Mohon tunggu...
Anhar Mashulhaq
Anhar Mashulhaq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa, Editor Film, Desainer Grafis

Mahasiswa semester 6 di ISI Surakarta, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Program Studi Film dan Televisi. Gemar berpikir terkait seni, sosial, dan budaya.

Selanjutnya

Tutup

Film

Resepsi Mahasiswa Psikologi terhadap Pola Interaksi dalam Keluarga pada Film ”Nanti Kita Cerita tentang Hari Ini”

9 Juni 2022   15:51 Diperbarui: 27 Juni 2022   05:15 866
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film menjadi produk seni sebagai sarana penyaji hiburan, dengan mempertontonkan berbagai jenis unsur penghuibur yang ditujukan kepada masyarakat. Selain sebagai produk hiburan, terdapat pula berbagai nilai kehidupan pada film, yang bisa saja ditujukan kepada para penontonnya, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Melalui berbagai adegan dalam film, para penonton mungkin akan menyadari terkait berbagai konsep dalam film, merupakan hasil kreasi dari berbagai pengalaman para pembuat filmnya di dunia nyata. Film merupakan karya yang terbentuk dari hasil pemikiran dan eksekusi beberapa pihak seperti sutradara, penulis skenario, dan juga seluruh kru yang turut membantu produksi dari suatu karya film.

Salah satu sasaran dalam pembuatan sebuah film yaitu, agar karya dan pesan dari film tersebut dapat ditonton dan diterima oleh khalayak luas. Khalayak dapat disebut juga sebagai penerima, target, pembaca, pendengar, pemirsa, audiens, atau decoder. Khalayak merupakan salah satu unsur proses komunikasi yang disajikan dalam sebuah media. Hubungan yang terjadi antara media dengan khalayak sangat menarik untuk dikaji dan menjadi topik pembahasan, karena akan terjadi pembahasan yang cukup luas apabila membahas tentang penerimaan khalayak terhadap media yang disajikan. Apalagi jika membahas jalan cerita sebuah film. Penerimaan ini juga akan mempengaruhi sisi psikologis penontonnya, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Gary Solomom, Ph.D., psikolog dari College of Southern Nevada mengungkapkan bahwa menonton film memiliki manfaat terapeutik yang biasa disebut sebagai sinematerapi bagi penontonnya. Sinematerapi atau cinematherapy adalah proses pemanfaatan film layar lebar atau televisi untuk tujuan terapi kesehatan. Menurut Gary, saat menonton film sendirian di rumah, seseorang bisa menangis, menjerit, dan merenung tanpa mengkhawatirkan pendapat dan penilaian orang lain. Film juga dapat membuat penontonnya untuk tenggelam dalam cerita dan menjadi satu dengan karakter, sehingga mendalami pesan yang terkandung dalam cerita suatu film tersebut. Hal ini dapat membantu proses terapi dan mendapatkan inspirasi positif untuk pengembangan diri.

Berbicara terkait pengembangan diri, tentunya tidak lepas dari faktor internal dan eksternal seseorang. Seseorang dapat berkembang atau tidak, bisa dilihat dari lingkungan dan siapa saja yang pernah atau sering berinteraksi dengannya. Salah satunya lingkungan yang sering berinteraksi dengan suatu individu, ialah keluarga. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat, terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul. Keluarga juga merupakan kelompok yang diharapkan dapat selalu selalu menerima kekurangan dan kelebihan orang-orang di dalamnya, juga baik dan buruknya anggota dalam keluarga tersebut. Garis besarnya ialah anggota keluarga tersebut selalu diarahkan dengan baik dan yang buruk diperbaiki tanpa harus menghakimi.

Salah satu film yang menyinggung tentang perkembangan diri dan keluarga adalah film yang berjudul Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini. Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini merupakan film bergenre drama yang cukup dapat menggoyahkan psikologi penontonnya. Menceritakan tentang kehidupan sehari-hari sebuah keluarga yang memiliki rahasia besar. Anggota keluarga tersebut yaitu Angkasa, Aurora, dan Awan, yang harus menghadapi trauma terbesar dalam keluarga mereka. Hal inilah yang menjadi alasan peneliti untuk membahas tentang penerimaan para penonton film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini. Alasan peneliti mengambil judul Resepsi Mahasiswa Psikologi Terhadap Pola Interaksi Dalam Keluarga dalam film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini, karena peneliti berkeyakinan belum ada penelitian yang mengangkat penelitian dengan objek material dan objek formal serupa. Peneliti juga tertarik dengan pandangan para mahasiswa psikologi dari beberapa institusi terkait pola interaksi dalam keluarga yang terdapat dalam film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini.

