Sebelumnya juga rada aneh ketika mendengar berkali-kali di Media bahwa Antasari akan berjuang menemukan siapa yang telah mengkriminalisasi dirinya. Hal ini tidak sinkron dengan Grasi yang diterima. Logikanya kalau orang minta Grasi itu biasanya mengakui dirinya bersalah dan meminta keringanan hukuman. Jadi aneh juga ada orang yang sudah mengaku bersalah tetapi setelah diampuni langsung berbelok mengejar orang yang katanya yang bersalah.
Begitupun juga hadirnya Antasari Azhar di Debat Pilgub DKI yang lalu sudah menyiratkan satu hal. Sudah menceritakan bahwa sejak saat itu Antasari Azhar sudah berdiri dimana. Apalagi kabar berikutnya ada suara dari PDIP yang ingin mengusulkan Antasari Azhar menjadi Jaksa Agung.
Bagaimanapun juga peristiwa demi peristiwa itu ada benang merahnya. Sehingga mau disanggah apapun terlalu sulit untuk mengatakan “Tendangan Gledek” Antasari tidak berunsur Politis.
Tapi untuk itu biarlah menjadi urusan Antasari sendiri. Dia telah bermain api di usia senjanya. Pengalaman masa lalunya yang sering bermain api tidak menjadi pelajaran buatnya. Dan tidak tertutup kemungkinan akan ada aksi balasan dari pihak yang dirugikannya. Mungkin saja mereka akan berusaha membongkar rahasia-rahasia Antasari yang dulu. Itulah resikonya bila bermain api.
Disisi lain harus diakui bahwa turunnya elektabilitas AHY atau faktkor kalahnya AHY di pilgub DKI ini selain factor eksternal., ada juga factor internal baik pada kesalahan performa AHY sendiri maupun kesalahan SBY yang terkesan mengambil alih komando tim pemenangan.
AHY sebenarnya cukup berpeluang untuk sukses bila SBY membiarkannya berusaha sendiri. Masyarakat lebih suka AHY berjuang sendiri dengan kemampuannya daripada harus diatur oleh orang tuanya. Dan mundurnya AHY dari Militer itu sangat dikagumi masyarakat luas. Itu bukan keberanian yang sederhana. Butuh nyali besar. Tetapi bila itu adalah intruksi SBY maka hal seperti itu menjadi kurang berharga.
Kesalahan lain dari SBY dalam Pilgub DKI ini adalah terlalu banyak bicara. Terlalu mudah terpancing emosinya. Itu juga yang membuat swing voters AHY berpindah haluan.
Pilgub DKI babak pertama sudah usai. Diatas kertas melihat perbandingan suara antara Ahok dan Anies peluangnya lebih besar di Ahok. Perkiraan saya 10% suara milik AHY akan terbagi dua untuk Ahok dan Anies tetapi sekitar 6% nya dipastikan akan diterima Anies. (akan saya buat prediksinya untuk itu dalam waktu dekat).
Kehebohan yang dipastikan akan terjadi dalam beberapa hari ke depan kemungkinan besar adalah Gugatan berbagai pihak ke Mendagri karena telah mengaktifkan Ahok semakin membesar. Dan satu lagi mungkin akan ada serangan balik yang hebat dari Demokrat kepada Antasari.
Kita tunggu dan menyimak saja.
Begicuh.