdapat suatu rahasia besar yang membuat keluarga ini menjadi kurang harmonis. Dari sebuah permasalahan besar, dapat berpotensi menimbulkan beberapa permasalahan kecil yang seharusnya dapat dihindari.Â
Decoding
Terdapat lima partisipan mahasiswa psikologi dari beberapa institusi berbeda yang berperan sebagai peserta diskusi, dalam Focus Group Discussion yang fokus membahas tentang penerimaan terhadap pola interaksi keluarga pada film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini.
Focus Group Discussion dilaksanakan pada 3 April 2022 (15:30 s/d 17.45). Terdapat 9 adegan yang menjadi topik bahasan pada diskusi, sekaligus sebagai bahan analisis penelitian. Adegan tersebut antara lain.
A. Penolakan Awan dalam mengikuti makan malam keluarga sebagai perayaan ulang tahun pernikahan orangtua.
B. Penolakan Awan terhadap tawaran bantuan ayahnya dan Aurora yang terlihat kurang bersemangat.
C. Interaksi emosional sang Ayah saat di rumah sakit terhadap Angkasa kecil pasca kecelakaan Awan.
D. Â Interaksi emosional sang Ayah terhadap Angkasa kecil pasca perkelahiannya dengan Rio, yang kemudian Angkasa lari pergi dari rumah.
E. Interaksi saudara kandung terhadap konser yang akan dihadiri oleh Angkasa dan Awan, namun Aurora menolak untuk turut menghadiri.
F. Interaksi sang Ayah dengan Awan dalam ruang pameran Aurora kemudian terdapat sedikit kegaduhan.
G. Konflik keluarga kemudian terdapat pengungkapan rahasia besar dalam keluarga oleh Angkasa.
H. Â Penjemputan Angkasa di apartemen kekasihnya oleh Ibu, Aurora, dan Awan.
I. Interaksi singkat keluarga dalam apartemen.
KESIMPULAN
Keluarga yang merupakan suatu ekosistem sosial terkecil namun seringkali diabaikan oleh beberapa kalangan. Tak dapat dipungkiri jika terdapat masalah dari yang kecil hingga yang besar dalam keluarga. Namun, hal ini tentu tidak boleh dianggap sepele, karena akan berdampak terhadap keharmonisan suatu keluarga. Interaksi dalam keluarga haruslah saling memahami, kemudian permasalahan juga harus segera dibahas secara transparan agar tidak adanya konflik berkepanjangan dalam keluarga.
Dari 9 adegan dalam film terkait pola interaksi keluarga dalam film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini yang didiskusikan dengan para mahasiswa psikologi, terdapat berbagai macam reaksi dan penerimaan. Mayoritas partisipan cenderung memahami sebab-akibat dari konflik yang dialami oleh para tokoh dari berbagai sudut pandang para tokoh.Â
Pada Sebagian besar bahasan terhadap adegan, terlihat kecenderungan para partisipan diskusi dalam keberpihakannya kepada posisi negosiasi. Dari sudut pandang mahasiswa psikologi, mereka dapat menerima pesan yang terkandung dari suatu adegan, namun mereka juga memberikan opini pribadi mereka terhadap interaksi dalam keluarga tersebut. Hal ini mereka harapkan dapat menjadi sebuah solusi terhadap suatu konflik.Â
Pada beberapa bagian, terdapat juga posisi dominan yang mana para partisipan dapat menerima dan memaklumi sepenuhnya pesan dari suatu adegan. Juga terkadang terdapat posisi oposisi dari suatu adegan yang dibahas. Hal ini karena mereka menolak sepenuhnya kejadian dan pesan yang terkandung dalam suatu adegan, karena menurutnya kurang sesuai untuk dilakukan.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H