Encoding

Film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (2019) menceritakan tentang suatu keluarga yang terlihat baik-baik saja, namun ternyata terdapat suatu rahasia besar yang membuat keluarga ini menjadi kurang harmonis. Dari sebuah permasalahan besar, dapat berpotensi menimbulkan beberapa permasalahan kecil yang seharusnya dapat dihindari. 

Decoding

Terdapat lima partisipan mahasiswa psikologi dari beberapa institusi berbeda yang berperan sebagai peserta diskusi, dalam Focus Group Discussion yang fokus membahas tentang penerimaan terhadap pola interaksi keluarga pada film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini.

Focus Group Discussion dilaksanakan pada 3 April 2022 (15:30 s/d 17.45). Terdapat 9 adegan yang menjadi topik bahasan pada diskusi, sekaligus sebagai bahan analisis penelitian. Adegan tersebut antara lain.

scene-62b42a43a0cdf8294c1e9182.jpg
scene-62b42a43a0cdf8294c1e9182.jpg
Dari 9 topik bahasan tersebut, terdapat berbagai macam reaksi dan tanggapan responden, dapat dijabarkan sebagai berikut.

A. Penolakan Awan dalam mengikuti makan malam keluarga sebagai perayaan ulang tahun pernikahan orangtua.

hasil-a-62b42a707901697bad512522.jpg
hasil-a-62b42a707901697bad512522.jpg
Pada topik terkait adegan ini, Mayoritas partisipan berada pada posisi negosiasi. Para partisipan cenderung memaklumi keputusan Awan, namun sedikit menyayangkan karena seharusnya Awan bisa mengabari keluarganya lebih awal jika ada halangan untuk ikut makan bersama. Namun disini, Biellah berada pada posisi dominan, karena ia tidak mempermasalahkan sikap dari Awan.

B. Penolakan Awan terhadap tawaran bantuan ayahnya dan Aurora yang terlihat kurang bersemangat.

hasil-b-62b42ad7a0cdf83a403e6162.jpg
hasil-b-62b42ad7a0cdf83a403e6162.jpg
Terkait adegan ini, mayoritas partisipan berada pada posisi dominan. Mereka cukup memahami dan menerima kejadian dari adegan tersebut. Terkecuali Nurul yang sebenarnya cukup menerima pesan dari adegan tersebut, namun sedikit risih dengan respon Ayah yang sedikit memaksa dalam membantu Awan.

C. Interaksi emosional sang Ayah saat di rumah sakit terhadap Angkasa kecil pasca kecelakaan Awan.

hasil-c-62b42b22a0cdf83df6753c52.jpg
hasil-c-62b42b22a0cdf83df6753c52.jpg
Mengenai adegan ini, penerimaan dari partisipan cukup beragam. Atika berada pada posisi dominan, karena menerima pesan dari adegan dengan cukup baik, tanpa adanya sanggahan tentang adegan tersebut. Kemudian di posisi negosiasi, terdapat Sarah dan Sa’adah yang cukup menerima adegan tersebut, namun memberikan tanggapan terkait emosi dari Ayah. Lalu di posisi oposisi, terdapat Nurul dan Biellah yang cenderung menolak dan menyayangkan kejadian tersebut terjadi.

D.  Interaksi emosional sang Ayah terhadap Angkasa kecil pasca perkelahiannya dengan Rio, yang kemudian Angkasa lari pergi dari rumah.

hasil-d-62b42b50bb44863dd11acc93.jpg
hasil-d-62b42b50bb44863dd11acc93.jpg
Pada adegan ini, mayoritas partisipan berada pada posisi oposisi. Hal ini dikarenakan mereka menganggap tindakan Ayah memarahi Angkasa seharusnya dapat dihindari. Ada pula Atika yang cenderung fokus hanya menerima penyampaian pesan dari adegan ini, sehingga menempatkannya pada posisi dominan. Kemudian terdapat Biellah yang mengisi posisi negosiasi karena selain menerima pesan dari adegan tersebut, ia juga memberikan tanggapannya terkait konflik yang sedang terjadi.

E. Interaksi saudara kandung terhadap konser yang akan dihadiri oleh Angkasa dan Awan, namun Aurora menolak untuk turut menghadiri.

hasil-e-62b42b6f790169218b379952.jpg
hasil-e-62b42b6f790169218b379952.jpg
Mayoritas partisipan mengisi posisi dominan pada adegan ini. Hal ini dikarenakan para partisipan cukup memahami apa yang sedang terjadi, juga tidak menyalahkan siapapun. Namun Sarah mengisi posisi negosiasi karena selain ia menerima pesan dari adegan tersebut, ia juga berpendapat bahwa Aurora takut jika nantinya Ayah akan marah, karena Awan telah dilarang keluar dari rumah pasca kecelakaan.

F. Interaksi sang Ayah dengan Awan dalam ruang pameran Aurora kemudian terdapat sedikit kegaduhan.

hasil-f-62b42b93bb44865b736b6b12.jpg
hasil-f-62b42b93bb44865b736b6b12.jpg
Pada adegan ini, seluruh partisipan masuk ke kategori negosiasi. Karena selain menerima, mereka juga memiliki penafsiran tersendiri terkait adegan tersebut, yang mana menyatakan jika seharusnya konflik dalam adegan tersebut tidak terjadi.

G. Konflik keluarga kemudian terdapat pengungkapan rahasia besar dalam keluarga oleh Angkasa.

hasil-g-62b42bb67901696b302b05f5.jpg
hasil-g-62b42bb67901696b302b05f5.jpg
Terkait adegan dengan konflik terbesar dalam film Nanti Kita Cerita Tetnang Hari Ini, posisi negosiasi merupakan posisi yang paling banyak diisi oleh para peserta. Mereka mengutarakan penafsiran dari adegan ini terhadap psikologis para tokoh. Lalu ada juga Biellah yang berada pada posisi dominan karena ia cenderung menerima pesan dari adegan tersebut, tanpa adanya sanggahan pribadinya

H.  Penjemputan Angkasa di apartemen kekasihnya oleh Ibu, Aurora, dan Awan.

hasil-h-62b42becbb448665696a49d2.jpg
hasil-h-62b42becbb448665696a49d2.jpg
Pada adegan ini, mayoritas partisipan berada pada posisi dominan, karena mereka cukup memahami pesan dari adegan tersebut. Terdapat pula Nurul yang sedikit menyinggung terkait kondisi psikologis Angkasa.

I. Interaksi singkat keluarga dalam apartemen.

hasil-i-62b42c097901692ce91c3794.jpg
hasil-i-62b42c097901692ce91c3794.jpg
Kemudian pada adegan ini, Sarah dan Atika berada pada posisi dominan karena cukup dapat menerima pesan dari adegan tersebut. Sedangkan, Nurul dan Biellah selain menerima pesan dari adegan, mereka juga memberikan penafsiran terhadap kondisi psikis dari para tokoh.

KESIMPULAN

Keluarga yang merupakan suatu ekosistem sosial terkecil namun seringkali diabaikan oleh beberapa kalangan. Tak dapat dipungkiri jika terdapat masalah dari yang kecil hingga yang besar dalam keluarga. Namun, hal ini tentu tidak boleh dianggap sepele, karena akan berdampak terhadap keharmonisan suatu keluarga. Interaksi dalam keluarga haruslah saling memahami, kemudian permasalahan juga harus segera dibahas secara transparan agar tidak adanya konflik berkepanjangan dalam keluarga.

Dari 9 adegan dalam film terkait pola interaksi keluarga dalam film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini yang didiskusikan dengan para mahasiswa psikologi, terdapat berbagai macam reaksi dan penerimaan. Mayoritas partisipan cenderung memahami sebab-akibat dari konflik yang dialami oleh para tokoh dari berbagai sudut pandang para tokoh. 

Pada Sebagian besar bahasan terhadap adegan, terlihat kecenderungan para partisipan diskusi dalam keberpihakannya kepada posisi negosiasi. Dari sudut pandang mahasiswa psikologi, mereka dapat menerima pesan yang terkandung dari suatu adegan, namun mereka juga memberikan opini pribadi mereka terhadap interaksi dalam keluarga tersebut. Hal ini mereka harapkan dapat menjadi sebuah solusi terhadap suatu konflik. 

Pada beberapa bagian, terdapat juga posisi dominan yang mana para partisipan dapat menerima dan memaklumi sepenuhnya pesan dari suatu adegan. Juga terkadang terdapat posisi oposisi dari suatu adegan yang dibahas. Hal ini karena mereka menolak sepenuhnya kejadian dan pesan yang terkandung dalam suatu adegan, karena menurutnya kurang sesuai untuk dilakukan.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun